'Captain Tsubasa' dan Kembalinya Sebuah Mimpi

27 April 2018 14:24 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapten Tsubasa (Foto: animenewsnetwork)
zoom-in-whitePerbesar
Kapten Tsubasa (Foto: animenewsnetwork)
ADVERTISEMENT
Mimpi itu datang kembali. Isinya masih sama, tetapi bentuknya sudah berbeda. Ada perubahan di sana-sini yang membuatnya jadi lebih peka zaman. Ada penyesuaian di berbagai sudut yang membuatnya jadi lebih relevan.
ADVERTISEMENT
'Captain Tsubasa' akhirnya kembali dalam wujud yang lebih segar. Tidak lewat manga seperti aslinya, memang, melainkan lewat anime yang lebih mudah diakses di seluruh penjuru dunia. Sekali masuk ke jagat maya, kisah berusia 35 tahun yang dikemas ulang itu bisa dinikmati. Kedatangannya pun disambut hangat, terutama oleh mereka yang dulu pernah menyaksikan atau membaca kisahnya kala masih kanak-kanak.
Pada 3 April 2018 silam, 'Captain Tsubasa' versi terbaru dilepas. Ceritanya tidak berubah. Ia masih bercerita tentang seorang bocah laki-laki berusia 11 tahun yang tak bisa dipisahkan dari kawan karibnya. Bagi si bocah, kawan karib itu tidak berwujud manusia atau binatang, melainkan bola sepak.
"Bola adalah teman". Begitulah kata-kata yang kemudian menjadi identik dengan si bocah. Sejak kecil, dia memang sudah sulit sekali dipisahkan dengan Si Kulit Bulat. Bahkan, bola sepak pulalah yang menyelamatkan nyawanya kala masih balita. Ketika sebuah truk besar menerjang, bola menjadi pelindung tubuh si bocah sehingga impak tabrakan dapat diminimalisir hingga akhirnya dia bisa tumbuh besar dan menjadi pesepak bola terhebat di negaranya.
ADVERTISEMENT
Bocah itu bernama Tsubasa Oozora.
Tak ada yang berubah dari ide besar 'Captain Tsubasa'. Subjek yang dikisahkan masih sama. Mimpi yang dimiliki si bocah juga masih sama. Namun, untuk menyesuaikan laju zaman, ada perubahan kecil di sana-sini, termasuk dengan keberadaan ponsel di tangan sang ayah. Pada intinya, Tsubasa (di)lahir(kan) kembali untuk mengawal mimpi bocah-bocah di dekade kedua milenium ketiga ini.
Usia 'Captain Tsubasa' memang sudah tidak muda. Ia pertama kali diterbitkan sebagai manga bersambung di majalah Weekly Shonen Jump pada 1981. Lewat media ini, cerita tentang Tsubasa terus berlanjut sampai tujuh tahun kemudian. Jika dikumpulkan dalam bentuk buku, kisah Tsubasa termaktub dalam 37 volume. Nantinya, setelah berhenti terbit di majalah tersebut, sekuel-sekuel manga ini terus diterbitkan dalam bentuk buku dan itu semua terjual sebanyak lebih dari 80 juta eksemplar.
ADVERTISEMENT
Kapten Tsubasa. (Foto: Wikipedia)
zoom-in-whitePerbesar
Kapten Tsubasa. (Foto: Wikipedia)
Meski demikian, bukan manga yang membuat 'Captain Tsubasa' begitu populer di dunia, melainkan anime. Dua tahun setelah pertama kali terbit sebagai manga bersambung, kisah Tsubasa diangkat ke layar emas oleh Tsuchida Production. Jadilah pada 10 Oktober 1983 anime 'Captain Tsubasa' pertama kali ditayangkan via TV Tokyo.
Anime inilah yang kemudian menjadi inspirasi bagi banyak orang. Tak cuma orang biasa, para pesepak bola hebat macam Andres Iniesta, Fernando Torres, Alessandro Del Piero, sampai Zinedine Zidane pun mengaku sebagai penggemar berat anime 'Captain Tsubasa’.
Saat masih membela Chelsea, Torres sempat berkisah kepada Daily Mail bagaimana kawan-kawan sekolahnya membicarakan tentang sebuah 'kartun tentang sepak bola dari Jepang'. Di Spanyol sendiri, anime ini dikenal dengan nama 'Oliver y Benji’.
ADVERTISEMENT
"Dua pemain ini (Oliver atau Tsubasa dan Benji atau Genzo Wakabayashi) memulai semuanya sebagai pemain muda, masuk ke Tim Nasional, memenangi Piala Dunia, dan pindah ke Barcelona dan Bayern Muenchen. Itu semua seperti mimpi," tutur Torres.
"Aku mulai bermain sepak bola karena ini, juga karena dipaksa oleh kakakku, dan aku sangat menyukai kartun ini. Aku ingin menjadi Oliver dan Benji adalah kipernya. Itu adalah kontak pertamaku dengan Jepang," lanjutnya.
Sementara itu, Iniesta memang tidak pernah secara gamblang menceritakan kecintaannya kepada Tsubasa. Akan tetapi, sudah seringkali kapten Barcelona ini terlihat dengan mengenakan kostum tim di anime 'Captain Tsubasa', entah itu Nankatsu (tim Tsubasa) maupun Toho (tim Kojiro Hyuga, rival Tsubasa).
Kegandrungan para bintang lapangan hijau ini terhadap 'Captain Tsubasa' memang bukan kebetulan. Saat anime ini dirilis, para pemain tersebut memang masih bocah. Zidane, misalnya, berusia sama persis dengan Tsubasa ketika versi anime dirilis. Artinya, impak kultural 'Captain Tsubasa' memang sangat besar.
ADVERTISEMENT
Total, ada 128 episode dalam versi anime orisinal 'Captain Tsubasa'. Dalam versi orisinal tersebut, dikisahkan bahwa Nankatsu berhasil menjuarai berbagai kompetisi nasional sampai akhirnya, Tsubasa dipanggil untuk memperkuat Tim Nasional (Timnas) Jepang U-17. Bersama kawan-kawan macam Taro Misaki, Wakabayashi, dan Tachibana Bersaudara serta para rival macam Hyuga dan Ken Wakashimazu, Tsubasa sukses memenangi Piala Dunia U-17 bersama Jepang untuk kemudian bertolak ke Brasil untuk bergabung dengan Sao Paulo mengikuti sang pelatih, Roberto Hongo.
ADVERTISEMENT
Berikutnya, muncullah berbagai sekuel, mulai dari 'World Youth', 'Road to 2002', sampai 'Golden-23'. Namun, di antara semua sekuel itu yang paling populer, khususnya di Indonesia, adalah 'Road to 2002'. Anime ini memang pertama kali ditayangkan di Indonesia lewat stasiun teve TV7 pada tahun tersebut, bertepatan dengan digelarnya Piala Dunia di Jepang dan Korea Selatan.
Pada Road to 2002, Tsubasa dan kawan-kawannya dikisahkan sudah memasuki usia dewasa dan bermain untuk tim-tim besar Eropa. Di situ dikisahkan bahwa Tsubasa bergabung dengan Catalonia (FC Barcelona), sementara Hyuga menjadi pemain Piemonte FC (Juventus).
Di situ diperlihatkan adanya sebuah progres yang nyata terhadap karier Tsubasa dan rekan-rekannya tadi. Jika awalnya mereka saling hantam untuk memperebutkan status pemain Tim Nasional (Timnas) Jepang, di sini mereka sudah menjadi bagian tak terpisahkan skuat 'Samurai Biru’.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, konfliknya pun berubah. Mereka tak lagi saling hantam, melainkan bahu-membahu untuk menghadapi pemain-pemain hebat dari negara lain seperti Karl Heinz Schneider dan Deuter Muller (Jerman) maupun Carlos Santana (Brasil). Karakter-karakter rival ini sebelumnya juga sudah muncul pada story arc sebelumnya. Santana, misalnya, muncul ketika Tsubasa bertualang ke Brasil untuk memperkuat Sao Paulo di level junior.
Boleh dikatakan, 'Road to 2002' itu merupakan puncak dari semua kisah tentang Tsubasa dan semua orang di dalamnya. Pada story arc inilah lambang supremasi sepak bola dunia diperebutkan dan akhirnya, Timnas Jepang, dengan dipimpin Tsubasa sebagai protagonis utama, menjadi juara dunia.
Enam belas tahun setelah Tsubasa menjadi juara dunia, anime 'Captain Tsubasa' versi terbaru dirilis. Lagi-lagi, dirilisnya pembaruan ini juga bukan kebetulan karena pada 2018 ini Piala Dunia akan dihelat di Rusia.
ADVERTISEMENT
Dalam versi terbaru ini, David Production ditunjuk menjadi rumah produksi, Toshiyuki Kato bertindak sebagai sutradara, Atsuhiro Tomioka sebagai penggarap naskah, dan Hajime Watanabe duduk sebagai ilustrator karakter. Sementara, penata musik dipegang oleh Hayato Mitsuo.
Sejauh ini, baru ada tiga episode yang dirilis untuk versi terbaru ini. Selain perubahan dengan munculnya ponsel, penyajian cerita juga sedikit mengalami perubahan. Dalam versi orisinal, misalnya, SD Nankatsu sudah muncul sejak episode pertama. Sementara, di versi terbaru ini sekolah Tsubasa tersebut baru muncul di episode ketiga, karakter Sanae yang merupakan teman perempuan Tsubasa juga baru hadir pada bagian penutup episode ketiga, dan yang paling bikin heboh, konon karakter Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi akan dimunculkan.
ADVERTISEMENT
Tak cuma dari segi jalan cerita, musik pun mengalami perubahan. Dalam scene pembuka, ada lagu baru berjudul 'Start Dash'. Sedangkan, lagu pembuka versi orisinal, 'Moete Hero', kali ini dijadikan lagu penutup.
Pada intinya, 'Captain Tsubasa' yang muncul pada 2018 ini memang tidak sama persis dengan versi-versi yang pernah muncul sebelumnya. Akan tetapi, nyawa kisah ini tetap sama. 'Captain Tsubasa' adalah soal mimpi serta harapan, dan generasi ini punya hak yang sama untuk bermimpi serta berharap seperti generasi sebelumnya. Untuk para generasi penerus inilah 'Captain Tsubasa' kembali hadir.