Cardiff Jadi Tim Terakhir yang Terdegradasi dari Premier League

5 Mei 2019 6:12 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cardiff City terdegradasi dari Premier League setelah kalah dari Crystal Palace. Foto: Reuters/Craig Brough
zoom-in-whitePerbesar
Cardiff City terdegradasi dari Premier League setelah kalah dari Crystal Palace. Foto: Reuters/Craig Brough
ADVERTISEMENT
Cardiff City resmi menjadi tim terakhir yang terdegradasi di Premier League musim 2018/2019. Tim asal Wales ini menyusul Fulham dan Huddersfield Town yang telah memastikan diri terdegradasi terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
Nasib Cardiff ditentukan oleh Crystal Palace di pertandingan pekan ke-37. Bermain di kandang sendiri, Cardiff—yang butuh kemenangan untuk lolos dari degradasi—takluk dari Palace dengan skor tipis 2-3. Berbekal 31 poin, Cardiff tak akan mampu mengejar Brighton & Hove Albion yang berada di peringkat 17 dengan 35 poin.
Tentu saja, turun kasta adalah sesuatu yang tidak menyenangkan. Namun, pelatih Cardiff, Neil Warnock, tetap bangga dengan perjuangan yang ditampilkan oleh anak asuhnya di musim ini. Lebih dari itu, Warnock menyatakan bahwa musim ini adalah musim terbaiknya selama 39 tahun kariernya melatih.
“Semua orang kecewa ketika terdegradasi. Adalah sebuah kesalahan apabila kami tidak terluka. Namun, saya tetap bangga. Pemain saya memberikan usaha yang begitu luar biasa, tetapi kami memang memiliki batas tertentu,” ujar Warnock dikutip dari Sky Sports.
ADVERTISEMENT
“Meskipun begitu, ketika saya datang ke sini, saya pikir klub ini benar-benar sedang terpuruk. Kali ini, saya melihat suporter kami seperti terlahir kembali. Mungkin ini terdengar gila, tetapi ini adalah tahun terbaik saya sebagai pelatih. Saya sangat bangga meskipun kami terdegradasi.”
Neil Warnock melawan dunia. Eh. Foto: Reuters/Rebecca Naden
Kerja Warnock bersama Cardiff memang patut diberi pujian. Pelatih gaek ini sukses membawa The Bluebirds promosi ke Premier League di akhir musim 2017/2018. Sayangnya, materi Cardiff yang seadanya membuat mereka kesulitan untuk bertahan.
Salah satu alasan mengapa Warnock gagal mempertahankan Cardiff di Premier League adalah musibah yang menimpa Emiliano Sala. Sala dinilai Warnock mampu menjadi pencetak gol yang dibutuhkan Cardiff. Namun, takdir berkata lain.
Kehilangan Sala diakui Warnock memukul timnya. Namun, pria berusia 70 tahun ini mampu melihat dari sudut pandang yang berbeda.
ADVERTISEMENT
“Kami kehilangan seorang pencetak gol ulung dalam diri Sala, tetapi saya melihat perspektif lain. Kami terdegradasi, tetapi Sala kehilangan nyawanya. Saya sangat yakin Sala dapat membantu kami.”
“Tetapi kami harus bangkit. Saya pikir ada satu dua pemain yang dapat bersaing di Premier League. Namun, secara keseluruhan, mereka adalah tim yang kuat dan saya tidak akan mampu menyalahkan siapapun.”
Neil Warnock memberikan penghormatan untuk Emiliano Sala. Foto: REUTERS/Rebecca Naden
Perasaan kapten Cardiff, Aron Gunarsson, tak berbeda dengan pelatihnya. Gunarsson—yang akan hengkang ke klub Qatar, Al Arabi, di musim depan—menyatakan bahwa perjalanan dirinya dan rekam setimnya masih tetap membanggakan.
“Secara keseluruhan, kami tetap bangga. Terakhir kali kami berada di Premier League, ceritanya berbeda. Kali ini, kekeluargaan di klub ini lebih terasa. Saya harap, kami dapat promosi kembali dan lebih beruntung,” ujar Gunarsson.
ADVERTISEMENT