news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

BCS Sepakat Akhiri Boikot Laga Kandang PSS Sleman

8 Maret 2019 20:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suporter PSS Sleman Foto: Instagram @pssleman
zoom-in-whitePerbesar
Suporter PSS Sleman Foto: Instagram @pssleman
ADVERTISEMENT
Konflik antara PT Putra Sleman Sembada—perusahaan yang memayungi PSS Sleman—dan Brigata Curva Sud (BCS) akhirnya usai pada Jumat (8/3/2019). Salah satu kelompok suporter 'Super Elang Jawa' itu resmi menyudahi boikot atas setiap laga PSS.
ADVERTISEMENT
BCS dan PT PSS mengadakan pertemuan di pendopo rumah dinas Bupati Sleman, Sri Purnomo, Kamis (7/3/2019) malam WIB. Mediasi itu dihadiri juga kedua belah pihak yang berselisih. BCS diwakili Jaguar Tominangi. Sementara, PT PSS datang dengan jajaran manajemen, seperti Soekeno (CEO PT PSS), Djaka Waluja (Direktur Keuangan PT PSS), Hempri Suyatna (Direktur Litbang PT PSS), Retno Sukmawati (Manajer PSS), dan Ery Febryanto (asisten Manajer PSS).
“Pertemuan PT PSS dengan BCS seperti rembuk keluarga atas suatu masalah yang terjadi. Saling mendengar dengan hati terbuka dan kepala dingin menjadi dasar menghasilkan kesepakatan,” ujar Seokeno.
Mediasi yang berakhir hingga Jumat (8/3/2019) dini hari itu melahirkan sebuah nota kesepahaman yang ditandatangani kedua belah pihak. Penandatanganan kesepakatan itu disaksikan juga oleh Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten (Bappeda) Sleman, Hardo.
ADVERTISEMENT
Hasilnya, BCS sepakat mengakhiri boikot yang disuarakan sejak 2 Maret lalu. Di sisi lain, dari pihak PT PSS menyetujui delapan tuntutan BCS.
“Intinya BCS juga memahami ada beberapa poin di tuntutannya yang tidak bisa dilaksanakan dengan instan. Mereka mengerti ada proyek jangka panjang dan pendek,” tutur Yohanes, Humas PT PSS.
PSS Sleman Foto: Instagram/@bcsxpss.1976
Yohanes lebih lanjut menjelaskan detail pertemuan tersebut. Ia menuturkan bahwa program jangka panjang seperti mes dan lapangan latihan menjadi fokus PT PSS. Perusahaan yang memayungi 'Super Elang Jawa' itu sejauh ini masih memakai Hotel D’Salvatore sebagai mes. Namun, PT PSS menegaskan pihaknya berusaha agar memiliki mes sendiri.
“BCS berdiskusi soal mes. Mereka juga turut memberikan masukan apakah mes nanti dekat dengan Stadion Maguwoharjo atau tidak. Kami berusaha mencari tempat untuk memenuhi hal itu. Lapangan latihan juga demikian. Adakah lahan perusahaan yang bisa dipakai atau kami sewa jangka panjang,” kata Yohanes kepada kumparanBOLA.
ADVERTISEMENT
Beberapa tuntutan lain juga berusaha dipenuhi PT PSS. Misalnya saja soal pembinaan usia muda. Yohanes menyebut PT PSS juga menyanggupi pembentukan tim U-13, U-15, dan U-18 karena poin itu juga persyaratan utama bagi klub peserta Liga 1 2019.
“Begitu juga persoalan peran ganda dan efektivitas sumber daya manusia (SDM) di PT PSS. Kami sudah dan sedang melakukan pembenahan terhadap masalah itu. Kami memang kekurangan SDM. Tentunya kami menyambut baik usulan BCS dan tengah memperbaiki SDM,” kata Yohanes.
Pemain PSS Sleman Derry Rachman Noor (kedua kiri) berebut bola dengan pemain Borneo FC Renan Da Silva (kiri) saat babak 16 besar Laga Piala Indonesia di Stadion Maguwoharjo, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu (20/2). Foto: ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
Menilik nota kesepahaman itu, BCS kembali meramaikan Stadion Maguwoharjo kala PSS bertemu Borneo FC di Piala Presiden, Jumat. PT PSS berharap masalah tersebut selaiknya didiskusikan dulu dengan kepala dingin dan tanpa perlu demi atau boikot.
ADVERTISEMENT
“Pada mendatang diharapkan tidak ada lagi ada perselisihan seperti ini. Komitmen PT PSS bukan pemanis untuk menyenangkan hati para suporter. Namun, tuntutan itu juga harapan dari PT PSS. BCS memahami komitmen kami,” ujar Soekeno.