"Buffon Tidak Cocok dengan Gaya Bermain PSG"

12 Juli 2018 1:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Buffon menjadi pemain PSG. (Foto: REUTERS/Gonzalo Fuentes)
zoom-in-whitePerbesar
Buffon menjadi pemain PSG. (Foto: REUTERS/Gonzalo Fuentes)
ADVERTISEMENT
Gianluigi Buffon membuka lembaran baru dalam karier sepak bolanya setelah resmi bergabung dengan Paris Saint-Germain (PSG) pada Jumat (6/7/2018) lalu. Eks kapten Tim Nasional (Timnas) Italia ini meneken kontrak berdurasi satu tahun dengan opsi perpanjangan satu tahun.
ADVERTISEMENT
Bagi Buffon, merumput di Ligue 1 Prancis adalah sesuatu yang benar-benar baru karena selama dua dekade lebih, kakinya selalu berada di kompetisi Serie A Italia. Sementara bagi PSG, kehadiran Buffon adalah keuntungan karena skuat mereka kian diisi pemain bintang, terlebih Buffon didatangkan tanpa biaya sepeser pun.`
Meski usianya saat ini sudah menginjak 40 tahun, Buffon adalah kiper dengan dengan curriculum vitae mentereng. Tercatat, ada 11 scudetto (termasuk 2004/2005 dan 2005/2006), 6 gelar Supercoppa Italiana, 5 gelar Coppa Italia, 1 Liga Europa yang berhasil diraih Buffon ketika membela Parma dan Juventus. Itu belum ditambah dengan satu trofi Piala Dunia 2006 bersama Italia.
Namun, tak semua pihak mendukung keputusan PSG mendatangkan Buffon. Salah satunya adalah mantan kiper Les Parisiens era 1992-2000, Bernard Lama. Menurut sosok berusia 55 tahun itu, Buffon tidak cocok dengan gaya bermain PSG.
ADVERTISEMENT
"Pertama dan yang utama, PSG telah mendatangkan seorang pemain juara, Buffon. Namun, profilnya mengkhawatirkan saya karena dia tidak cocok dengan PSG, yaitu dalam hal penguasaan bola dan bermain menekan," kata Lama kepada France Football.
"Untuk bermain dengan gaya ini, Anda membutuhkan kiper yang bisa mendorong bola dan ini bukan gaya Buffon. Dia tidak pernah bermain seperti itu di Italia. Ditambah, kemampuannya dalam menguasai bola dengan kaki sangat standar."
"Apalagi, Juventus tidak menawarinya kontrak baru. Tapi, PSG menginginkan seorang pemimpin di ruang ganti. Jadi, dalam hal untuk menghormati sosok, ini adalah suatu langkah yang bagus, terlebih dengan status bebas transfer," ujar Lama menambahkan.
Gianluigi Buffon menjalani sesi perkenalan bersama Paris Saint-Germain di Parc des Princes. (Foto: Gonzalo Fuentes/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Gianluigi Buffon menjalani sesi perkenalan bersama Paris Saint-Germain di Parc des Princes. (Foto: Gonzalo Fuentes/Reuters)
Selain masalah kecocokan bermain, kehadiran Buffon juga dinilai bisa membahayakan posisi Alphonse Areola. Pemain asal Prancis ini menjadi pilihan utama di bawah mistar PSG pada musim lalu dengan turun sebanyak 42 kali di lintas kompetisi. Dengan usianya yang masih 25 tahun, Lama mengkhawatirkan masa depan Areola.
ADVERTISEMENT
"Areola harus segera memutuskan apakah dia mau menjadi pilihan kedua dari seorang Buffon atau pergi ke tim lain. Itulah kebenarannya, saya tidak bisa membayangkan apakah dia akan bisa lebih baik lagi karena itu juga masalah karakter," pungkas Lama.
Terlepas dari keraguan Lama, Presiden Nasser Al-Khelaifi tetap optimistis dengan keputusan manajemen mendatangkan Buffon. Bagi orang nomor satu di PSG ini, tim bisa belajar banyak dari kematangan seorang Buffon.
"Di usia 40 tahun, hasratnya terhadap sepak bola masih utuh. Dia menemukan tempat yang tepat untuk mencapai target tinggi dan mentransfer pengalamannya, tidak cuma untuk penjaga gawang lainnya, tetapi juga seluruh pemain. Kedatangan Buffon mengonfirmasi keinginan kami untuk melompat lebih tinggi," tuturnya.
ADVERTISEMENT