Cantona: Manchester United Seharusnya Pekerjakan Guardiola

9 September 2018 16:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Eric Cantona dalam sebuah laga bersama Manchester United di tahun 1996. (Foto: Anton Want/Getty Images)
zoom-in-whitePerbesar
Eric Cantona dalam sebuah laga bersama Manchester United di tahun 1996. (Foto: Anton Want/Getty Images)
ADVERTISEMENT
Bagi Manchester United, cuma ada satu Raja: Eric Cantona. Oleh karenanya, ucapannya sudah seperti titah saja.
ADVERTISEMENT
Well, kali ini Cantona memang tidak memberikan titah atau perintah yang perlu dipatuhi, tetapi ia mengeluarkan pernyataan yang cukup mengejutkan —dan kalau Anda adalah pendukung United yang fanatik mampus dengan Jose Mourinho, tolong berpaling.
Cantona adalah salah satu alasan United sukses mengakhiri dahaga gelar juara liga. Pada 1992/93, ketika era Premier League baru dimulai, ia berpindah klub dari Leeds United —yang notabene (salah satu) musuh bebuyutan ‘Iblis Merah’— ke United.
Ia jadi keping terakhir puzzle yang dicari oleh Alex Ferguson. Kedatangannya membantu United menjadi juara pada musim tersebut —dan sisanya adalah sejarah.
Cantona adalah enigma, tubuhnya merangkum banyak sifat: Kadang arogan, brutal, dan tidak pandang bulu, tetapi juga empatik, menawan, dan bijak. Cara bicaranya yang lambat-lambat sembari memikirkan baik-baik kalimat yang akan dilontarkan membuatnya jadi mirip filsuf ketimbang (eks) pemain bola biasa.
ADVERTISEMENT
Di masa pensiunnya, Cantona pernah mengkritik beragam isu: Mulai dari rasialisme sampai imigrasi. Ia pernah menyebut keinginan Donald Trump untuk membangun tembok di perbatasan Amerika Serikat dan Meksiko sebagai tindakan konyol.
“Saya tidak percaya dengan region. Saya tidak percaya dengan perbatasan. Sebab, orang-orang akan memulai membuat batas dengan adanya negara, lalu mengerucut menjadi region, kota, jalan-jalan, keluarga sendiri, dan mengerdil ke diri mereka sendiri.”
“Saya memilih untuk memandang secara luas. Trump bilang, ia ingin kekuatan Amerika kembali. Saya menginginkan kekuatan untuk dunia ini,” kata Cantona.
Dengan daya berpikir kritisnya, omongan Cantona memang menarik untuk disimak. Untuk yang satu ini, ia berkomentar soal gaya bermain United di tangan Mourinho yang menurutnya amat membosankan.
ADVERTISEMENT
Pep Guardiola & Jose Mourinho (Foto: Reuters/Carl Recine)
zoom-in-whitePerbesar
Pep Guardiola & Jose Mourinho (Foto: Reuters/Carl Recine)
“Saya suka Mourinho. Dia punya kepribadian yang bagus, tapi tidak cocok untuk United —mereka seharusnya mempekerjakan (Pep) Guardiola,” ujar Cantona seperti dilansir Sky Sports.
“Seharusnya dia (Guardiola, red) berada di sana dan meracik sihirnya untuk klub. Tapi, ia malah melakukannya untuk klub lain, klub yang tidak bisa saya sebutkan namanya.”
“Musim baru berjalan, terlalu dini untuk menilainya. Manchester United adalah klub hebat dan akan tetap hebat. Mereka akan memenangi banyak hal —saya yakin itu. Tapi, cara mereka bermain? Tidak bagus. Manajer memainkan sepak bola yang salah untuk fans. Tidak menyenangkan, tidak ada kreativitas,” kata Cantona.
Cantona adalah penggemar sepak bola atraktif. Hanya lima musim ia memperkuat United sebelum akhirnya pensiun pada 1997, tetapi itu sudah cukup untuk membuatnya menjadi legenda —dan Raja— di Old Trafford.
ADVERTISEMENT
Mourinho, di sisi lain, sering dikritik karena gayanya yang kelewat pragmatis. Kendati begitu, masih banyak suporter United yang mendukungnya. Tidak percaya? Lihat bagaimana mereka menyambut Mourinho yang datang ke tribune setelah ‘Iblis Merah’ menang atas Burnley.