Belum Belanja, Spurs Bisa Apa?

8 Agustus 2018 13:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pemain Spurs di tur pramusim. (Foto: Reuters/Paul Childs)
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Spurs di tur pramusim. (Foto: Reuters/Paul Childs)
ADVERTISEMENT
Tottenham Hotspur jadi tim enam besar Premier League yang paling lambat bergerak di bursa transfer musim panas ini. Hingga Rabu (8/8/2018) ini, Spurs sama sekali belum mendatangkan pemain anyar. Mereka adem ayem saja.
ADVERTISEMENT
Padahal, lima tim pesaing mereka cukup aktif di bursa transfer musim panas ini. Liverpool, misalnya. 'Si Merah' jadi kontestan yang paling boros usai mendatangkan Naby Keita, Xherdan Shaqiri, Fabinho, dan Alisson Becker ke Anfield.
Manchester City memang hanya membeli satu pemain, tetapi yang diboyong ke Etihad Stadium adalah Riyad Mahrez, bintang Leicester City. Sementara Manchester United mampu mengamankan jasa Fred dan beberapa pemain lain untuk mempersolek skuat mereka.
Untuk Chelsea, kedatangan Maurizio Sarri jelas terasa seperti baru saja kedatangan pemain bintang. Mereka juga berhasil mengamankan tanda tangan Jorginho. Belum lagi, sejauh ini mereka dirumorkan kuat bakal kedatangan Mateo Kovacic dan Kepa Arizabalaga.
Sementara rival sekota Spurs, Arsenal, juga belanja tak kalah banyak. Nama elite macam Sokratis Papastathopoulos hingga Lucas Torreira diyakini bakal membuat tim besutan Unai Emery itu lebih tangguh ketimbang musim lalu. Yang jelas, semua adalah ancaman untuk Spurs.
ADVERTISEMENT
Pemain Spurs merayakan gol. (Foto: REUTERS/Dylan Martinez)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Spurs merayakan gol. (Foto: REUTERS/Dylan Martinez)
Lalu, apa yang bisa Spurs lakukan untuk bersaing di musim 2018/19 ini jika mereka tak belanja pemain?
Dengan situasi seperti ini, normalnya Mauricio Pochettino selaku manajer jelas tak akan mengubah susunan pemain intinya pada musim lalu. Dari mulai Hugo Lloris di pos penjaga gawang, Jan Vertonghen di lini belakang, Christian Eriksen dan Dele Alli di tengah, hingga Harry Kane di depan tetap bakal jadi jagoan utama.
Pun dengan dua skema andalannya, yakni 3-4-2-1 dan 4-2-3-1. Dua skema itu masih akan digunakan Pochettino, tergantung siapa lawan yang akan mereka hadapi. Jika ingin pragmatis atau ketika menghadapi tim yang punya kendali penguasanan bola lebih kuat, mereka bisa menggunakan pakem 3-4-2-1.
ADVERTISEMENT
Namun, ketika menghadapi lawan yang secara kualitas berada di bawah, formasi 4-2-3-1 yang pada musim lalu digunakan 24 kali oleh Pochettino bisa jadi pilihan. Toh, itu memang pakem utama Spurs dan skuat yang ada memungkinkan mereka punya banyak pilihan untuk menggunakan formasi tersebut.
Lantas, apakah tak akan ada perbedaan? Tentu saja, ada. Tanpa mendatangkan pemain anyar pun, fluktuasi di susunan inti Spurs bisa saja berubah. Sebab, sebenarnya skuat yang mereka miliki sudah cukup gemuk untuk setidaknya bersaing di empat besar Premier League.
Alderweireld di Liga Champions. (Foto: Ben Stansall/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Alderweireld di Liga Champions. (Foto: Ben Stansall/AFP)
Ini dikarenakan pemain macam Toby Alderweireld, Victor Wanyama, Danny Rose, Erik Lamela, hingga Lucas Moura yang pada musim lalu kerap terkena cedera dan absen, di awal musim ini sudah siap tempur untuk memperebutkan tempat utama.
ADVERTISEMENT
Belum lagi, masih ada nama Vincent Janssen atau Georges-Kevin N'Koudou yang balik dari masa peminjaman. Untuk menghadapi kompetisi yang amat padat, mereka jelas bisa jadi pilihan yang tak buruk untuk Pochettino.
Nama-nama itulah yang akan menjadi darah segar untuk Spurs pada musim 2018/19 nanti, jika mereka benar-benar tak mendatangkan pemain baru. Toh, Pochettino juga tak perlu memusingkan persiapan dan adaptasi yang mepet dari pemain baru karena seluruh pemain sudah mengerti dengan keinginannya.
Yang perlu manajer asal Argentina itu lakukan adalah bagaimana dia merotasi skuat di saat yang tepat. Sebab, ketika beberapa bintang absen, Spurs acap kesulitan. Karena itu, Pochettino kudu pintar memaksimalkan kedalaman skuat dan menggunakan pemain di saat yang tepat.
ADVERTISEMENT
Apalagi, di awal-awal musim nanti mereka tak akan diperkuat oleh Son Heung-Min yang akan berlaga bersama Korea Selatan di ajang Asian Games 2018. Meski pilihan penggantinya cukup banyak, Pochettino harus jeli memilih pemain mana yang cocok dengan setiap laganya.
Pochettino memberikan instruksi. (Foto: REUTERS/Peter Nicholls )
zoom-in-whitePerbesar
Pochettino memberikan instruksi. (Foto: REUTERS/Peter Nicholls )
Meski begitu, sebenarnya permasalahan Spurs adalah inkonsistensi yang mereka alami di awal musim ketika Kane tengah tak subur. Di musim lalu, misalnya. Pada 20 pertandingan pertama, Spurs justru sudah menelan 5 kekalahan dan hanya 11 kali menang. Itu membuat mereka berada di posisi lima.
Sementara di 18 pertandingan terakhir, pasukan 'Bunga Lili Putih' hanya kalah 2 kali dan menang 12 kali. Itu membuat mereka, dari medio akhir Desember hingga akhir musim, berada di posisi dua dengan koleksi 40 poin atau hanya kalah dua poin dari Manchester City.
ADVERTISEMENT
Melihat catatan tersebut, yang perlu dipikirkan Pochettino adalah bagaimana membuat Spurs berlari kencang di awal-awal musim, dan mencari solusi ketika Kane mandek di Agustus lagi. Sebab, tak belanja pemain bukanlah masalah jika persoalannya seperti musim lalu.
Jika pun ada yang membuat Spurs harus cepat belanja adalah kepergian pemainnya. Sejauh ini, nama yang terus kencang dikabarkan hengkang adalah Adelweireld. Meski belum pasti, kehilangan satu bek tengah inti jelas membuat Spurs perlu mengganti pengganti.
Namun, jika tak ada yang pergi dan Spurs tak berhasil mendaratkan pemain buruannya macam Jack Grealish, Matthijs De Ligt, atau Yery Mina, mereka tak perlu khawatir karena masalah-masalah bisa diatasi dengan skuat yang ada.