Boxing Day Era Modern: Tak Melulu Antartetangga

26 Desember 2017 12:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suporter Leeds United di masa Natal. (Foto: Reuters/Ed Sykes)
zoom-in-whitePerbesar
Suporter Leeds United di masa Natal. (Foto: Reuters/Ed Sykes)
ADVERTISEMENT
Mungkin, pada akhirnya sepak bola, walaupun sudah diobok-obok sedemikian rupa oleh miliarder-miliarder dari segala penjuru dunia, tidak pernah benar-benar berhenti menjadi milik rakyat. Dengan caranya sendiri, tradisi bersepak bola di Boxing Day adalah wujud dari sisa-sisa kekuatan yang dimiliki rakyat jelata atas olahraga kesayangan mereka itu.
ADVERTISEMENT
Sudah tak terhitung lagi berapa banyak pemain, pelatih, bahkan wasit yang menyatakan ketidaksukaannya terhadap tradisi ini dan mereka memang punya alasan kuat untuk itu. Pasalnya, mudarat bersepak bola di Boxing Day memang lebih besar ketimbang manfaatnya bagi mereka.
Adapun, mudarat yang dimaksud pun beragam, mulai dari hilangnya waktu berlibur Natal bersama keluarga sampai risiko cedera yang meningkat drastis. Selain itu, energi yang terkuras di masa-masa ini pun kerap dituding sebagai musabab terpuruknya prestasi Tim Nasional Inggris.
Namun, walaupun kritikan dan protes sudah datang bertubi-tubi, para pemangku kebijakan bergeming. Mereka tetap mempertahankan tradisi yang bermula pada tahun 1860 ini.
Salah satu alasan terkuat mengapa tradisi bersepak bola di Boxing Day tetap dipertahankan adalah karena ia sebenarnya berangkat dari tradisi Boxing Day itu sendiri. Di Inggris, Boxing Day yang jelas merupakan bagian dari Natal itu adalah waktu bagi masyarakat untuk bersantai dan bagi orang-orang sana, bersantai bersama keluarga berarti menonton sepak bola bersama-sama di stadion.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, para pemangku kebijakan ini kemudian juga membuat kebijakan yang didesain spesial untuk Boxing Day. Pertama, pertandingan yang berlangsung biasanya tidak melibatkan sesama klub besar atau klub rival. Kedua, sebisa mungkin, jarak yang harus ditempuh para suporter ini tidak terlalu jauh. Maka dari itu, jamak ditemui jadwal Boxing Day yang mempertemukan tim-tim dari kota yang berdekatan.
Walau begitu, seiring dengan kemajuan teknologi, khususnya teknologi transportasi, jadwal yang dibuat ini jadi lebih fleksibel. Artinya, tak selamanya tim-tim yang bertemu di Boxing Day itu berasal dari kota-kota yang jaraknya berdekatan.
Musim lalu, misalnya, West Ham United harus melawat ke markas Swansea City dan Sunderland harus berkunjung ke Old Trafford. Perlu diketahui bahwa jarak dari markas West Ham di London ke Swansea adalah 371 km. Sementara, untuk mencapai Manchester, para penggawa The Black Cats harus menempuh jarak sekurang-kurangnya 233 km.
ADVERTISEMENT
Nah, di musim ini, ceritanya tidak berbeda jauh. Ada delapan pertandingan yang dihelat pada Boxing Day dan untuk enam pertandingan di antaranya, tim-tim tamu harus menempuh jarak lebih dari 100 km. Bahkan, West Ham yang musim lalu harus melawat ke Wales, kali ini harus kembali menempuh perjalanan jauh.
Suporter Manchester City di masa Natal. (Foto: Reuters/Tony O'Brien)
zoom-in-whitePerbesar
Suporter Manchester City di masa Natal. (Foto: Reuters/Tony O'Brien)
Pada Boxing Day edisi 2017/18 ini, West Ham harus berkunjung ke markas Bournemouth. Untungnya, jarak dari London ke Bournemouth tidak sejauh London-Swansea. Kali ini, The Hammers "hanya" cukup menempuh jarak 173 km.
Selain pengulangan nasib bagi West Ham, ini juga berarti pengulangan nasib bagi David Moyes. Pasalnya, musim lalu The Chosen One juga harus melakoni perjalanan jauh bersama Sunderland. Bedanya, musim lalu West Ham berhasil menang telak di kandang Swansea, sementara Sunderland digulung Manchester United di Old Trafford.
ADVERTISEMENT
Nah, meski begitu, West Ham bukanlah tim yang harus menempuh perjalanan terjauh. Untuk musim ini, kehormatan tersebut diberikan kepada Swansea City yang musim lalu sudah menjadi tuan rumah. Kali ini, giliran The Swans yang harus beranjak dari Wales untuk bertamu ke Anfield. Adapun, jarak yang harus ditempuh Lukasz Fabianski dkk. adalah 274 km.
Khusus Swansea, ada sebuah fakta menarik. Dalam dua musim terakhir, Paul Clement adalah manajer terlama mereka. Akan tetapi, eks-asisten Carlo Ancelotti ini justru belum pernah menangani klub saat Boxing Day. Musim lalu, dia ditunjuk setelah Bob Bradley dipecat menyusul kekalahan dari West Ham. Kini, dia dipecat sebelum Boxing Day tiba.
Untuk menggantikan Clement, sementara ini manajemen Swansea memercayakan tim kepada Leon Britton yang sebelumnya sudah menjabat sebagai asisten Clement. Walau begitu, status Britton sebagai pemain sebenarnya belum paripurna. Dengan demikian, pria 35 tahun ini adalah satu-satunya pemain merangkap manajer yang akan bertarung di Boxing Day kali ini.
ADVERTISEMENT
Suporter West Ham di kala Natal. (Foto: Reuters/Lee Smith)
zoom-in-whitePerbesar
Suporter West Ham di kala Natal. (Foto: Reuters/Lee Smith)
Lalu, bagaimana dengan kesebelasan-kesebelasan lain?
Well, ada Everton yang harus menempuh jarak 151 km untuk bisa sampai ke markas West Bromwich Albion. Ini adalah jarak terjauh ketiga yang harus ditempuh sebuah klub musim ini. Di bawahnya, menyusullah Leicester City dan Southampton yang masing-masing harus menempuh jarak 138 dan 128 km. Leicester bakal bertandang ke markas Watford, sedangkan Southampton akan meladeni Tottenham Hotspur di Wembley.
Terakhir, ada dua klub yang perjalanannya di Boxing Day kali ini takkan terlampau melelahkan. Kedua klub yang dimaksud adalah Stoke City dan Burnley.
Kali ini, Stoke akan bertamu ke rumah milik Huddersfield Town. Untuk bisa ke sana, jarak yang ditempuh Peter Crouch cs. hanya sekitar 87 km. Sementara itu, Burnley bahkan hanya cukup melakukan perjalanan sejauh 45 km untuk bisa mencapai markas Manchester United.
ADVERTISEMENT
Nah, dengan begini, Boxing Day di era modern sudah terbukti tidak lagi terlalu patuh pada tradisi masa lampau. Perkembangan teknologi memang membuat jarak itu jadi tak lagi terlalu penting. Walau begitu, satu hal yang tak pernah hilang adalah kebahagiaan para suporter dan itulah mengapa, meski tak disukai, Boxing Day bakal terus dipertahankan.