Cegah Rasialisme agar 'Kung Fu Cantona' Tidak Terjadi Lagi

26 Agustus 2019 19:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ekspresi Pogba setelah penaltinya gagal. Foto: Reuters/Carl Recine
zoom-in-whitePerbesar
Ekspresi Pogba setelah penaltinya gagal. Foto: Reuters/Carl Recine
ADVERTISEMENT
Dalam kurun dua pekan beruntun, dua pemain Manchester United jadi korban aksi rasialis.
ADVERTISEMENT
Yang pertama adalah Paul Pogba. Pemain asal Prancis itu jadi menjadi korban setelah gagal mengeksekusi penalti pada laga lawan Wolverhampton Wanderers. Pertandingan itu sendiri berakhir imbang 1-1.
Yang kedua adalah Marcus Rashford. Pemain Timnas Inggris itu menerima perlakuan rasialis saat United berhadapan dengan Crystal Palace. Sebabnya sama seperti Pogba: Rashford gagal mengeksekusi penalti. Di laga ini, United menderita kekalahan 1-2.
Pelatih United, Ole Gunnar Solskjaer, pun geram. Secara tersirat, ia menyebut tindakan tersebut sebagai tindakan pengecut karena mereka yang menghujat Pogba dan Rashford bersembunyi di balik akun anonim (atau dalam bahasa Solskjaer, "akun palsu") media sosial.
Garth Crooks, eks pemain Tottenham Hotspur, turut mendukung pemberantasan rasialisme di sepak bola. Ia menyebutkan beberapa alasan mengapa aksi rasialis ini mesti dilawan.
ADVERTISEMENT
"Jika sesuatu tidak dilakukan, bisa saja aksi Eric Cantona akan terulang kembali. Jika itu terjadi, maka justru sepak bola kelak yang akan disalahkan," ujar Crooks yang juga merupakan bagian dari Kick It Out, lembaga yang fokus pada perlawanan terhadap rasialisme di sepak bola, seperti dilansir BBC.
"Saya tidak pernah mengira akan bicara mengenai pesepak bola yang menjadi korban rasialisme dewasa ini, apalagi melihat industri sepak bola yang sedang maju. Tapi, ya, aksi rasialisme di media sosial memang banyak jumlahnya, belum lagi dengan aksi rasialisme di stadion," lanjutnya.
Pada Januari 1995, Cantona melakukan sebuah aksi yang terbilang kontroversial. Ia menendang suporter Crystal Palace, Matthew Simmons, saat United bertandang ke markas Palace, Selhurst Park. Saat itu, Cantona mengklaim dirinya jadi korban aksi rasialisme sehingga berbuat nekat.
ADVERTISEMENT
United pun tidak tinggal diam. Selain berencana bertemu dengan pihak Twitter, mereka juga akan bertemu pihak Facebook. Mereka meminta Facebook juga turut proaktif memghadapi unggahan berbau rasialisme.
Twitter sendiri sudah menyatakan sikap proaktif mereka akan kasus rasialisme yang acap terjadi di platform mereka. Mereka akan mengundang beberapa pihak terkait--termasuk United--untuk membicarakan solusi agar aksi rasialis di Twitter tidak terjadi lagi.
Pogba juga punya cara sendiri untuk melawan. Dalam cuitannya di Twitter, Pogba mengungkapkan bahwa aksi rasialis yang dialamatkan kepadanya hanya akan membuatnya jauh lebih kuat dan membuatnya termotivasi untuk melawan demi masa depan yang lebih baik.
"Aksi rasialis adalah sesuatu yang bodoh, dan itu hanya akan membuat saya makin kuat, juga terdorong untuk melakukan sesuatu demi generasi di masa depan," cuit Pogba.
ADVERTISEMENT
"Para pendahulu dan semua orang tua saya melawan (aksi rasialis) sehingga sekarang kita semua bebas bekerja, bebas naik bus, dan bebas bermain sepak bola," tulisnya.