Antara Jesus dan Firmino: Siapa 'Nomor 9' yang Pas untuk Brasil?

4 Juni 2018 15:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selebrasi gol pemain Timnas Brasil (Foto: Andrew Yates/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi gol pemain Timnas Brasil (Foto: Andrew Yates/Reuters)
ADVERTISEMENT
Uji tanding internasional perdana dilewati Brasil dengan istimewa. Bersua Kroasia, Minggu (3/6/2018) malam WIB, 'Tim Samba' meraih kemenangan usai menutup laga dengan skor 2-0, lewat gol dari Neymar (69') dan Roberto Firmino (90').
ADVERTISEMENT
Gol yang diciptakan oleh Firmino membuat pelatih Brasil, Tite, pusing. Jika gol yang diciptakan oleh Neymar menjadi bukti bahwa ia telah siap menjadi tumpuan Brasil di Piala Dunia 2018, tidak halnya dengan gol Firmino.
Lewat gol itu, Firmino membuktikan bahwa ia layak dipanggil Tite ke Piala Dunia 2018. Lewat gol tersebut pula, ia mencoba memantaskan diri untuk menjadi penyerang utama Brasil di Piala Dunia 2018.
Namun demikian, rencana tersebut tak beriringan dengan keputusan Tite. Sejak beberapa waktu yang lalu, yang ada di kepalanya soal lini depan Brasil: Gabriel Jesus sebagai pemain inti, sedangkan Firmino menjadi cadangan.
Lantas, apakah keputusan Tite untuk mengorbankan Firmino demi memberi kesempatan Jesus, benar?
Lini Depan Brasil di Laga Uji Coba
ADVERTISEMENT
Dari 23 pemain yang dipanggil oleh Tite untuk Piala Dunia 2018, ada dua pemain yang dipersiapkan untuk menjadi penyerang tengah: Gabriel Jesus dan Roberto Firmino. Dari kedua nama tersebut, Jesus dipilih untuk tampil sebagai starter dalam laga melawan Kroasia.
Tite memulai laga melawan Kroasia dengan pakem 4-3-3. Selain Jesus, ia menurunkan Willian Borges dan Philippe Coutinho di lini depan. Keduanya dimainkan sebagai penyerang sayap dan ditugaskan untuk mengirimkan banyak bola ke kotak penalti Kroasia.
Peran yang diberikan kepada Willian dan Coutinho seakan menunjukkan bahwa Jesus dimainkan Tite sebagai penyerang tengah murni. Tugasnya hanya mencetak gol ke gawang lawan. Tidak lebih dari itu.
Lewat peran tersebut, Jesus selalu diperintah untuk berada di pertahanan lawan. Ia diharapkan untuk selalu siap menerima umpan terobosan yang bisa tiba-tiba dilepaskan oleh mayoritas pemain Brasil.
ADVERTISEMENT
Masalahnya, pilihan untuk menggunakan pakem ini tak berjalan mulus. Kemampuan pemain Kroasia memotong bola sebelum mengarah kepada Jesus membuatnya minim mendapatkan peluang. Enam puluh menit berada di atas lapangan, Jesus gagal memberikan permainan terbaiknya.
Hal berbeda ditunjukkan oleh Firmino saat masuk di menit ke-60. Kemampuannya mencari ruang memudahkannya untuk mendapatkan peluang dalam tempo singkat. Tiga peluang bahkan ia hasilkan meski belum 10 menit berada di atas lapangan.
Meski bermain sebagai penyerang tengah, Firmino diberi tugas untuk bermain lebih dalam. Ia diharuskan untuk selalu bergerak beriringan dengan Coutinho, Willian, dan Neymar—yang masuk menggantikan Fernandinho di babak kedua.
Perubahan tersebut manjur. Diawali oleh pergerakan Firmino kala menekan lawan, Kroasia sulit mengembangkan permainan. Ditambah kemampuan pemain 26 tahun ini membuka ruang, Selecao akhirnya mencetak dua gol kemenangan.
ADVERTISEMENT
Mencari Tipe Penyerang yang Tepat untuk Brasil
Baik Gabriel Jesus maupun Roberto Firmino punya kekurangan dan kelebihan. Nah, sekarang, tinggal bagaimana Tite memanfaatkan kemampuan dua pemain tersebut untuk mencetak gol.
Untuk memaksimalkan Jesus di lini depan, Tite perlu memainkan dua penyerang sayap dengan kemampuan lengkap. Jika ingin eks pemain Palmeiras tersebut lebih baik, bolehlah Tite menurunkan gelandang tengah yang memiliki atribut ofensif tinggi.
Sebagai seorang penyerang tengah, Jesus punya kemampuan yang komplet. Ia punya kemampuan dan keberanian untuk berduel dengan bek lawan. Ia juga piawai mencari ruang kosong dan mencetak gol lewat banyak cara.
Buruknya, Jesus tak punya atribut bertahan yang apik. Ia tak layak untuk dimainkan apabila Tite menginstruksikannya untuk menunggu di pertahanan lawan. Ia juga tak pantas diberi kepercayaan saat mereka menggunakan pressing sebagai cara kala tidak membawa bola.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan Jesus, Firmino ahli di bidang itu. Dalam sebuah wawancara, ia bahkan memuji pemain Liverpool tersebut dengan menyebutnya, ”Bagus saat memberi tekanan untuk lawan.”
Firmino juga berbeda peran dengan Jesus. Sebagai pemain yang sering berperan sebagai false nine, kemampuan Firmino lebih banyak difungsikan untuk tim, termasuk menciptakan ruang agar rekan-rekannya punya kesempatan mencetak gol.
Bicara soal atribut, Firmino juga kebalikan dari Jesus. Meski demikian, bicara soal kemampuan mencari bola, mengkreasi serangan, mengirimkan umpan terobosan kepada teman, hingga membaca pergerakan lawan, ia jauh lebih baik.
Karakteristik Jesus dan Firmino yang berbeda tentu menguntungkan Tite. Sekarang tergantung kepadanya, bagaimana ia memanfaatkan dua pemain ini sebagai dua mata pisau yang sama tajam dan berbahayanya.
ADVERTISEMENT