Bagaimana Bisa Athletic Club Sampai di Puncak Klasemen La Liga?

23 September 2019 13:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pemain Athletic Club merayakan kemenangan atas Barcelona. Foto: AFP/Ander Gillenea
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Athletic Club merayakan kemenangan atas Barcelona. Foto: AFP/Ander Gillenea
ADVERTISEMENT
Jornada ke-5 La Liga musim 2019/20 benar-benar berbeda dari yang sudah. Sebab, dari situ itu lahir dua pemuncak klasemen berbeda yang sama-sama tidak bernama Real Madrid, Barcelona, atau Atletico Madrid.
ADVERTISEMENT
Awalnya ada Granada. Dalam pertandingan di Nuevo Estadio de Los Carmenes, Minggu (22/9/2019), mereka sukses menumbangkan Barcelona dengan skor 2-0. Kemenangan ketiga secara beruntun itu menempatkan Granada, yang berstatus sebagai klub promosi, di puncak klasemen dengan koleksi 10 angka.
Namun, posisi puncak itu tak lama ditempati Granada. Hanya beberapa jam kemudian mereka harus lengser ke urutan ketiga setelah Athletic Club berhasil menumbangkan tetangga Basque-nya, Deportivo Alaves, dengan skor 2-0 juga.
Dua pemain kawakan, Raul Garcia dan Iker Muniain, jadi pahlawan Athletic dalam pertandingan tersebut. Mereka pun sukses naik ke puncak klasemen dengan keunggulan satu angka atas Granada.
Athletic memang tengah panas-panasnya dan ini sudah terlihat sejak pertandingan pekan pertama menghadapi Barcelona. Bermain di San Mames Barria, Athletic menang tipis 1-0 berkat gol spektakuler Aritz Aduriz di pengujung pertandingan.
ADVERTISEMENT
Sejak itu Athletic terus melaju. Tidak terlampau kencang, memang, tetapi itu mereka jalani dengan langkah pasti. Dalam empat laga sesudahnya, Athletic meraih dua kemenangan dan dua hasil imbang. Yang spesial lagi dari sana adalah bagaimana gawang mereka cuma kemasukan sekali.
Dengan demikian, Athletic pun berhak duduk di urutan pertama. Mereka saat ini unggul selisih gol atas Real Madrid yang menduduki posisi kedua. Athletic punya selisih gol +6, sementara Real saat ini punya catatan +5.
Bagi Athletic, keberhasilan ini memang agak aneh. Pasalnya, mereka menjalani bursa transfer yang kurang memuaskan, terutama dengan kegagalan mendaratkan Fernando Llorente dan Ander Herrera.
Sebagai klub dengan kebijakan rekrutmen eksklusif, di mana hanya pemain berdarah Basque yang bisa bermain untuk mereka, opsi Athletic selalu terbatas. Llorente dan Herrera semestinya bisa jadi pilihan menarik karena kedua pemain itu kontraknya habis akhir musim lalu.
ADVERTISEMENT
Ander Herrera (kiri) dan Fernando Llorente saat masih memperkuat Athletic Club. Foto: AFP/Rafa Rivas
Namun, Llorente akhirnya merapat ke Napoli dan Herrera bergabung dengan Paris Saint-Germain. Athletic pun praktis tidak merekrut satu pemain pun dari luar. Per Transfermarkt, rekrutan Athletic musim ini hanyalah pemain-pemain yang dipromosikan dari Bilbao Athletic alias tim B milik mereka.
Namun, rupanya itu bukan masalah. Hasil yang mereka dapatkan sejauh ini bisa jadi contoh. Diperkuat nama-nama lawas macam Garcia, Muniain, Inaki Williams, serta Inigo Martinez, Athletic justru tampil lebih solid. Catatan apik pelatih Gaizka Garitano pun berlanjut.
Garitano ditunjuk menjadi pelatih Athletic pada Desember 2018 lalu. Sebelumnya, dia menjabat sebagai pelatih Bilbao Athletic sejak 2017. Di bawah bimbingan Garitano, Athletic bisa meraih 17 kemenangan, 8 hasil imbang, dan cuma 7 kali kalah dalam 32 pertandingan.
ADVERTISEMENT
Sebagai pelatih, Garitano punya filosofi yang jelas. Dia menyusun pemain-pemainnya dalam pakem dasar 4-2-3-1. Ini adalah pakem defensif dan Garitano tahu itu. Dia pun menginstruksikan anak-anak asuhnya untuk bertahan dengan solid dan mengandalkan serangan balik.
Pelatih Athletic Club, Gaizka Garitano. Foto: AFP/Jaime Reina
WhoScored mencatat bahwa rata-rata penguasaan bola Athletic hanya mencapai 46,8 persen. Namun, dalam setiap pertandingan setidaknya mereka bisa mencatatkan 10,6 tembakan. Hasilnya, ada 6 gol yang bisa dilesakkan Garcia dan kawan-kawan.Ini artinya, sejauh ini, konsep Garitano tadi berjalan lancar.
Athletic sendiri punya dua cara untuk melancarkan serangan balik. Pertama, dengan kecepatan pemain-pemain macam Muniain, Williams, dan Ibai Gomez. Kedua, lewat bola panjang dengan Garcia sebagai target man.
Garcia sendiri hingga kini bisa disebut sebagai penampil terbaik Athletic. Pemain 33 tahun itu sudah mencetak 3 gol dan mampu memenangi sampai 6,4 duel udara dalam setiap laga. Setelah Garcia, penampil terbaik Athletic berikutnya adalah Ander Capa, bek kanan yang telah membukukan 3 assist.
ADVERTISEMENT
Dengan cara itulah Athletic untuk saat ini memimpin La Liga. Namun, tentu saja tidak ada jaminan jalan itu akan terus memberikan mereka kebahagiaan. Musim kompetisi masih begitu panjang dan, dengan kedalaman skuat yang tidak terlalu bagus, Athletic bisa saja kehabisan bensin di tengah jalan nanti.