Apakah PSG Benar-benar Membutuhkan Gelandang Anyar?

19 Desember 2017 21:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelatih PSG, Unai Emery. (Foto: Reuters/Benoit Tissier)
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih PSG, Unai Emery. (Foto: Reuters/Benoit Tissier)
ADVERTISEMENT
Paris Saint Germain (PSG) adalah tim yang rakus. Betapa tidak, mereka tidak hanya mencetak rekor pembelian tertinggi saat mendatangkan Neymar, tapi juga menambahnya dengan menggaet Dani Alves dan Kylian Mbappe. Well, dua nama yang disebut terakhir itu memang didapat dengan metode bebas transfer dan peminjaman.
ADVERTISEMENT
Tapi tetap saja, manuver mereka di bursa transfer musim panas lalu membuat skuat pimpinan Unai Emery itu makin mewah. Meskipun begitu, konstelasi pemain bintang yang dimiliki PSG ternyata belum membuat pelatih yang berasal dari Basque itu puas.
Baru-baru ini, Emery mengatakan jika dia membutuhkan seorang gelandang tambahan.
"Kami kurang memiliki pemain yang seperti Thiago Motta, pemain nomor 6 yang sebenarnya," kata Emery dalam konferensi pers pra-laga kontra Caen pada lanjutan Ligue 1 pekan ke-19.
Sampai di sini, keinginan Emery jelas jauh dari anggapan foya-foya yang makin lekat dengan PSG di musim ini. Apalagi, Motta yang mengalami cedera lutut harus ditepikan paling tidak enam minggu lamanya.
ADVERTISEMENT
Beruntung bagi PSG, fase grup Liga Champions telah terlewati. Artinya, dengan estimasi Motta telah pulih enam minggu dari sekarang, dia bisa tampil saat PSG bersua dengan Real Madrid di babak 16 besar.
Berbicara mengenai opsi lini tengah, sejatinya Emery tak memiliki stok yang melimpah. Musim ini, terhitung hanya empat pemain yang rutin mengisi sekor tengah, yakni Adrien Rabiot, Marco Verratti, Julian Draxler, dan Motta sendiri.
Walaupun begitu, tidak ada pemain nomor 6 seperti Motta. Rabiot mungkin sedikit mendekati karena keunggulannya dalam membaca permainan lawan dan akurasi umpan.
Hal itu juga didukung dengan postur tubuh menjulang yang ideal sebagai sosok gelandang bertahan. Di sisi lain, Rabiot cenderung mendekati karakteristik gelandang tengah ketimbang sebagai pelindung backfour.
ADVERTISEMENT
Setali tiga uang dengan Verratti yang jadi pusat distribusi bola PSG. Sama halnya dengan Draxler yang bermain lebih ofensif untuk muncul dari lini kedua. Terang saja, sebab pemain Schalke 04 itu berposisi asli sebagai seorang winger.
Sementara Motta, bisa dibilang merupakan satu-saatunya gelandang bertahan murni yang dipunyai PSG saat ini. Itulah mengapa Emery masih menggunakan Motta meski telah menjadi pemain tertua dalam skuat PSG musim ini.
Motta Tiada Duanya
Oke, dari segi kuantitas, Motta terbilang minim karena cuma tampil sebanyak sembilan kali di ajang Ligue 1. Tapi perlu digarisbawahi, itu karena tak ada tim Ligue 1 lain yang lebih agresif dari PSG.
Lain cerita dengan panggung Liga Champions yang diikuti oleh kesebelasan yang memiliki skuat lebih berkualitas --baik itu dari kreativitas sektor tengah, ketajaman lini depan, dan pressing yang efektif.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, sosok Motta yang fasih dalam bertahan dan bergerak cenderung ke dalam sebagai pengalir bola lebih dibutuhkan.
Tengok saja keberhasilan PSG saat menekuk Bayern Muenchen akhir September lalu. Terlepas dari agresivitas trio Edinson Cavani, Neymar, dan Mbappe, tersirat penampilan impresif Motta yang intens membantu Thiago Silva dan Marquinhos di sepertiga pertahanan mereka.
Apalagi, Layvin Kurzawa dan Alves tipikal full-back atraktif yang kerap melakukan overlap. Makin besar saja tugas Motta untuk di melindungi gawang Alphonse Areola.
Motta (paling kanan) masih dibutuhkan PSG. (Foto: REUTERS/Gonzalo Fuentes)
zoom-in-whitePerbesar
Motta (paling kanan) masih dibutuhkan PSG. (Foto: REUTERS/Gonzalo Fuentes)
Sementara itu, imbas dari absennya Motta nampak saat Les Parisiens ditekuk Bayern Muenchen 1-3 pada matchday keenam lalu. Rabiot, yang diandalkan sebagai gelandang bertahan pada laga itu, terbukti tak cukup mampu untuk meredam kepadatan lini tengah Die Bayern.
ADVERTISEMENT
Bayangkan saja, Jupp Heynckes menurunkan Sebastian Rudy, James Rodriguez, dan Corentin Tolisso dalam skema 4-2-3-1. Nama yang disebut belakangan bahkan berhasil mengukir brace pada laga yang digelar di Allianz Arena tersebut.
Sedangkan PSG, hanya bertumpu pada Verratti sebagai pengalir bola sementara Draxler diplot lebih ofensif. Bersama Motta, mungkin hasilnya bakal berbeda.
Le Celso Sebagai Opsi
Sementara itu, Giovani Lo Celso yang diplot sebagai gelandang saat PSG berhasil mencukur Rennes 4-1 di ajang Ligue 1 pekan lalu tampil cukup ciamik. Kendati berposisi alami sebagai gelandang serang, Lo Celso menjadi pemain yang paling aktif mencatatkan intersep sebanyak tiga kali plus tiga tekel sukses.
ADVERTISEMENT
Namun, dengan usia yang baru menginjak 21 tahun, Lo Celso juga masih minim pengalaman dan perlu uji konsistensi juga. Tentu akan jadi sebuah perjudian besar andai Emery cuma bertumpu pada pemain yang telah melakoni debut dengan Tim Nasional Argentina 11 November lalu sebagai pengganti Motta.
Terlebih, Emery butuh pemain nomor 6 murni alias pemain yang berposisi asli sebagai gelandang bertahan guna melengkapi pemain macam Verratti dan gelandang oportunis macam Rabiot.