BOPI Keluarkan Ultimatum untuk Penyelenggaraan Liga

10 September 2019 21:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain PSM Makassar Raphael Maitimo (kiri) berebut bola dengan pemain Persija Jakarta pada lanjutan Liga 1 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pemain PSM Makassar Raphael Maitimo (kiri) berebut bola dengan pemain Persija Jakarta pada lanjutan Liga 1 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) sudah memanggil PT Liga Indonesia Baru (LIB) dan PSSI untuk mengevaluasi paruh pertama Liga 1 serta 2 di Kemenpora, Jumat (6/9/2019). Namun, cuma PT LIB yang bersedia hadir.
ADVERTISEMENT
Evaluasi secara berkala terhadap dua level kompetisi itu merupakan agenda rutin yang ditetapkan BOPI. Pada ulasan tengah musim, badan bentukan Kemenpora itu menyoroti sejumlah poin.
Selama empat bulan penyelenggaraan kompetisi Liga 1 dan tiga bulan perhelatan Liga 2 jadwal kompetisi menjadi perhatian utama. Beberapa laga meleset dari agenda semula.
“Kami memberi perhatian serius terhadap penundaan jadwal. Meleset dari agenda kompetisi berdampak buruk secara berantai kepada jadwal selanjutnya,” kata Ketua Umum BOPI, Richard Sam Bera.
Selain itu, lanjut Richard, kuantitas dan kualitas wasit serta panitia pelaksana (panpel) lokal menjadi titik lemah dalam kompetisi. Tengok saja laga antara Perseru Badak Lampung menjamu Persela Lamongan yang harus dijadwalkan ulang
Padahal, tim tamu sudah mendarat di Lampung. Laga yang semestinya berlangsung 3 Agustus 2019 itu tertunda karena bentrok dengan penyelenggaraan Pekan Raya Lampung di area Stadion Sumpah Pemuda.
ADVERTISEMENT
Hariyanto Panto (kostum merah) di laga Bhayangkara FC vs Perseru Badak Lampung Foto: Dok. PT LIB/Liga 1
Jadwal Arema FC yang sedianya berlaga di Stadion Kanjuruhan juga harus digeser ke Stadion Gajayana karena bersamaan dengan perhelatan pemilihan kepala desa. Lalu, laga Persebaya Surabaya kontra Madura United yang dimajukan jam pertandingan karena berbarengan dengan malam takbiran menjelang Idul Adha.
“Kami berharap PT LIB dan panpel lokal lebih intens berkomunikasi, termasuk dengan pemangku kepentingan keamanan setempat. Sehingga, hal-hal seperti ini bisa diantisipasi lebih baik,” tutur Richard.
Kekisruhan saat pertandingan juga tak luput dari pembicaraan. BOPI mencatat selama paruh musim Liga 1 dan 2 ada empat peristiswa penonton masuk ke lapangan. Kemudian, ada tiga kasus pelemparan kepada bus tim tamu, delapan intimidasi dan protes secara berlebihan, dan empat kali rusuh di dalam stadion.
ADVERTISEMENT
BOPI berharap ada peningkatan sanksi yang lebih tegas sehingga menimbulkan efek jera.
“Komisi Disiplin PSSI sebaiknya tidak hanya menjatuhkan denda, tapi juga hukuman lain lebih keras. Misalnya saja, pengurangan poin klub yang melanggar,” ujar Richard.
Pemain Persebaya dan Arema berduel. Foto: Dok. Media Persebaya
Menilik catatan-catatan tersebut, BOPI dengan tegas mengeluarkan ultimatum. Ancaman rekomendasi dicabut pun keluar bila kasus-kasus paruh pertama terulang di putaran kedua.
“Sudah pasti rekomendasi dicabut. Terutama jika ada nyawa melayang,” tutur Agustinus Eko Rahardjo, Ketua Tim Verifikasi BOPI, kepada kumparanBOLA, Selasa (10/9/2019).
Terlepas dari itu, BOPI mengaku kecewa karena PSSI tidak hadir. Padahal, ada evaluasi juga terhadap penyelenggaraan Piala Indonesia.
“Kami sangat menyesalkan ketidakhadiran pengurus PSSI. Sebenarnya, ada beberapa hal yang akan kami sampaikan, termasuk evaluasi pelaksanaan Piala Indonesia. Misalnya, terkait belum lunasnya uang hadiah dan pembayaran wasit,” kata Richard.
ADVERTISEMENT