Aura Kebesaran Manchester United dalam Setelan Jas

18 Januari 2019 12:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Andreas Pereira dan David de Gea beserta pelatih Emilio Alvarez mengenakan setelan jas sebelum pertandingan melawan Tottenham Hotspur. (Foto: Instagram/Andreas Pereira (@andreaspereira))
zoom-in-whitePerbesar
Andreas Pereira dan David de Gea beserta pelatih Emilio Alvarez mengenakan setelan jas sebelum pertandingan melawan Tottenham Hotspur. (Foto: Instagram/Andreas Pereira (@andreaspereira))
ADVERTISEMENT
Semenjak pensiun pada 2013, Sir Alex Ferguson sampai saat ini masih punya segudang alasan untuk berkata "Piye kabare, isih penak jamanku, to?" kepada para pendukung Manchester United.
ADVERTISEMENT
Ferguson jelas bukan Suharto. Ferguson tidak dipaksa mundur seperti Suharto (atau Arsene Wenger). Ferguson memilih untuk mengundurkan diri ketika berada di puncak dengan keberhasilan mempersembahkan gelar Premier League di musim pemungkasnya.
Namun, ada narasi yang mirip. Di Indonesia banyak orang yang masih percaya bahwa masa pemerintahan Suharto atau Orde Baru adalah masa terbaik, walaupun keyakinan ini masih sangat bisa diperdebatkan. Di United, ketika orang berkata bahwa zaman Ferguson masih lebih enak dibandingkan zaman David Moyes, Louis van Gaal, dan Jose Mourinho, tidak ada yang bisa membantah.
United era Ferguson adalah United yang tidak cuma ditakuti, tetapi juga disegani. Di sini kita tak bicara soal prestasi saja, tetapi juga bagaimana para pemain dan staf United tampil di muka publik. Salah satu cara Ferguson untuk membuat tim asuhannya itu disegani adalah dengan memerintahkan para pemain untuk mengenakan setelan jas di hari pertandingan.
ADVERTISEMENT
Apa yang dilakukan Ferguson itu berhasil. Jika tak percaya, tengok saja pengakuan Michael Carrick dalam autobiografinya, 'Between the Lines: My Autobiography'.
Sir Alex Ferguson di laga terakhirnya. (Foto: Reuters/Eddie Keogh)
zoom-in-whitePerbesar
Sir Alex Ferguson di laga terakhirnya. (Foto: Reuters/Eddie Keogh)
"Di Manchester United, kami selalu berusaha untuk tampil membanggakan di muka publik. 'Ketika kamu tiba di bandara, orang-orang melihatmu,' kata Sir Alex. 'Kalian adalah perwakilan klub dan itulah mengapa kalian wajib mengenakan setelan jas.' Si Bos ingin menyampaikan bahwa kami tidak hanya tampil elegan, tetapi bahwa kami serius menghadapi laga yang ada. Penampilan itu memunculkan sebuah aura," kenang Carrick.
"Ketika Manchester United datang ke kotaku (saat Carrick bermain di West Ham United, red) mereka mengenakan blazer dan terlihat begitu serius. Melihat Sir Alex Ferguson untuk pertama kali memunculkan kesan berarti bagiku. Dia berjalan hilir mudik di koridor menuju terowongan seperti seorang jenderal yang yakin bisa memenangi pertempuran."
ADVERTISEMENT
"Kepalaku penuh dengan memori kekaguman melihat para pemain United berjalan di koridor Upton Park dengan mengenakan blazer," tambah pria yang kini jadi asisten pelatih di 'Iblis Merah' itu.
Carrick sebelumnya merupakan asisten Mourinho, tetapi setelah pria Portugal itu dipecat Carrick tidak ikut-ikutan angkat kaki. Kini, Carrick membantu pelatih interim Ole Gunnar Solskjaer untuk membawa United kembali ke jalan yang benar sebelum pelatih permamen ditunjuk musim depan.
Sejauh ini Solskjaer sudah bisa dikatakan berhasil. Dia menjadi pelatih United pertama yang mampu meraih enam kemenangan beruntun di semua ajang. Pria Norwegia ini pun dianggap telah sukses mengembalikan cara bermain Manchester United era Ferguson yang ofensif dan menghibur, terbukti dengan terciptanya 17 gol dari enam pertandingan tadi.
ADVERTISEMENT
Kesamaan Solskjaer dengan Ferguson yang notabene mantan gaffer-nya itu tak cuma tampak di lapangan. Di luar arena pun 'Sang Pembunuh Berwajah Bayi' menerapkan kebijakan khas Ferguson dengan mewajibkan para pemain United mengenakan setelan jas di hari pertandingan.
Kewajiban mengenakan jas itu pertama kali digodok oleh Solskjaer dan timnya di Dubai yang disebutnya sebagai 'pramusim mini'. Di sana mereka mengamati para pemain The Red Devils dan akhirnya kebijakan tersebut diambil. Hasilnya pertama kali tampak saat United menyambangi markas Tottenham Hotspur, 13 Januari 2019 silam.
Kebijakan itu sendiri sebetulnya tidak sekaku yang didengar. Dalam perjalanan, misalnya, para pemain United masih dibolehkan untuk mengenakan tracksuit seperti pada era Jose Mourinho. Akan tetapi, dalam 24 jam terakhir sampai sebelum pertandingan, pemain-pemain United sudah harus mengenakan setelan jas di tiap aktivitas resminya.
ADVERTISEMENT
Ferguson pun sejatinya bukan satu-satunya pelatih United yang mewajibkan para pemain mengenakan jas. Sebelum Mourinho, Van Gaal sudah menerapkan aturan serupa. Namun, baru pada masa Solskjaer inilah penggunaan setelan jas sebagai pakaian wajib pertandingan menjadi relevan karena banyaknya kesamaan antara United saat ini dengan United era Ferguson.
Pada Sabtu (19/1/2019) malam WIB, Manchester United akan menjamu Brighton and Hove Albion di Old Trafford. Di pertandingan itu nanti para pemain United pun bakal diwajibkan mengenakan setelan jas sebelum pertandingan. Akankah itu berpengaruh ke mental pemain-pemain The Seagulls? Well, mari kita nantikan.