Asa Barcelona untuk Tak Menjadi Pesakitan Liga Champions

18 September 2018 5:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sesi latihan Barcelona jelang laga vs PSV Eindhoven. (Foto: REUTERS/Albert Gea)
zoom-in-whitePerbesar
Sesi latihan Barcelona jelang laga vs PSV Eindhoven. (Foto: REUTERS/Albert Gea)
ADVERTISEMENT
Sepak bola akrab dengan ironi. Jamak terjadi, tim kuat yang dihuni oleh pemain bintang justru tergelincir di satu kompetisi tertentu. Ironi seperti ini juga tak dapat dipisahkan dari Barcelona, klub yang dipenuhi dengan pemain kelas wahid.
ADVERTISEMENT
Lionel Messi, sosok ajaib, yang kerap disejajarkan dengan alien itu, juga ada di klub ini. Itu belum ditambah dengan genius-genius yang pernah atau sedang menukangi Barcelona. Namun, semenakjubkan apa pun orang-orang yang ada di dalamnya, Liga Champions tetap menjadi hantu yang kerap gentayangan, yang membuyarkan asa mereka untuk mengangkat Si Kuping Besar.
Capaian Barcelona di gelaran Liga Champions tak bisa dibilang buruk. Total, mereka sudah lima kali memenangi kompetisi yang disebut-sebut sebagai turnamen lintas klub Eropa paling elite ini. Namun, sehebat-hebatnya Barcelona, perbandingan dengan sang rival, Real Madrid, tak akan selesai-selesai.
Dalam lima tahun terakhir, Madrid menjadi raja Liga Champions, dengan memenangi empat di antaranya. Bahkan tiga gelar dimenangi dalam tiga musim berturut-turut. Sementara, dalam kurun waktu itu, Barcelona menjadi juara di 2014/15.
ADVERTISEMENT
Phillipe Coutinho yang menjadi bagian dari skuat Barcelona saat ini juga tak dapat menjelaskan mengapa hal tersebut bisa terjadi. Padahal, ya, itu tadi. Mereka yang bertanding bersama Barcelona bukan pesepak bola kelas teri.
"Sulit untuk menjelaskannya. Messi adalah pemain terbaik di dunia, ia juga yang terbaik dalam sejarah klub ini. Ya, memang sulit menjelaskannya. Saya tidak punya penjelasan. Messi, seperti kami semua, termotivasi untuk memenangi gelar-gelar penting, dan Liga Champions menjadi salah satunya," ucap Coutinho, dilansir ESPNFC.
"Motivasi setiap tim untuk menjuarai Liga Champions begitu tinggi. Selalu begitu, karena ini merupakan turnamen akbar. Sudah beberapa tahun sejak Barcelona terakhir kali menjuarainya. Makanya, tahun ini, seluruh orang di klub, termasuk suporter, sangat termotivasi untuk menjuarainya," jelas Coutinho.
ADVERTISEMENT
Jalan Barcelona di Liga Champions 2017/18 benar-benar antiklimaks. Di leg pertama laga perempat final melawan AS Roma, mereka menang 4-1. Alih-alih melenggang ke semifinal, mereka justru takluk 0-3 di leg kedua.
Danielle de Rossi dan Kostas Manolas yang tadinya menjadi cecunguk di leg pertama karena gol bunuh dirinya, berubah menjadi pahlawan di leg kedua. Tak tanggung-tanggung, gol pertama Roma di laga itu yang dicetak oleh Edin Dzeko berutang banyak pada assist-nya.
Lebih dari itu, De Rossi juga jadi pemantik semangat rekan-rekan setimnya saat sukses menggandakan keunggulan Roma via titik putih. Akhirnya, Manolas mencetak gol penentu usai menyambar bola kiriman Cengiz Uender dari sepak pojok.
ADVERTISEMENT
Ernesto Valverde di sesi latihan Barcelona jelang laga vs PSV Eindhoven. (Foto: REUTERS/Albert Gea)
zoom-in-whitePerbesar
Ernesto Valverde di sesi latihan Barcelona jelang laga vs PSV Eindhoven. (Foto: REUTERS/Albert Gea)
Kekalahan itu adalah pukulan menyakitkan bagi Barcelona, bukannya tak mungkin hingga sekarang. Namun, bagi sang pelatih, Ernesto Valverde, pukulan semacam itu dibutuhkan untuk melecut semangat dan motivasi tim. Di matanya, tak ada obat yang lebih manjur ketimbang kekalahan. Tak ada pelajaran yang lebih akurat daripada pengalaman pahit di atas lapangan bola.
"Saya menyukai motivasi yang muncul setiap kali melakoni kompetisi ini. Motivasinya ekstra. Benar-benar ideal untuk turnamen sekelas Liga Champions. Kami akan berupaya untuk menjuarai kompetisi ini. Tapi, begitu pula dengan klub lain. Turnamen ini berbeda dengan kompetisi liga, durasinya lebih pendek. Siapa pun yang bertanding di sini tak boleh mengacau, bahkan kalaupun Anda tidak mengacau, Anda masih bisa kalah. Liga Champions berarti berkompetisi di setiap pertandingan," jelas Valverde.
ADVERTISEMENT