Arsenal vs Spurs: Ditentukan Duel Gelandang Jangkar

30 November 2018 13:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu duel Spurs dan Arsenal. (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu duel Spurs dan Arsenal. (Foto: Reuters)
ADVERTISEMENT
Baik Arsenal maupun Tottenham Hotspur mendapatkan tugas berat pada pekan ke-14 Premier League. Minggu (2/12/2018) malam WIB, kedua tim bakal berduel di Emirates Stadium.
ADVERTISEMENT
Dikatakan tak mudah buat Spurs karena Emirates tergolong angker buat mereka. Sudah sejak November 2010, mereka tak pernah menang di kandang Arsenal tersebut. Lima lawatan terakhir Spurs ke sana pun tak bagus-bagus amat hasilnya dengan rincian dua imbang dan tiga kekalahan.
Kendati begitu, Spurs memiliki modal tren positif berupa lima kemenangan beruntun di lintas ajang. Terasa lebih apik karena hasil teraktual dibukukan atas tim besar, yakni Inter Milan (1-0) di Liga Champions dan Chelsea (3-1) di Premier League.
Nah, tren justru menjadi masalah sang tuan rumah. Tengok saja performa Arsenal dalam kurun serupa. Mereka cuma merebut dua kemenangan dan mengalami tiga kali imbang, padahal pasukan Unai Emery sempat mencatatkan 11 kemenangan beruntun pada awal musim.
ADVERTISEMENT
Selebrasi dari Kolasinac dan Iwobi. (Foto: Reuters/John Sibley )
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi dari Kolasinac dan Iwobi. (Foto: Reuters/John Sibley )
Menarik jika melihat kemenangan masing-masing tim di Premier League. Kedua klub menerapkan perubahan formasi. Arsenal mengusung 3-4-2-1 alih-alih 4-2-3-1, sementara Spurs menanggalkan 4-2-3-1 demi bermain dengan 4-3-1-2.
Khusus Arsenal, Emery kemungkinan besar bakal kembali ke formasi lamanya. Perubahan di laga kontra Bournemouth memang memiliki tujuan khusus, yakni meredam agresivitas tim tuan rumah. Alhasil, Arsenal mampu menguasai 58,7 persen permainan dan melepaskan 4 tembakan jitu yang 2 di antaranya berujung gol.
Adapun, untuk laga menghadapi Spurs, Arsenal berstatus sebagai tuan rumah. Sudah seharusnya Emery menghindari eksperimen dan bermain lebih aman. Karena begitu berbahaya sistem tiga bek apabila Spurs melancarkan serangan balik.
Ya, meski mengusung trisula bek, Arsenal tetap menerapkan high defensive line ketika menang atas Bournemouth. Hasilnya, mereka kecolongan lewat skema kilat yang berujung gol Joshua King pada injury time babak pertama.
ADVERTISEMENT
Menghadapi Spurs, bencana serupa berpotensi terulang. Mauricio Pochettino menerapkan 4-3-1-2 dengan Dele Alli sebagai 'nomor 10' untuk menopang Song Heung-min dan Harry Kane di depan. Alli dan Son tak pernah berhenti mencari area-area kosong untuk diekspos. Kecepatan dua pemain inilah yang bisa menghadirkan situasi 3 vs 3 saat serangan balik.
Striker Tottenham asal Korsel, Son Heung-min. (Foto: Getty Images/David Ramos)
zoom-in-whitePerbesar
Striker Tottenham asal Korsel, Son Heung-min. (Foto: Getty Images/David Ramos)
Oleh karenanya, lebih bijak jika Emery mengembalikan formasi 4-2-3-1. Dengan catatan, Hector Bellerin dan Sead Kolasinac tampil disiplin mengawal sisi pertahanan dalam transisi menyerang ke bertahan.
Kembali ke formasi lama berarti Emery bakal menugaskan Alex Iwobi, Mesut Oezil, dan Pierre-Emerick Aubameyang di posisi tiga gelandang serang sejajar. Ketiganya berdiri di belakang Alexandre Lacazette sudah bisa mentas setelah pulih dari cedera.
ADVERTISEMENT
Penting pula buat duet jangkar yang terdiri dari Lucas Torreira dan Granit Xhaka untuk tampil sangar. Pasalnya, tiga gelandang Arsenal membutuhkan bantuan dari belakang untuk menghadapi duel sulit dengan tiga gelandang tengah Spurs yang dua di antaranya memiliki kekuatan fisik: Moussa Sissoko dan Eric Dier.
Betapa solid performa Sissoko dalam dua laga terakhir yang dimenangi Spurs. Untuk laga kontra Chelsea, misalnya, gelandang Prancis ini merebut bola dari kaki lawan sebanyak 10 kali. Kegaharan Sissoko juga membuat Jorginho sebagai poros permainan Chelsea tak berkutik.
Gelandang Tottenham Hotspur, Moussa Sissoko, menjaga pemain Inter Milan, Matias Vecino. (Foto: Reuters/Paul Childs)
zoom-in-whitePerbesar
Gelandang Tottenham Hotspur, Moussa Sissoko, menjaga pemain Inter Milan, Matias Vecino. (Foto: Reuters/Paul Childs)
Kemudian untuk laga Inter, kehadiran Sissoko sempat diwaspadai pelatih lawan, Luciano Spalletti. Lagi-lagi Sissoko unggul karena Radja Nainggolan yang diproyeksikan menjadi lawan duelnya tak berada dalam kebugaran ideal untuk bermain.
ADVERTISEMENT
Emery tak perlu gentar seperti Spalletti. Memang sangat mungkin jika Oezil, yang memiliki rapor 2 umpan kunci per pertandingan, diincar oleh Sissoko-Dier. Namun, Oezil bisa mendapatkan bantuan dari dua rekan setimnya yang jago bertarung. Ya, statistik jangkar Arsenal memang cukup apik. Menurut Whoscored, Xhaka melancarkan 2 tekel per laga dan Torreiera melepaskan 1,8 tekel per partai.
Kalau Xhaka-Torreira mampu memenangi pertarungan fisik dengan Sissoko-Dier di laga nanti, tiga gelandang serang Arsenal, terutama Oezil, bisa lebih bebas berkreasi. Apabila yang terjadi sebaliknya, lini tengah Arsenal bakal merana seperti Chelsea dan Inter. Catatan tanpa kalah atas Spurs di Emirates sejak 2010 pun terancam berakhir.