Bagi Guardiola, City Tetap Spektakuler walau Keok dari Palace

23 Desember 2018 4:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pep Guardiola kala memimpin skuatnya. (Foto: Reuters/Andrew Boyers)
zoom-in-whitePerbesar
Pep Guardiola kala memimpin skuatnya. (Foto: Reuters/Andrew Boyers)
ADVERTISEMENT
Bukan penyesalan yang dikatakan Pep Guardiola seusai Manchester City dikandaskan Crystal Palace, melainkan pengakuan akan kualitas skuat asuhannya.
ADVERTISEMENT
City keok 2-3 dari Palace dalam pekan ke-18 Premier League 2018/19 di Stadion Etihad, Sabtu (22/12/2018) malam WIB. Gol-gol kemenangan Palace lahir dari lesakan Jeffrey Schlupp (33'), Andros Townsend (35'), dan Luka Milivojevic (51'). Sementara, gol City hadir dari kaki Ilkay Gundogan (27') dan Kevin De Bruyne (85').
Merujuk statistik pertandingan, The Citizens tampil dominan. Dominasinya dapat dilihat dari ball possession yang menyentuh 78,3% dan 19 percobaan dengan 5 di antaranya tepat sasaran. Sementara, sang lawan merangkum 3 shots on target yang semuanya berujung gol.
Oleh karena itu, Guardiola tak menampik bahwa Palace mampu membangun pertahanan kokoh dan bermain efektif. Menurut sang juru taktik, dua faktor itulah yang menyulitkan City untuk memangkas defisit gol. Apalagi, gol ketiga Palace via penalti sempat menggoyahkan mental Nicolas Otamendi cs.
ADVERTISEMENT
Striker City, Raheem Sterling, mendapatkan penjagaan ketat dari pemain Palace. (Foto: Reuters/Carl Recine)
zoom-in-whitePerbesar
Striker City, Raheem Sterling, mendapatkan penjagaan ketat dari pemain Palace. (Foto: Reuters/Carl Recine)
"Kami adalah tim yang luar biasa dengan pemain-pemain yang fantastis. Kami menciptakan banyak kans di babak pertama. Tapi, mereka (Palace) dapat mencetak gol dan beberapa menit kemudian Townsend melesakkan tembakan spektakuler," ucap Guardiola dalam jumpa pers setelah pertandingan dilansir ESPNFC.
"Selepas rehat, kami merespons situasi (ketinggalan) dengan baik. Akan tetapi, gol ketiga mereka dari penalti di luar skenario yang telah kami susun karena kami sudah menghindari kesalahan sekecil apa pun. Lalu, gol balasan kami datang terlambat. Satu atau dua peluang di pengujung laga gagal menjadi gol. Selamat untuk Crystal Palace," lanjutnya.
Sorotan tajam tertuju pada keputusan Guardiola menyimpan Aguero dan Bruyne di bangku cadangan pada awal laga. Sebagai gantinya, eks pelatih Barcelona itu memainkan Gabriel Jesus dan mereposisi John Stones. Ya, pemilik nama terakhir tersebut kembali diplot sebagai holding midfielder.
ADVERTISEMENT
Penampilan Stones terbilang apik. Bek asal Inggris itu mampu menjadi palang pintu pertama yang tangguh dan distributor bola dengan apik. Terlihat dari statistik sembilan menang duel, satu tekel, dan akurasi umpan yang mencapai 86%. Meski demikian, keberadaan Stones di lini tengah dinilai menggerus daya ledak City.
Aksi bek Manchester City, John Stones. (Foto: Oli SCARFF / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi bek Manchester City, John Stones. (Foto: Oli SCARFF / AFP)
Bukan tanpa dasar anggapan tersebut. Saat Stones diutus sebagai bek dan Bruyne masuk, tekanan City semakin tajam. Bahkan, gelandang cerdik asal Belgia itu mampu mencatatkan nama di papan skor pada menit 89. Namun, pelatih berusia 47 itu mempunyai perspektif lain.
Pelatih berkepala plontos itu memaparkan satu per satu latar belakang dalam menentukan starting XI. Intinya, sih, ketetapan yang pelatih kelahiran Santpedor, Spanyol, itu ambil sudah diperhitungkan dengan sebaik-baiknya.
ADVERTISEMENT
"Ketika City menang, saya adalah orang jenius. Ketika City kalah, keputusan yang saya ambil buruk. Fernandinho cedera. John (Stones) bermain bagus saat lawan Leicester (sebagai gelandang). Jadi, saya ingin ia mengirim bola-bola panjang ke depan. Saya pun kagum dengan performanya saat itu. Ia layak mendapatkan pujian karena sudah berusaha mencoba posisi yang baik dengan maksimal," ucapnya.
"Gabriel (Jesus) mencetak dua gol dalam laga terakhir kami. Dan Sergio bisa menjaga kondisinya. Begitu juga Bruyne yang baru pulih dari cedera panjang. Ketika kamu memliki banyak pemain, semua harus mendapatkannya (menit bermain) karena pemain akan melakukan segalanya untuk menang," tutupnya.
Atas kekalahan ini, semakin sulit saja City kembali ke puncak klasemen. Menilik tabel teraktual, pasukan Guardiola tertahan di posisi kedua berbekal 44 poin. Terbentang jarak empat poin dengan si pemuncak klasemen, Liverpool.
ADVERTISEMENT