Benarkah Barcelona Masih Membutuhkan Coutinho (dan Griezmann)?

19 Desember 2017 17:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Trio anyar lini depan Barcelona. (Foto: REUTERS/Susana Vera)
zoom-in-whitePerbesar
Trio anyar lini depan Barcelona. (Foto: REUTERS/Susana Vera)
ADVERTISEMENT
Barcelona terlihat tidak menjanjikan di awal musim ini, hampir dalam segala aspek. Kehilangan Neymar dan kalah telak dari Real Madrid di Piala Super Spanyol jadi penyebabnya.
ADVERTISEMENT
Puncaknya, mereka kemudian "ingkar janji" usai berencana memboyong Antoine Griezmann dan Philippe Coutinho.
Ketika kedua pemain itu gagal didapat, Barcelona menggelontorkan total uang sebesar 145 juta euro untuk merekrut winger belia, Ousmane Dembele, dan Paulinho, gelandang yang beranjak uzur. Di luar itu, mereka juga mengaktifkan opsi buy-back untuk Gerard Deulofeu.
Namun, dari segi performa, sejauh ini tak ada masalah bagi Barcelona. Tim yang dinakhodai Ernesto Valverde itu sukses menjadi pemimpin klasemen La Liga hingga pekan ke-16.
Pun demikian dengan keberhasilan El Barca lolos ke babak 16 besar Liga Champions sebagai juara grup. Hebatnya lagi, tak ada yang namanya kekalahan dalam kamus mereka.
Kendati telah menyuguhkan peforma konsisten dengan komposisi skuat saat ini, Barcelona belum bisa berpaling dari dua buruannya itu. Terlepas dari puja-puji yang disematkan kepada Lionel Messi cs. bukan berarti Barcelona tak membutuhkan personel baru dalam skuat mereka.
ADVERTISEMENT
Messi perlahan mulai absen tampil sebagai starter dalam beberapa pertandingan, khususnya di ajang Liga Champions. Usia yang tak muda lagi jadi salah satu alasan La Pulga untuk mulai memerhatikan kebugarannya.
Celakanya, Barcelona juga tak tampil maksimal jika tak diperkuat Messi sejak awal pertandingan. Buktinya, Blaugrana hanya bermain dengan skor kacamata saat menyambangi Juve di ajang Liga Champions.
Nah, Griezmann dan Coutinho diharapkan juga mampu menggantikan peran Messi selain mengisi sosok Neymar yang telah hilang. Pujian yang disematkan Luis Suarez bagi kedua pemain kembali mengasah isu yang sempat berlalu.
"Griezman dan Coutinho adalah para pemain elit yang berada di level tertinggi," kata Suarez kepada RAC105.
ADVERTISEMENT
"Mereka berada di sana dengan sebuah alasan. Mereka masih muda dan punya karier yang panjang. Dan Barcelona selalu menginginkan pemain terbaik," lanjut striker asal Uruguay tersebut.
Griezmann, patut diwaspadai Chelsea. (Foto: Reuters/Sergio Perez)
zoom-in-whitePerbesar
Griezmann, patut diwaspadai Chelsea. (Foto: Reuters/Sergio Perez)
Kalimat terakhir yang dicapkan Suarez seakan jadi kode keras bahwa Barcelona akan melanjutkan misi yang tertunda mereka, yakni mendatangkan Griezmann dan Coutinho di bursa transfer Januari mendatang.
Sebelum berbicara lebih lanjut, perlu diketahui bahwa Valverde telah mengubah pakem 4-3-3 menjadi 4-4-2. Apalagi kalau bukan karena kepindahan Neymar yang melatarbelakanginya. Terlebih lagi, Dembele kudu ditepikan karena cedera. Sementara itu, penampilan Deulofeu yang masih di bawah harapan.
Alhasil, Valverde mengalihkan lini tengah untuk membantu Lionel Messi dan Suarez sebagai tombak kembar. Beruntung, mereka punya Paulinho yang paling moncer untuk memainkan peran tersebut.
ADVERTISEMENT
Enam gol dan dua assist cukup membuktikan kontribusi Paulinho sebagai gelandang tengah. Sedangkan Andres Iniesta intens mengisi pos sayap kiri untuk membantu aliran bola dari lini tengah. Sedangkan Denis Suarez, Paco Alcacer, dan Deulofeu saling bergantian mengisi sisi sebaliknya.
Gamblangnya, keberhasilan Barcelona sejauh ini tak bisa dilepaskan dari kejelian Valverde dalam memaksimalkan skuat yang ada. Alasannya, ya, itu tadi, belum ada winger yang cukup mumpuni untuk menggantikan posisi Neymar.
Cocokkah Griezmann?
Untuk menjawab pertanyaan di atas, kami punya jawaban singkat: hampir tak ada ruginya Barcelona memboyong Griezmann.
Kemampuannya bermain sebagai penyerang utama dan winger bisa memperkaya opsi Valverde. Sang pelatih pun bisa bermain dengan skema 4-4-2 atau kembali ke format 4-3-3.
ADVERTISEMENT
Dari produktivitas, ekspemain Real Sociedad itu tak perlu diragukan lagi. Rata-rata 20 gol berhasil dibukukan Griezmann dalam tiga musim ke belakang. Ini cukup untuk dijadikan garansi.
Keuntungan lain bagi Barcelona dengan memboyong Griezmann adalah melemahkan Atletico Madrid. Dalam lima edisi kebelakang, Los Colchoneros hobi mengganggu dominasi Barcelona dan Real Madrid di La Liga.
Dengan hilangnya Griezmann, hilang juga sokongan utama dari Atletico di lini depan. Atau kata lainnya yang cocok dengan transfer Griezmann adalah misi penggembosan rival.
Lalu, Bagaimana dengan Coutinho?
Oke, sekarang untuk menjawab pertanyaan soal pemain Brasil yang satu ini...
Demi mengembalikkan skema 4-3-3 yang jadi identitas Barcelona, Coutinho adalah pilihan ideal. Format tersebut bukanlah hal baru bagi pemain berusia 25 tahun tersebut.
ADVERTISEMENT
Bahkan lebih dari itu, Coutinho menjadi tulang punggung bagi Liverpool di musim lalu. Total 13 gol dan 7 asssist di Premier League menjadikan dirinya pemain yang paling aktif dalam proses penciptaan gol dibanding rekan-rekan setimnya.
Dalam formasi 4-3-3 Liverpool, Coutinho bisa bermain dalam dua posisi: sebagai penyerang sayap dan gelandang serang sebelah kiri. Tentu saja, ini menguntungkan.
Andai faktor adaptasi jadi sandungannya, El Barca tak perlu mengkhawatirkan hal tersebut. Pasalnya, semasa muda Coutinho pernah merumput di La Liga bersama Espanyol.
Performanya bersama klub yang juga berasal dari Catalunya itu juga tak buruk, lima gol dan sebiji assist berhasil dicatatkan dari 16 pertandingan di La Liga. Mungkin satu-satunya aspek yang kurang komplet dari Coutinho adalah keabsahannya sebagai penyerang utama. Tapi, tak jadi soal jika masih ada Messi dan Suarez.
ADVERTISEMENT