Atletico Dipastikan Tanpa Simeone di Final Liga Europa

5 Mei 2018 0:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelatih Atletico Madrid, Diego Simeone. (Foto: Sergio Perez/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Atletico Madrid, Diego Simeone. (Foto: Sergio Perez/Reuters)
ADVERTISEMENT
Diego Simeone terpaksa duduk di tribune saat tim asuhannya, Atletico Madrid, mengalahkan Arsenal dengan skor 1-0 pada partai semifinal kedua Liga Europa di Stadion Wanda Metropolitano, Jumat (4/5/2018) dini hari WIB. Secara agregat, Los Rojiblancos menang 2-1 dan berhak melaju ke pertandingan puncak.
ADVERTISEMENT
Itu merupakan bentuk hukuman terhadap aksi indisipliner Simeone dalam laga pertama di Stadion Emirates. Pelatih Argentina ini melakukan protes keras kepada wasit karena bek Sime Vrsaljko diganjar dua kartu kuning pada menit ke-10.
Selain itu, Simeone juga didakwa bersalah akibat melontarkan hinaan terhadap ofisial. Komisi Disiplin UEFA tidak langsung menjatuhkan hukuman tambahan.
Baru setelah fase semifinal rampung, Simeone mendapatkan kabar buruk. Vonisnya ternyata cukup berat: skors dalam empat pertandingan Liga Europa plus denda sebesar 10.000 euro.
Yang pertama sudah dijalani Simeone saat Atletico melawan Arsenal. Itu artinya, dia masih menyisakan hukuman tiga laga. Terasa lebih berat karena hukuman berikutnya harus dilalui Simeone ketika Diego Godin dan kolega menghadapi Olympique Marseille di final Liga Europa, 16 Mei mendatang.
ADVERTISEMENT
Pelatih Atletico Madrid, Diego Simeone. (Foto: Eddie Keogh/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Atletico Madrid, Diego Simeone. (Foto: Eddie Keogh/Reuters)
Hukuman teraktual sekaligus membuat rapor kedisiplinan Simeone kian merah. Dia juga diganjar skors untuk empat laga La Liga akibat protes keras kepada wasit pada pertandingan Piala Super Spanyol 2014. Sang juru taktik sempat menolak meninggalkan lapangan setelah diusir wasit.
Dua tahun berselang, Simeone kembali menerima larangan mendampingi tim dalam tiga partai La Liga. Penyebabnya, dia menginstruksikan ball boy agar melempar bola ke lapangan demi mengacaukan konsentrasi pemain lawan.