Benarkah Lini Depan Milan Bermasalah?

4 Oktober 2018 16:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penyerang Milan, Gonzalo Higuain. (Foto: AFP/Marco Bertorello)
zoom-in-whitePerbesar
Penyerang Milan, Gonzalo Higuain. (Foto: AFP/Marco Bertorello)
ADVERTISEMENT
Salah satu misteri terbesar sepak bola di musim 2018/19 ini adalah bagaimana bisa Andre Silva, penyerang yang cuma membuat dua gol bersama Milan dari 24 penampilan di Serie A musim lalu, saat ini bisa memimpin daftar pencetak gol terbanyak di La Liga. Bersama Sevilla, pemain asal Portugal itu sukses mengemas tujuh gol dari tujuh pertandingan.
ADVERTISEMENT
Hal itu menjadi misteri karena Andre Silva sendiri tidak tahu apa yang membuatnya begitu subur bersama Los Nervionenses. Ketika ditanyai soal itu, eks pemain Porto tersebut hanya berkata bahwa musim ini dia merasa lebih baik dan ingin mencetak lebih banyak gol serta memenangi laga sebanyak mungkin. Titik.
Musim lalu Andre Silva adalah pembelian termahal kedua Milan setelah Leonardo Bonucci. Bonucci diboyong dengan mahar 42 juta euro, sementara Andre Silva didatangkan dengan biaya 38 juta euro. Tingginya harga beli kedua pemain itu menunjukkan bahwa ada harapan tinggi yang disematkan Milan kepada mereka, tetapi nyatanya Bonucci dan Andre Silva sama-sama gagal memenuhi ekspektasi.
Jika Andre Silva saat ini tengah dipinjamkan ke Sevilla, Bonucci sudah angkat kaki secara permanen dari Milanello. Kepergian Bonucci tersebut ditandai oleh kedatangan dua pemain baru yang memang sengaja dijadikan alat barter oleh Juventus. Ya, untuk mendatangkan Bonucci kembali, 'Si Nyonya Tua' rela melepas Gonzalo Higuain dan Mattia Caldara sekaligus.
ADVERTISEMENT
Caldara sampai sejauh ini masih belum diberi banyak kepercayaan oleh pelatih Milan, Gennaro Gattuso. Sosok berjuluk 'si Badak' itu mengklaim bahwa selama di Atalanta, Caldara kerap bermain dengan pakem tiga bek sehingga dia masih butuh adaptasi dengan sistem permainan Milan yang mengandalkan skema empat bek.
Lain Caldara, lain pula Higuain. Penyerang asal Argentina itu adalah veteran di Serie A yang pernah memecahkan rekor gol Serie A dan pernah jadi pemain termahal di liga. Oleh karenanya, tak ada alasan bagi Gattuso untuk tidak langsung memercayainya. Akan tetapi, sudahkah pemain berjuluk Pipita itu bisa membayar kepercayaan dari klub barunya?
Nah, pertanyaan itu nanti akan dijawab. Namun, sebelum itu ada baiknya kita menelaah dulu kondisi Milan secara holistik.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Milan duduk di peringkat 11 klasemen sementara Serie A dengan catatan dua kemenangan, tiga hasil imbang, dan satu kekalahan. Untuk urusan mencetak gol, mereka tidak bisa dikatakan buruk. Dari tujuh giornata, Milan sudah mencetak 12 gol. Jumlah itu hanya kalah dari Juventus (16), Sassuolo (15), Fiorentina (14), Roma (14), dan Napoli (13).
Jumlah gol yang dilesakkan Milan itu sebenarnya sejalan dengan jumlah tembakan yang berhasil mereka lepaskan dalam tujuh laga. Sebanyak 108 tembakan sudah mereka lancarkan dan itu merupakan catatan terbanyak keenam di Serie A. Artinya, jumlah gol tadi memang mencerminkan kekuatan serangan Milan.
Namun, yang kini jadi masalah adalah ketiadaan sosok pencetak gol yang bisa benar-benar diandalkan oleh Milan. Di Serie A, untuk saat ini sudah ada tujuh pemain Rossoneri yang mencatatkan nama di papan skor. Ketujuh pemain itu pun bervariasi, mulai dari pemain depan sampai pemain belakang. Namun, jika dilihat dari posisinya, maka sampai sekarang pemain-pemain tersubur Milan adalah para gelandangnya.
ADVERTISEMENT
Tembakan Suso ketika AC Milan melawat ke kandang Sassuolo. (Foto: Massimo Pinca/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Tembakan Suso ketika AC Milan melawat ke kandang Sassuolo. (Foto: Massimo Pinca/Reuters)
Tujuh pencetak gol Milan yang dimaksud tadi adalah Higuain, Suso, Giacomo Bonaventura, Franck Kessie, Patrick Cutrone, Samuel Castillejo, dan Davide Calabria. Higuain, Suso, Bonaventura, dan Kessie masing-masing punya koleksi dua gol. Tiga gol dibagi rata oleh Cutrone, Castillejo, dan Calabria, sementara satu gol Milan lainnya hadir dari bunuh diri pemain Empoli, Leonardo Capezzi.
Dua gol. Itulah catatan Higuain sejauh ini. Tentu, jumlah itu sama sekali tak bisa dibilang impresif. Akan tetapi, minimnya jumlah gol Higuain itu sebenarnya bisa dijelaskan dengan sangat mudah.
Pertama, karena Higuain sendiri masih minim menit bermain. Pemain yang dibesarkan oleh River Plate itu sejauh ini baru turun berlaga empat kali dan kemudian harus absen karena mengalami cedera otot. Dengan demikian, dua gol Higuain itu tidak berasal dari tujuh pertandingan, melainkan empat. Rasio 0,5 gol per pertandingan miliknya itu bahkan lebih baik dari catatannya bersama Juventus musim lalu (0,46).
ADVERTISEMENT
Artinya, Higuain sebenarnya sama sekali tak perlu diragukan ketajamannya. Terlebih, pada matchday Liga Europa menghadapi Dudelange, dia mampu mencetak gol tunggal kemenangan Milan. Plus, saat ini catatan tembakan per laganya sudah mencapai angka 4. Percaya tidak percaya, catatan itu pun lebih baik dibanding catatannya dalam dua musim di Juventus (3,5 dan 2,9).
Dengan demikian, jika Higuain sampai sekarang belum mampu jadi pemimpin daftar pencetak gol Milan, itu tidaklah disebabkan oleh kemampuannya yang menurun. Higuain baru mengemas sekian gol karena kesempatan yang dia dapat belum sebanyak yang dia butuhkan. Namun, bagaimana dengan penyerang lainnya?
Cutrone cetak gol kedua Milan di laga vs Roma. (Foto: REUTERS/Stefano Rellandini)
zoom-in-whitePerbesar
Cutrone cetak gol kedua Milan di laga vs Roma. (Foto: REUTERS/Stefano Rellandini)
Musim ini, seiring dengan kepergian Andre Silva, Milan hanya memiliki dua penyerang tengah. Selain Higuain, cuma ada Cutrone sebagai pelapis. Sampai sekarang, pemain asli binaan Milan itu memang sudah bermain empat kali di Serie A. Akan tetapi, empat kesempatan itu dia dapatkan sebagai pemain pengganti.
ADVERTISEMENT
Hal itu membuat menit bermain Cutrone jadi amat sangat sedikit, yakni 50 menit. Menariknya, dari kans yang begitu kecil itu, pemain 20 tahun ini telah berhasil membukukan satu gol. Apa yang menimpa Cutrone ini sama dengan apa yang terjadi pada Higuain meskipun dengan skala berbeda. Selain itu, Cutrone pun, seperti halnya Higuain, juga harus bergelut dengan cedera. Ini berarti, kemampuan Cutrone pun tak perlu lagi dipertanyakan.
Selain Higuain dan Cutrone, dua pemain lain yang sudah dipercaya Gattuso untuk turun sebagai penyerang tengah Milan adalah Fabio Borini dan Castillejo. Di antara dua nama tersebut, Castillejo-lah yang unggul karena eks pemain Villarreal itu sudah mampu mengemas satu gol, tepatnya saat menghadapi Sassuolo.
ADVERTISEMENT
Namun, baik Borini maupun Castillejo tidak berposisi asli sebagai penyerang tengah. Artinya, catatan-catatan yang mereka bukukan tak bisa benar-benar dijadikan rujukan. Borini, sebelum melakoni debut sebagai penyerang tengah di laga melawan Empoli, adalah pemain serbabisa yang lebih kerap dimainkan di sayap. Sementara, Castillejo adalah pemain sayap murni yang sejatinya merupakan pelapis Suso.
Data-data di atas menunjukkan bahwa sebenarnya tidak ada masalah berarti dari para penyerang Milan, kecuali menit bermain yang belum optimal. Adapun, yang semestinya sekarang ini jadi fokus pembenahan Milan adalah pertahanan. Sebab, dari tujuh pertandingan mereka telah kebobolan sembilan gol. Catatan itu adalah yang terburuk kedelapan di Serie A dan akhirnya jadi musabab mereka kehilangan banyak angka.
ADVERTISEMENT