Antara Maradona, Dorados, dan Narkotika

9 September 2018 20:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Maradona dukung VAR diterapkan. (Foto: Laurence Griffiths/Getty Images)
zoom-in-whitePerbesar
Maradona dukung VAR diterapkan. (Foto: Laurence Griffiths/Getty Images)
ADVERTISEMENT
Diego Maradona kembali Meksiko, tempat dia menampakkan 'Tangan Tuhan' 32 tahun silam. Kali ini tangan gaibnya bukan untuk mengoyak jala lawan, melainkan menuntun klub kontestan Divisi Dua Liga Meksiko.
ADVERTISEMENT
Klub beruntung itu bernama Dorados de Sinaloa. Mereka memecat Francisco Gamez setelah gagal menghadirkan kemenangan sejak musim bergulir. Alhasil, kini Dorados terdampar di peringkat 13 dari total 15 kontestan.
Kepada ESPN, Jorge Alberto Hank Inzunza selaku Presiden Dorados mengungkapkan, Maradona akan memimpin timnya hingga musim depan. Sementara Maradona yang berjanji akan memberikan usaha penuh untuk Dorados, menegaskan bahwa dia tetap membutuhkan batuan dari segenap anggota tim.
"Hal pertama yang akan saya katakan (kepada para pemain) bahwa misi saya adalah promosi ke divisi pertama, tetapi Anda tidak naik tanpa melakukan pengorbanan," kata Maradona seperti dilansir ESPN.
Dorados tak sementereng Chivas Guadalajara atau Club America, dua klub penguasa Meksiko. Tim yang bermarkas di Estadio Banorte itu jauh dari ingar-bingar gelar. Satu-satunya hal yang bisa diingat dari Dorados, ya, kala sempat diperkuat Pep Guardiola di pengujung kariernya.
ADVERTISEMENT
Liga MX (Divisi Utama Liga Meksiko) bukan sahabat karib Dorados. Mereka bahkan sempat absen delapan musim sebelum akhirnya promosi tiga tahun silam. Sayang, esksistensi Dorados tak bertahan lama. Mereka terdemosi ke divisi kedua semusim berselang karena finis sebagai juru kunci.
"Saya selalu menyukai sepakbola Meksiko. Sekarang saya di sini dan saya pikir itu yang paling penting," kata Maradona.
Maradona terlihat girang saat banyak orang menyambut kedatangannya di bandara. Wajahnya tersenyum dengan balutan syal dan topi berlogo Dorados. Kebahagiaan yang juga menerpa penjaga gawang Dorados, Gaspar Servio. Kiper berpaspor Argentina itu mengungkapkan kebanggaannya bisa dilatih oleh Maradona.
"Itu (Maradona) adalah salah satu idola terbesar sepanjang masa dan kini kami memilikinya, sebuah kebanggaan bagi kami," kata Servio kepada TyC Sports.
ADVERTISEMENT
Well, kiprah Maradona di lapangan hijau memang tak perlu diragukan lagi. Mempersembahkan trofi Copa del Rey dan Copa de la Liga untuk Barcelona plus lima titel bersama Napoli, termasuk dua Scudetto di dalamnya. Puncaknya adalah trofi Piala Dunia yang diboyongnya dengan Argentina pada Piala Dunia 1986.
Sebaliknya, Maradona selalu kacau saat berdiri di luar lapangan. Argentina yang dipimpinnya pernah nyaris gagal menembus Piala Dunia 2010. 'Tim Tango' dipermalukan Bolivia 1-6 di babak kaulifikasi. Beruntung, Juan Roman Riquelme dan kawan-kawan finis di peringkat keempat dan meraih tiket langsung ke Afrika Selatan. Meski akhirnya langkah mereka terhenti di perempat final saat dilibas Jerman 0-4.
Maradona kemudian melancong ke Uni Emirat Arab (UEA) untuk membesut Al Wasl FC 2011. Usia kepelatihannya tak berjalan lama, karena kontraknya diputus setahun berselang. Setelah pulang ke Argentina dan membantu Deportivo Riestra sebagai staf pelatih, Maradona kembali mencoba peruntungannya mengarsiteki klub UEA untuk kedua kalinya, kali ini giliran Fujairah. Hasilnya tak jauh berbeda, Maradona angkat kaki karena gagal membawa klub divisi dua itu promosi.
ADVERTISEMENT
Maradona setelah dilepas Sevilla. (Foto: AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Maradona setelah dilepas Sevilla. (Foto: AFP)
Terlepas dari tuah apa yang akan Maradona berikan nanti, pilihan untuk menukangi klub divisi dua Meksiko memang terbilang absurd. Bahkan, Maradona dicurigai memiliki motif tesendiri untuk memilih Dorados sebagai pelabuhan anyarnya. Dorados yang terletak di Sinaloa, pesisir pantai Pasifik Meksiko, terkenal sebagai markas gembong kartel narkoba bernama Joaquin “El Chapo” Guzman.
Dalam perspektif demikian, Dorados menjadi pilihan ideal mengingat narkotika pernah punya hubungan mesra dengan Maradona. Semasa bermain, pria berusia 57 tahun itu pernah diganjar larangan bermain karena tersangkut doping. Belum lagi dengan kokain dan alkohol yang lekat dengan hidupnya.