Betapa Sulitnya Egy Maulana Vikri Merebut Hati Luis Milla

1 Mei 2018 8:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Egy Maulana Vikri (Foto: AFP PHOTO / KIM DOO-HO)
zoom-in-whitePerbesar
Egy Maulana Vikri (Foto: AFP PHOTO / KIM DOO-HO)
ADVERTISEMENT
Belum ada nama Egy Maulana Vikri dalam dua laga Tim Nasional (Timnas) Indonesia di ajang PSSI Anniversary Cup 2018. Sosok pemuda 17 tahun ini, memang, harus memahami sulitnya persaingan menembus tim utama.
ADVERTISEMENT
Bagi Egy yang berposisi sebagai pemain sayap, dia harus bersaing dengan nama-nama semacam Febri Hariyadi, Osvaldo Haay, dan Saddil Ramdani. Ketiganya memang sudah menjadi langganan pelatih kepala Luis Milla di pakem 4-2-3-1. Selain ketiga nama itu, dua penggawa Bali United yakni Yabes Roni serta Miftahul Hamdi juga sempat menjadi pilihan.
Untuk urusan sisi sayap, sejak Milla menjadi juru latih 'Skuat Garuda' pada Januari 2017 silam, Febri memang selalu menjadi pilihan bagi pelatih asal Spanyol ini. Kerap dipercaya mengisi sayap kiri, penggawa Persib Bandung ini telah menjalani berbagai turnamen semacam SEA Games, Piala AFF U-18, dan Kualifikasi Piala Asia pada 2017 lalu.
Selain itu, Febri juga menjadi pilihan utama di pos penyerangan 'Maung Bandung'. Sejak diberlakukannya regulasi pemain di bawah usia 23 tahun wajib dimainkan selama 45 menit oleh PSSI pada musim 2017 lalu, praktis Febri mencuat ke permukaan.
ADVERTISEMENT
Selain Febri, ada nama Saddil. Penggawa Persela Lamongan ini memang hanya setahun lebih tua dari Egy. Akan tetapi, kerapnya Saddil tampil untuk 'Laskar Joko Tingkir' tak bisa dikesampingkan. Selama musim 2017 lalu, dia membukukan 17 penampilan.
Selain itu, torehan Saddil bersama Timnas Indonesia juga terbilang sukses. Sejauh ini dia sudah berlaga untuk level U-19 dan U-23.
Di bawah Milla, Saddil dan Febri telah mengikuti tiga ajang internasional yang sama. Namun, Saddil punya poin plus dengan menjadi tulang punggung Timnas U-19 besutan Indra Sjafri yang berhasil menyabet tempat ketiga Piala AFF U-18 tahun lalu.
Sosok terakhir yang menjadi pesaing Egy adalah Osvaldo. Memang, penggawa Persebaya Surabaya ini tak selalu menjadi pilihan utama Milla. Akan tetapi, di SEA Games Malaysia 2017 lalu dia menjadi pemain inti saat Timnas U-23 mengamankan medali perunggu. Kini, Osvaldo pun jadi opsi pertama Milla ketika Febri berada dalam situasi sulit.
ADVERTISEMENT
Ketatnya persaingan yang membuat Egy tersisih ini pun kemudian diperkuat dengan pernyataan terbaru Milla.
"Anda harus mengerti kondisi Egy. Selama ini dia belum menjajaki kompetisi resmi. Dia baru 17 tahun dan dia adalah talenta terbaik yang dimiliki Indonesia," kata Milla seusai laga menghadapi Korea Utara di Stadion Pakansari, Senin (30/4/2018).
Konpers Egy Maulana Vikri - Lechia Gdansk. (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konpers Egy Maulana Vikri - Lechia Gdansk. (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
"Di sini Anda juga harus melihat, lawan yang dihadapi oleh Egy juga adalah tim senior. Jadi, Egy harus bersabar," tuturnya menambahkan.
Meski belum memiliki klub, Egy sebelumnya sudah tampil menawan untuk Timnas U-19. Setelah menjadi pemain terbaik di Turnamen Toulon, pemain kelahiran Asam Kumbang itu juga menjadi topskorer Piala AFF U-18.
Musim depan, Egy sudah dipastikan akan menjadi bagian dari skuat Lechia Gdansk di Ekstraklasa. Namun, fakta ini belum mampu mengubah pendirian Milla.
ADVERTISEMENT
"Egy datang ke pemusatan latihan bersama kami untuk berlatih. Tetapi, ketika dia tak kunjung berkompetisi maka akan sangat sulit untuk bisa bersaing dalam empat bulan ke depan (untuk mendapat tempat di ajang Asian Games)," ungkap Milla.
"Sekali lagi, saya garis bawahi di sini, Egy adalah talenta terbaik yang dimiliki Indonesia. Tetapi, dia harus berkompetisi karena teman-temannya sudah berkompetisi di Liga 1," pungkasnya.