Apa pun yang Terjadi, Aguero Selalu Bisa Diandalkan

6 Agustus 2018 17:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aguero, tak tergantikan. (Foto: Filippo Monteforte/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Aguero, tak tergantikan. (Foto: Filippo Monteforte/AFP)
ADVERTISEMENT
Jantung sekitar 47.000 penonton yang memenuhi Stadion Etihad berdebar kencang. Pada laga yang dihelat 13 Mei 2012 itu, Manchester City harus memetik kemenangan dari Queens Park Rangers (QPR) demi mengalahkan Manchester United dalam perburuan titel Premier League.
ADVERTISEMENT
Harusnya itu jadi perkara yang mudah, sebab klub asal London tersebut cuma nangkring satu strip di atas zona degradasi. Terlebih City sukses mempermalukan QPR 3-2 pada perjumpaan pertama di Stadion Loftus Road.
Kami mengatakan 'harusnya' karena kenyataan di Etihad waktu itu berbicara lain. Hingga menit 90+2 City masih bermain imbang 2-2. Sementara di tempat yang lainnya, United dipastikan meraih poin penuh setelah unggul 1-0 atas Sunderland.
Saat itulah pahlawan City muncul; Sergio Leonel Aguero namanya. Usai menerima umpan Mario Balotelli, dia melewati Taye Taiwo lalu menceploskan bola ke arah tiang dekat gawang yang dijaga Paddy Kenny.
City pun menjadi juara Premier League. Tak hanya dramatis, tapi juga spesial karena menjadi titel juara Liga Inggris pertama The Citizens dalam 44 tahun terakhir. Dan makin menjadi, karena United yang berhasil mereka enyahkan dari perburuan trofi Premier League musim 2011/2012 tersebut.
ADVERTISEMENT
Sergio Leonel Aguero atau yang lebih akrab dipanggil Sergio Aguero, bukan sekali itu saja jadi penyelamat City. Memang pemain berusia 30 tahun itu tak memungkiri jika golnya ke gawang QPR tersebut menjadi yang paling berkesan sejauh ini. Namun, sekali lagi, bukan sekali itu saja Aguero melesakkan gol vital.
Di musim 2012/2013, misalnya, Aguero jadi penentu kemenangan City di Derbi Manchester lewat golnya di menit 70. Lewat maginya pula Vincent Company dan kawan-kawan melaju ke partai puncak Piala FA kala menyingkirkan Chelsea di semifinal.
Yang terbaru adalah keberhasilan Aguero membantu City mengangkat trofi Communty Shield, Minggu (5/8/2018). Dua golnya ke gawang Willy Caballero menutup kemenangan timnya atas Chelsea 2-0.
ADVERTISEMENT
City merayakan gelar juara Premier League. (Foto: REUTERS/Phil Noble)
zoom-in-whitePerbesar
City merayakan gelar juara Premier League. (Foto: REUTERS/Phil Noble)
Aguero didatangkan dengan mahar 40 juta poundsterling di awal musim 2011/2012. Adalah penampilan ciamiknya bersasma Atletico Madrid yang membuat City kepincut.
Pasalnya, sudah 20 gol yang diproduksi Aguero untuk Los Colchoneros di La Liga. Mantan penggawa Independiente itu juga berhasil membantu Atletico menyabet titel Liga Europa 2009/2010 dan Piala Super Eropa 2010.
Ketajamannya bersama City berajalan instan. Total 23 gol berhasil dibukukannya pada musim perdananya di Premier League, 3 gol lebih banyak dibanding torehan terakhirnya dengan Atletico.
Hingga saat ini Aguero mengukir rata-rata 20,4 gol per musimnya. Padahal, City telah berganti paling tidak empat manajer sejak kedatangan Aguero: Roberto Mancini, Brian Kidd, Mauel Pellegrini, dan Pep Guardiola. Ini cukup merepresantasikan eksistensinya sebagai rekrutan tersukses City.
ADVERTISEMENT
Tengok saja rekan seangkatan Aguero yang direkrut di jendela transfer awal musim 2011/2012: Gael Clichy, Stefan Savic, Samir Nasri, Owen Hargreaves, dan Costel Pantilimon, semuanya sudah tidak berada di klub. Mereka pergi, Aguero abadi.
Eksistensi Aguero juga terjabarkan dengan seringnya pilar-pilar lawas City tertepikan belakangan ini. Joe Hart, yang telah bergabung dengan City sejak 2006, tak lagi jadi pilihan utama. Sementara itu, jam terbang Vincent Kompany juga sudah mulai terkikis lantaran sering cedera. Boleh jadi, hanya David Silva satu-satunya pilar lama di klub selain Aguero yang masih aktif.
Yang membuat Aguero spesial adalah konsistensinya dalam mencetak gol. Kelebihannya itu tak mampu digeser oleh muka-muka baru yang didatangkan City, bahkan hingga saat ini. Darah muda macam Raheem Sterling, Leroy Sane, dan Gabriel Jesus nyatanya juga tak mampu menggeser pos penyerang utama milik Aguero.
ADVERTISEMENT
Sergio Aguero dan Bernado Silva merayakan gol ke gawang Chelsea. (Foto: REUTERS/Toby Melville)
zoom-in-whitePerbesar
Sergio Aguero dan Bernado Silva merayakan gol ke gawang Chelsea. (Foto: REUTERS/Toby Melville)
Bukan rahasia lagi jika Guardiola menginginkan figur penyerang yang cair, mampu memprakarsai peluang serta bermain melebar. Kecepatan, kemampuan dribel, dan ketajaman adalah kombinasi mahal untuk memenuhu kriteria penyerang favorit Guardiola. Dan Aguero, terbukti mampu mengemban tugas tersebut.
Aguero bukan tanpa kompetitor. Jesus, yang didatangkan pada 2017, adalah pemain yang diproyeksikan sebagai suksesornya. Kehadiran pemuda asal Brasil itulah yang membuat durasi penampilan Aguero menurun.
Buktinya dia hanya diturunkan 25 kali di pentas Premier League, atau cuma mencatatkan berdurasi 1.969 menit selama musim 2017/18. Bandingkan dengan kiprahya di 2016/17, di mana Jesus datang pada pertengahan musim, yang membukukan 2.407 menit dari 31 pertandingan.
ADVERTISEMENT
Namun, minimnya jam terbang bukanlah penghalang. Jumlah 21 gol jadi jawaban Aguero atas ketajamannya, atau dia hanya butuh 93,7 menit untuk mencetak satu gol. Bandingkan dengan Jesus yang harus melalui 128,6 menit untuk mencetak satu angka. Pembuktian Aguero masih menjadi pahlawan dan andalan City, tak berbeda dengan tujuh tahun tak silam.
Waktu silih berganti, rezim serta para pemain datang dan pergi. Namun, Aguero masih dan akan tetap berada di hati City.