Badelj: Tak Ada Perayaan Berlebihan untuk Kroasia

27 Juni 2018 5:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Milan Badelj bukukan keunggulan Kroasia. (Foto: REUTERS/Albert Gea)
zoom-in-whitePerbesar
Milan Badelj bukukan keunggulan Kroasia. (Foto: REUTERS/Albert Gea)
ADVERTISEMENT
Bersama Argentina, Kroasia menjadi tim penghuni Grup D yang lolos ke babak 16 besar Piala Dunia 2018. Di laga babak grup terakhir melawan Islandia, yang digelar pada Rabu (27/6/2018), Kroasia berhasil menyegel kemenangan 2-1.
ADVERTISEMENT
Kroasia unggul lebih dulu melalui gol Milan Badelj di menit ke-53. Islandia belum menyerah. Di menit 76, Gylfi Sigurdsson berhasil menyamakan kedudukan berkat tendangan penaltinya. Namun, perjuangan Islandia di Rusia harus terhenti karena Ivan Perisic berhasil mencetak gol di menit 90. Apalagi di laga Grup D lainnya, Argentina telah lebih dulu merebut keunggulan 2-1 pada menit 87.
Badelj tak hanya menjadi protagonis Kroasia yang berhasil membuka keunggulan, ia juga terpilih sebagai man of the match di laga ini. Tak hanya mencetak satu gol, ia juga menjadi salah satu pemain paling aktif yang terlibat dalam pertandingan. Total, dia menciptakan 68 umpan, dengan 61 di antaranya tercatat sebagai umpan akurat.
"Kami sedang meraih tujuan kami. Kami tak hanya lolos, tapi menyandang status sebagai juara grup. Kini, kami siap untuk bersaing di babak kedua Piala Dunia. Kami dapat memfokuskan diri untuk persiapan mengarungi fase grup."
ADVERTISEMENT
"Ini menjadi kemenangan baru yang besar bagi Kroasia. Tapi, tidak ada perayaan berlebihan. Kami masih harus melangkah lebih jauh, setapak demi setapak di sepanjang turnamen," tutur Badelj, mengutip laman resmi FIFA.
Frasa kemenangan besar yang diucapkan oleh Badelj tidak berlebihan bila melihat rekam jejak Kroasia di gelaran Piala Dunia. Bila bagi Kroasia Piala Dunia 1998 menjadi debut, maka bagi dunia keikutsertaan mereka menjadi kejutan.
Kroasia lolos ke 16 besar Piala Dunia. (Foto: REUTERS/Hannah McKay)
zoom-in-whitePerbesar
Kroasia lolos ke 16 besar Piala Dunia. (Foto: REUTERS/Hannah McKay)
Di masa itu, Kroasia tak tampil layaknya tim semenjana ataupun anak bawang Piala Dunia. Mereka juga tak mengarungi turnamen seperti negara yang masih direpotkan oleh perkara konflik.
Babak semifinal melawan Prancis memang menimbulkan luka bagi Kroasia akibat kekalahan 1-2. Bila ada satu orang yang paling terluka, maka ia adalah Zvonimir Boban. Apa boleh buat, kesalahan umpan itu membikin Prancis sanggup menorehkan gol kemenangan.
ADVERTISEMENT
Namun, selama gerbang-gerbang stadion masih dibukakan, Kroasia tak mau berhenti. Keberhasilan mengalahkan Belanda dengan skor 2-1 berujung pada kesuksesan Kroasia mengamankan posisi tiga besar. Malahan, penggawa mereka, Davor Suker, dianugerahi Golden Boot berkat raihan enam golnya.
Sayangnya, capaian mengesankan itu tak berlangsung lama. Kecuali 2010, Kroasia memang tak pernah absen di Piala Dunia setelahnya. Tapi, perjalanan mereka tak pernah lebih jauh ketimbang fase grup. Bahkan di Brasil empat tahun lalu, Kroasia hanya berhasil mengamankan satu kemenangan.
Atas dasar rangkaian catatan muram itulah Kroasia pantas menyebut keberhasilan ini sebagai kemenangan baru. Namun, serupa omongan Badelj, perayaan berlebihan memang belum perlu dilakukan, karena siapa pula yang dapat memastikan sejauh apa perjalanan Kroasia kali ini?
ADVERTISEMENT