Analisis: Malaysia Menang Berkat Kemampuan Membaca Permainan yang Baik

6 September 2019 17:41 WIB
Pesepak bola timnas Indonesia Andik Vermansah (kanan) berebut bola dengan pesepak bola timnas Malaysia saat pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2022 Grup G Zona Asia di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Kamis (5/9/2019). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
zoom-in-whitePerbesar
Pesepak bola timnas Indonesia Andik Vermansah (kanan) berebut bola dengan pesepak bola timnas Malaysia saat pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2022 Grup G Zona Asia di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Kamis (5/9/2019). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
ADVERTISEMENT
Malaysia punya keunggulan yang beberapa tahun terakhir kerap mereka tunjukkan. Itu adalah kemampuan beradaptasi dengan kondisi permainan di lapangan. Menghadapi Timnas Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Kamis (5/9/2019) malam WIB, hal tersebutlah yang mereka pertontonkan.
ADVERTISEMENT
Jauh sebelum laga pelatih Malaysia, Tan Cheng Hoe, berulang kali menegaskan bahwa ia tak tahu Indonesia bakal bermain seperti apa. Banyaknya perubahan di skuat Garuda menjadi sebab. Ditambah, Indonesia kini diotaki oleh Simon McMenemy.
Sosok asal Skotlandia itu dinilai Cheng Hoe sebagai pelatih yang sukar dibaca taktiknya. Kata dia, McMenemy punya kebiasaan mengubah-ubah strategi pada tiap pertandingan.
Cheng Hoe pun memprediksi timnya bakal kesulitan akibat hal tersebut. Pada babak pertama, itu benar-benar terjadi. Perkataannya soal McMenemy yang tak punya satu pakem taktik terbukti benar.
McMenemy menurunkan skema 4-2-3-1 pada pertandingan itu. Dalam tiga uji tanding sebelumnya formasi tersebut tak pernah ia gunakan sejak awal. Saat melawan Myanmar dan Yordania, ia menggunakan 3-4-3. Sedangkan, 4-4-2 diterapkan tatkala menghadapi Vanuatu.
ADVERTISEMENT
Pelatih Tim Nasional Simon McMenemy mengawasi latihan. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Formasi itu lantas langsung merepotkan Malaysia sejak awal pertandingan. Terlebih, Indonesia bermain sangat kesetanan. Tiap kali mendapat bola, Evan Dimas dan kolega dengan cepat mengalirkannya ke depan, terutama ke kedua sisi sayap. kumparanBOLA pun mencatat ada tiga peluang berbahaya yang mereka dapat sebelum akhirnya mencetak gol via kaki Alberto Goncalves pada menit ke-12.
Termasuk gol tersebut, peluang yang terjadi tercipta berkat adanya jarak lebar di pertahanan Malaysia. Ucapan McMenemy pada jumpa pers seusai laga mengafirmasi hal tersebut.
Adapun, Saddil Ramdhani dan Andik Vermansah adalah dua sosok yang paling sering memanfaatkannya lewat umpan daerah dan terobosan. Lebih lanjut, hampir semuanya berujung bahaya bagi pertahanan lawan.
Namun, di sinilah masalahnya. Seringnya Indonesia mendapat kesempatan melalui cara itu seakan membuat para pemain tak punya alternatif lain.
ADVERTISEMENT
Pesepak bola timnas Indonesia Alberto Goncalves (kiri) berebut bola dengan pesepak bola timnas Malaysia saat pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2022 Grup G Zona Asia di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Kamis (5/9/2019). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Tak banyak, misalnya, crossing berbahaya dari kedua sisi sayap, terutama dari kedua wing-back yang memang terhitung jarang naik ke depan. Padahal, jarak lebar itu dapat pula dimanfaatkan lewat cara ini. Apalagi, Beto dan terkadang Stefano Lilipaly beberapa kali berada pada posisi tak terkawal.
Di sisi lain, Malaysia sudah mulai bisa mengatasi pola penyerangan Indonesia tadi. Caranya adalah dengan menurunkan garis pertahanan sekaligus terus menggiring Saddil untuk selalu berada di tepi. Hal kedua mereka lakukan sebab sosok ini kerap melakukan gerakan cutting inside yang diakhiri dengan umpan-umpan terobosan. Gol Beto tadi berawal dari cara ini.
Mulai matinya serangan Indonesia lantas membuat Malaysia bisa lebih fokus merancang serangan untuk menyamakan kedudukan. Seiring dengan itu, gaya permainan Malaysia berubah. Barangkali karena sudah tahu pendekatan Indonesia, mereka tak lagi menahan diri.
ADVERTISEMENT
Ditambah pula, mereka sudah menemukan celah di lini pertahanan Indonesia. Ini terkait keberadaan dua pivot Indonesia, Evan Dimas dan Zulfiandi, yang mulai kerap bermain terlalu tinggi. Keduanya tampak terpancing untuk naik akibat dari garis pertahanan Malaysia yang menurun tadi.
Celah tersebut dibaca dengan sangat baik oleh pelatih Malaysia. Ia pun memasukkan Mohammadou Sumareh, seorang pemain naturalisasi, yang punya kecepatan luar biasa.
Mohamadou Sumareh membuat dua gol untuk Malaysia. Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Tak lama setelah masuk, tepatnya menit ke-36, sosok ini lantas mencetak gol. Gol tersebut tercipta berkat keberadaan Zulfiandi dan Evan yang terlalu jauh dari lini pertahanan. Di sisi lain, Yustinus Pae, bek sayap kanan Indonesia, sedikit salah posisi yang pada akhirnya mampu dimanfaatkan oleh Sumareh.
Indonesia sendiri memang mampu kembali unggul dua menit berselang. Beto lagi-lagi menjadi aktornya. Namun, itu seakan tak masalah buat Malaysia karena mereka sudah tahu mesti berbuat apa pada babak kedua.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, keinginan Malaysia tampak tak bisa terlaksana dengan lancar. Mulai matinya Saddil dan Zulfiandi yang kerap terpancing tak lagi jadi keuntungan.
Sebab, keduanya ditarik keluar tak lama setelah babak kedua bergulir. Khusus nama pertama, McMenemy sempat memindahkannya ke sisi kiri --bertukar dengan Andik, tetapi masih tak efektif.
Adapun, pengganti keduanya sendiri adalah Irfan Jaya untuk Saddil dan Rizky Pellu untuk Zulfiandi. Pada awal-awal ketika keduanya masuk, keberadaan mereka terasa amat positif.
Pesepak bola timnas Indonesia Evan Dimas (Kiri) saat menggiring bola ke arah gawang Malaysia saat pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2022 Grup G Zona Asia di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Kamis (5/9/2019). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Irfan yang punya gaya main beda dengan Saddil lebih banyak melepaskan crossing. Ini menambah alternatif menyerang Indonesia.
Sementara itu, Pellu yang bertipe 'penghancur' cukup efektif untuk meredam lini tengah Malaysia. Sayangnya, ia tak punya kemampuan mengontrol lini tengah sekaligus mengalirkan bola dengan baik. Evan pun seakan bekerja sendirian karena hal ini.
ADVERTISEMENT
Malaysia, yang kembali kesulitan, menyadari hal tersebut. Mereka lagi-lagi mengubah pendekatan bermain. Kali ini, garis pertahanan mereka kembali menaik dengan tujuan menguasai lini tengah.
Inilah yang menjadi awal dari malapetaka bagi 'Garuda'. Seiring dengan itu, Pellu seakan benar-benar menjadi sosok yang sama sekali tak berguna.
Dikuasainya lini tengah membuat Malaysia bisa lebih leluasa merancang serangan. Berbagai alternatif mereka coba. Salah satunya adalah dengan menempatkan Sumareh, yang sebelumnya di sisi kiri, menjadi lebih banyak bergerak di area kanan.
Selebrasi timnas Malaysia usai mencetak gol ke gawang timnas Indonesia pada laga perdana Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Cara ini cukup efektif sebab Ricky Fajrin yang berada di sisi tersebut kerap kalah adu lari dengan Sumareh. Dalam tiap kesempatan berduel, Sumareh hampir selalu unggul atas Fajrin. Hampir pada tiap kesempatan pula, pemain naturalisasi itu mengakhirinya dengan sebuah crossing.
ADVERTISEMENT
Lewat crossing yang berulang itu, Malaysia menemukan celah. Cara inilah yang pada akhirnya terus digunakan. Seiring dengan menit yang terus bertambah, bukan saja Sumareh yang mencecar sisi Fajrin. Namun, juga para pemain lain, sampai akhirnya gawang Indonesia bobol lewat cara itu pada menit 66.
Selepas gol, Malaysia terus mengincar serangan lewat sisi yang dikawal Fajrin. McMenemy tahu itu. Ia pun menarik keluar pemain Bali United tersebut dan diganti oleh Ruben Sanadi.
Sayangnya, masalah pertahanan Indonesia tak sesederhana Fajrin yang tak bisa menghentikan lawan untuk melakukan crossing. Namun, lebih dari itu. Misal, tenaga yang perlahan habis serta ketidakmampuan mengantisipasi crossing lawan. Pada akhirnya, mereka pun tetap bobol lewat cara tersebut.
Ya, Indonesia kalah 2-3, dan kemampuan Malaysia membaca keadaan adalah penyebab utamanya.
ADVERTISEMENT