Berharap Serangan Sayap Persija Kembali Hidup

30 Maret 2018 20:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bhayangkara FC vs Persija Jakarta. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bhayangkara FC vs Persija Jakarta. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Persija akan kembali menghadapi laga berat. Setelah pada laga pembuka Go-Jek Liga 1 2018 meraih hasil imbang menghadapi Bhayangkara FC, di laga pekan kedua mereka akan menjamu Arema FC di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Sabtu (31/3/2018). Menarik untuk menyimak skema seperti apa yang akan diterapkan Persija untuk menghidupkan sayap mereka.
ADVERTISEMENT
Pada laga pekan pertama melawan Bhayangkara, Persija sebenarnya tampil cukup dominan atas lawannya tersebut. Hal ini tampak dari torehan penguasaan bola mereka yang mencapai angka 56% (berbanding 44% milik Bhayangkara), serta upaya tembakan mereka yang mencapai angka 13 kali (unggul dua tembakan atas Bhayangkara).
Meski tampil dominan, tim berjuluk 'Macan Kemayoran' tersebut gagal mencetak gol. Selain karena Marko Simic yang tumpul walau mele[as banyak tembakan, tidak hidupnya dua sisi sayap mereka dalam menopang serangan menjadi salah satu biang keladi kegagalan Persija mencetak gol ke gawang Bhayangkara. Hasil 0-0 pun tercipta untuk kedua tim.
Menghadapi Arema, Persija tentu tidak ingin hal yang serupa terulang kembali. Maka, menarik untuk disaksikan, akankah Stefano 'Teco' Cugurra dapat kembali menghidupkan sayap Persija yang sempat mati dalam laga melawan Bhayangkara?
ADVERTISEMENT
***
Persija adalah tim dengan serangan sayap yang andal. Masuknya Riko Simanjuntak per musim Liga 1 2018 ini membuat serangan sayap Persija semakin menjadi-jadi. Kecepatan Riko dan kemampuannya menusuk ke dalam kotak penalti menjadi sebuah senjata tersendiri.
Namun, hal itu sempat lenyap ketika melawan Bhayangkara. Riko dikunci dua pemain, perpaduan antara bek sayap dan gelandang bertahan yang merapat ke sayap. Sayap kiri jarang berkontribusi karena minimnya komunikasi antara bek sayap dan gelandang sayap. Alhasil, serangan Persija dalam laga itu pun tak tampak, akibat dari matinya sayap-sayap Persija.
Dalam laga melawan Arema nanti, banyak pilihan yang bisa dilakukan oleh Teco agar kedua sayap menjadi hidup. Memasukkan bek sayap yang agresif menyerang serta gelandang sayap yang punya kemampuan dribel andal adalah salah satu caranya. Dengan atribut-atribut semacam itu, maka kombinasi di sayap akan hidup.
ADVERTISEMENT
Tusukan ala Riko bisa terjadi jika ada kontribusi bek sayap yang mendukungnya sekaligus menyajikan ruang. Di sayap kiri, jika Rezaldi Hehanusa atau Valentino Telaubun bermain, maka sayap kiri dapat kembali memberikan umpan-umpan silang andal, atau malah melepas tembakan tak terduga ke arah gawang lewat proses cut inside.
Hal inilah yang bisa dilakukan Persija. Apalagi, dua bek sayap Arema, Syaiful Indra Cahya dan Johan Alfarizi, adalah dua bek sayap mumpuni yang memiliki kemampuan bertahan dan menyerang sama baiknya. Jika tampil seperti melawan Bhayangkara, sulit bagi Persija untuk menembus Arema lewat sayap, apalagi memaksimalkan ketajaman Simic yang kemungkinan besar akan dijaga ketat bek-bek Arema.
***
Seperti yang diungkapkan Teco, Arema bukanlah tim sembarangan. Meski meraih hasil imbang 2-2 melawan Mitra Kukar yang merupakan buah dari hilangnya fokus mereka pada menit-menit akhir, mereka tetap harus diwaspadai. Skema bola mati yang apik (adanya Balsa Bozovic) menjadi satu senjata tambahan Arema dalam laga ini, selain juga agresivitas dari dua bek sayap mereka.
ADVERTISEMENT
Maka, menghadapi Arema yang datang dengan kekuatan terbaik ke Jakarta, tak ada salahnya Persija berharap kepada sayap-sayap mereka kembali. Ditambah apiknya penampilan Simic di lini depan, kemenangan akan menjadi milik Persija jika mereka mampu memaksimalkan kekuatan yang ada dalam skuat mereka.