Apakah VAR Sudah Membantu Wasit di Piala Dunia 2018?

22 Juni 2018 8:45 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
VAR di Piala Dunia 2018. (Foto: REUTERS / Sergei Karpukhin)
zoom-in-whitePerbesar
VAR di Piala Dunia 2018. (Foto: REUTERS / Sergei Karpukhin)
ADVERTISEMENT
Palu sudah diketuk. Setelah melalui sebuah proses panjang, akhirnya Video Assistant Referee (VAR) resmi digunakan di ajang Piala Dunia 2018. Namun, apakah memang VAR ini membantu kinerja wasit di ajang Piala Dunia 2018?
ADVERTISEMENT
Lewat sebuah keputusan yang ditelurkan oleh Gianni Infantino, Presiden FIFA, pada 17 Maret 2018 silam, VAR resmi menjadi bagian dari Piala Dunia 2018. Infantino, yang awalnya sangsi terhadap penggunaan VAR, akhirnya setuju teknologi ini digunakan di Piala Dunia usai menyimak hasil analisis independen yang ditelurkan Universitas KU Leuven, Belgia.
Infantino, dalam komentarnya, menyebut bahwa VAR ini meningkatkan tingkat akurasi keputusan wasit dari awalnya 93% menjadi 99% (dilansir BBC). Walau sempat diwarnai keraguan karena dalam beberapa kejadian VAR acap mengalami kerusakan, VAR tetap digunakan di ajang Piala Dunia 2018.
Dalam ajang Piala Dunia ini, VAR hanya digunakan dalam empat situasi: gol/tidak gol, penalti/tidak penalti, pemberian kartu merah, serta menjaga kesalahan pemberian kartu kepada pemain. Jika Anda melihat wasit berkomunikasi lewat earpiece yang dia kenakan, serta menggerakkan tangannya membentuk kotak sebagai sebuah isyarat, itu adalah tanda bahwa VAR sedang digunakan.
ADVERTISEMENT
Contohnya bisa kita lihat ketika laga antara Tim Nasional Swedia dan Timnas Korea Selatan. Pada menit 62, pemain Swedia, Viktor Claesson, dilanggar oleh Kim Min-woo. Sedikit ragu akan keputusannya, wasit memberikan isyarat berupa kotak dengan tangannya dan meninjau keputusan dengan VAR. Wasit pun akhirnya memberikan penalti untuk Swedia.
Hal sama juga terjadi ketika Spanyol menghadapi Iran. Iran sebenarnya sukses mencetak gol pada menit 62 lewat sepakan Saeid Ezzatollahi. Wasit memang membiarkan gol tersebut, tapi dia tidak meniup peluit pertanda bahwa gol disahkan. Dia berkomunikasi dengan para operator VAR lewat earpiece yang dia kenakan, sebelum akhirnya menganulir gol Ezzatollahi tersebut.
Pada intinya, tidak semua situasi di lapangan harus dinilai dengan menggunakan VAR. Semua tetap tergantung kepada wasit selaku pengadil di atas lapangan. Jika wasit memang yakin akan keputusannya, dia tidak perlu menggunakan VAR, karena VAR pada dasarnya hanya alat pembantu untuk wasit.
ADVERTISEMENT
Namun, apakah memang VAR sudah benar-benar membantu wasit di Piala Dunia 2018 ini?
***
Mulyana Sobandi, salah satu mantan wasit Indonesia yang pernah menjadi instruktur wasit AFC, mengungkapkan bahwa menjadi wasit adalah pekerjaan yang berat. Di dalamnya, terkandung risiko tinggi, karena tekanan yang datang kepada seorang wasit biasanya tidak main-main.
"Yang menyalahkan wasit itu biasanya penonton fanatik, manajer, dan pelatih, beda dengan penonton yang objektif. Sampai sumpah serapah kadang-kadang keluar ketika menyalahkan wasit," ujar Mulyana.
Kadang, ada sebuah kejadian di dalam pertandingan ketika wasit diteriaki bagai maling. Apalagi ketika wasit membuat keputusan yang dinilai merugikan sebuah tim. Dengan beratnya tekanan menjadi wasit ini, jarang ada orang yang mau memilih profesi menjadi wasit.
ADVERTISEMENT
Atas dasar hal ini, maka beberapa teknologi dalam pertandingan sepak bola diciptakan. Teknologi garis gawang sampai teknologi video tayangan ulang (VAR) mulai diperkenalkan oleh FIFA. Hal ini semata dilakukan untuk mempermudah kinerja wasit, pihak yang acap menjadi pesakitan dalam sebuah pertandingan sepak bola.
Wasit tengah melihat VAR. (Foto: REUTERS/Carlos Barria)
zoom-in-whitePerbesar
Wasit tengah melihat VAR. (Foto: REUTERS/Carlos Barria)
Perihal VAR sendiri, hal ini merupakan sebentuk penyajian kemewahan untuk wasit. Selama ini, penonton sepak bola, terutama penonton layar kaca, kerap menjadi 'seseorang yang lebih cerdas dari wasit'. Ini terjadi karena mereka memiliki kemewahan yang tidak dimiliki wasit, yaitu tayangan ulang.
Lewat tayangan ulang, penonton bisa menilai situasi yang terjadi di atas lapangan dengan baik, tanpa tekanan dan dengan sudut pandang yang lebih jelas. Bayangkan jika Anda menjadi wasit, Anda harus menilai akurasi sebuah kejadian dalam waktu sepersekian detik. Bukankah itu hal yang sulit?
ADVERTISEMENT
VAR hadir untuk memberikan wasit kemewahan tersebut. Jika ada sebuah kejadian yang dianggap kontroversial ataupun wasit ragu akan keputusan yang akan dia ambil, dia bisa meninjau kembali keputusan tersebut lewat video tayangan ulang. Dibantu oleh para operator yang bertugas memantau video tersebut, wasit dapat mengeluarkan keputusan yang lebih akurat.
Hal itu tampak dalam beberapa pertandingan fase grup Piala Dunia 2018. Para wasit terbantu dengan hadirnya VAR ini. Mereka, yang mungkin sempat ragu ketika akan mengambil keputusan, pada akhirnya dapat mengambil keputusan dengan lebih tepat lewat pertolongan VAR. Keputusan dalam laga Swedia melawan Korea Selatan merupakan sekelumit pertolongan yang VAR berikan kepada wasit.
Meski VAR sudah menjadi teknologi yang menolong wasit di ajang Piala Dunia 2018 serta mendapatkan banyak respons positif, ada beberapa kritik yang terlontar soal penggunaan VAR di ajang Piala Dunia 2018 ini. Salah satu yang menentang penggunaan VAR ini adalah pelatih Timnas Denmark, Age Hareide.
ADVERTISEMENT
"Bagi saya, ini (VAR) mungkin hal benar, tapi telah menghilangkan sedikit pesona sepak bola. Saya tak tahu bagaimana ini akan berhasil untuk sepak bola dalam jangka panjang," ujar Hareide dilansir BBC.
VAR sedang digunakan. (Foto: Valery Hache / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
VAR sedang digunakan. (Foto: Valery Hache / AFP)
Selain Hareide, pelatih Timnas Peru, Ricardo Gareca, juga menjadi pihak yang mengkritik kehadiran VAR di Piala Dunia 2018 ini. Menurutnya, VAR hanyalah alat tambahan sekaligus alat bantu untuk wasit, bukan penentu sebuah kejadian.
"Sepak bola berhubungan erat dengan kesalahan dan saya tidak berpikir ini (VAR) akan menjadi sebuah solusi sempurna," ujar Gareca dilansir Reuters.
Jadi, sekali lagi, apalah VAR sudah membantu wasit? Atau kehadirannya justru malah menimbulkan masalah baru?
***
Menilik apa yang terjadi sejauh ini di Piala Dunia 2018, sesuai dengan tujuan penggunaannya, VAR sebenarnya sudah membantu wasit. Beragam peristiwa yang berpotensi mengundang kontroversi, sudah mampu diredam oleh VAR. Apalagi di ajang Piala Dunia 2018 ini, penonton juga bisa menyaksikan tinjauan VAR lewat layar yang disediakan di stadion.
ADVERTISEMENT
Namun, merujuk apa yang pernah diujarkan oleh Massimo Busacca, Kepala Wasit FIFA, VAR pada dasarnya hanya merupakan teknologi alat bantu untuk wasit saja. Selayaknya teknologi, VAR juga kelak bisa mengalami kerusakan. Maka, sudah sewajarnya rencana B disiapkan jika kelak VAR rusak atau tak bisa digunakan.
Salah satu hal yang harus ditekankan tentunya adalah meningkatkan kualitas wasit itu sendiri, karena pada dasarnya wasitlah yang menentukan keputusan, bukan VAR. Melihat tingkat akurasi keputusan wasit yang sudah mencapai angka 93%, walau tanpa kehadiran VAR, tampaknya hal itu bukanlah sesuatu yang harus dikhawatirkan, meski peningkatan harus tetap dilakukan.