Apa yang Kurang dari Manchester United Menurut Paul Scholes?

17 Oktober 2018 23:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Manchester United gagal menang lagi. (Foto: Reuters/Andrew Yates)
zoom-in-whitePerbesar
Manchester United gagal menang lagi. (Foto: Reuters/Andrew Yates)
ADVERTISEMENT
Paul Scholes bicara panjang lebar kepada Andy Mitten sembari menyeruput kopi pada sebuah pagi di Manchester. Ia curhat banyak, mulai dari pengalaman pertamanya menonton Manchester United sampai keluh-kesahnya soal satu-satunya klub yang pernah ia bela tersebut.
ADVERTISEMENT
United memang amburadul. Sudah inkonsisten di atas lapangan, pembicaraan seputar mereka melulu soal cekcok Jose Mourinho dengan, well, kalau tidak pemainnya sendiri, ya, dengan pers. Si ‘Iblis Merah’ pun berubah menjadi sirkus media.
Scholes, yang menghabiskan sekitar 19 musim untuk United, gerah bukan main melihat situasi di dalam tim. Sudah berulang kali ia mengkritik siapa pun yang tingkah atau penampilannya bikin dia geleng-geleng kepala —mulai dari Paul Pogba sampai Mourinho sendiri.
“Saya enggak pernah pura-pura. Saya enggak jago menyembunyikan perasaan,” ujar Scholes kepada Mitten.
Pembicaraan cukup panjang itu diunggah Mitten di ESPNFC. Scholes sungguh-sungguh tak habis pikir apa yang salah dengan mantan timnya itu. Entah siapa pun yang dibeli, tak peduli sebagus apa pun dia, pasti jadi medioker di United.
ADVERTISEMENT
“United bisa beli (Lionel) Messi sekali pun, tapi kayaknya dia bakal jadi jelek di sini,” kata Scholes.
Lalu, apa, sih, yang salah dari United menurut Scholes? Tanpa tedeng aling-aling, ia membeberkan tipikal pemain yang kurang di skuat yang sesungguhnya tidak jelek-jelek amat itu.
“(United kekurangan) pemain yang bisa menghubungkan lini tengah dan lini depan,” ucap The Ginger Prince, yang lantas ditanggapi Mitten dengan pertanyaan lain: Seorang pemain seperti Luka Modric?
“Ya, pemain yang bisa jadi penghubung dan yang bisa ngontrol lini tengah. Beda, lho. Si penghubung harus punya kualitas operan yang bagus dan bisa mengkreasikan peluang,” jawab Scholes.
Ketika ditanya apakah United butuh pemain seperti dirinya dulu, Scholes sedikit mengelak. Ia kemudian menyebut beberapa nama.
ADVERTISEMENT
“Saya pernah memainkan peran itu. Tapi, saya pikir, (United lebih butuh) pemain seperti (Kevin) De Bruyne, (Eden) Hazard, atau David Silva. Kami punya Jesse (Lingard) yang, ketika sedang bagus-bagusnya, bisa jadi pemain seperti itu. Tapi, kita enggak pernah tahu apa posisi terbaiknya.”
Paul Scholes dipeluk rekan setimnya, Gary Neville, usai mencetak gol ke gawang Aston Villa. (Foto: Stu Forster/Getty Images)
zoom-in-whitePerbesar
Paul Scholes dipeluk rekan setimnya, Gary Neville, usai mencetak gol ke gawang Aston Villa. (Foto: Stu Forster/Getty Images)
“Juan Mata juga pemain seperti itu, tapi manajer memainkannya di sisi kanan. Padahal, kakinya enggak kuat untuk main di posisi itu. Saya pernah dimainkan sebagai sayap, dan saya betul-betul sebal. Pemain seperti kami pasti ingin terlibat di tengah lapangan, di mana kecepatan enggak vital-vital amat,” kata Scholes.
“Sisa skuat lainnya oke, kok. (Anthony) Martial dan (Marcus) Rashford adalah dua pemain bertalenta. Mereka cuma perlu mengasah kepercayaan diri dan… Seram rasanya membayangkan kalau ada pemain bertalenta malah dijual dan tampil bagus buat klub lain. Kok, ya, saya bisa melihat itu di Martial.”
ADVERTISEMENT
United akan kembali berlaga di Premier League akhir pekan ini, Sabtu (20/10/2018) malam pukul 18:30 WIB. Masalanya, lawannya tidak mudah: Chelsea. Sudah begitu, The Blues akan bertindak sebagai tuan rumah. Bisa dapat tiga poin, United?