Cerita di Balik Kepergian Teco dari Persija

5 Januari 2019 0:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Stefano Cugurra pelatih Persija Jakarta (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Stefano Cugurra pelatih Persija Jakarta (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Stefano Cugurra alias Teco dipastikan tak lagi bersama Persija Jakarta setelah membawa tim tersebut menjuarai Liga 1 2018. Jumat (4/1/2019), dia mengumumkan kepergiannya dari akun Instagram pribadi.
ADVERTISEMENT
Dalam keterangannya, sosok asal Brasil ini bertutur sudah menyelesaikan masa baktinya per 31 Desember 2018. Tak lupa, Teco juga tak lupa mengucapkan ungkapan terima kasih kepada seluruh jajaran manajemen, pemain dan ofisial Persija.
Cukup mengagetkan memang karena pada 26 Desember lalu, Direktur Utama Persija, Gede Widiade, mengatakan akan tetap menggunakan jasa Teco untuk melatih Ismed Sofyan dan kolega musim depan. Tak menutup mata pula lantaran Persija sudah ditunggu agenda sibuk musim depan. Selain berkompetisi di Liga 1, Persija turut berlaga di Kualifikasi Liga Champhions Asia.
"Teco resmi kami pertahankan, dia pelatih baik dan tidak neko-neko. Tidak pernah marah kepada pemain," kata Gede ketika itu.
Hari berlalu demi hari berlalu, Teco yang mendapat libur karena rehat kompetisi sempat pulang ke Brasil. Menurut perencanaan, Teco mesti hadir di Indonesia pada 5 Januari karena dua hari setelahnya, para pemain dijadwalkan berkumpul guna bersiap melakoni pertandingan persahabatan. Dari situ, Gede kemudian mengisahkan bagaimana akhirnya Teco tak lagi bersama Persija.
ADVERTISEMENT
''Penting di sini saya sampaikan yang pertama Teco bukan dikeluarkan. Tapi alasannya keluar begini. Khusus Teco, dia sama seperti saya, semua pemain, dan ofisial itu karyawan Persija lalu di akhir musim dievaluasi bersama. Parameter evaluasi pemain ada 10 dan yang buat evaluasinya itu Rahmad Sumanjaya dari Sekretaris Tim Persija. Evaluasi meliputi minute of play, latihan teratur, dan lain-lain. Semua ada datanya. Kedua dari segi fisik ada Yogi (Rahardian, mantan pelatih fisik Persija), ketiga dokter tim, keempat atau yang terakhir adalah Teco," ucap Gede.
''Nah, tugas Teco, dia merangkum tiga-tiganya evaluasi. Teco menilai, mengevaluasi pakai spidol merah tandanya ada evaluasi dan biru tandanya lolos, begitu kira-kira. Dan di hari terakhir evaluasi, laporan Rahmad masuk, Yogi laporannya juga masuk, termasuk laporan tim dokter juga masuk, saya sudah bisa lihat siapa dari laporan-laporan itu pemain yang akan dipertahankan. Lalu saya kasih Teco dan dia beri penilaian siapa pemain yang yes dan no.
ADVERTISEMENT
''Itu evaluasi pemain 'kan sudah dari Teco. Kemudian lanjut evaluasi dari manajemen untuk Teconya sendiri. Saya sempat nanya: Teco kamu senang di sini? Lalu dia jawab, ya, saya senang. Dan perlu diketahui penilaian Teco ada sekira 10 poin. Pertama, tepat waktu, sama pemain sinkron dan tak pernah berkata kasar, memojokkan dan lain-lain, jujur, kemudian tidak neko-neko.
''Tetapi dia sedikit saja kurangnya. Apa itu? Dia kurang mengerti nyamannya suporter kala melihat Persija berlaga. Pernah dengar ketika di stadion bagaimana Jakmania menyerukan nama Bepe (Bambang Pamungkas) dan Ismed (Sofyan)? Kurangnya Teco, ya, itu karena dua pemain ini kan kita sama-sama sudah ketahui, mereka ikon Persija, menghibur Jakmania dan dari segi itu dia agak kurang mengerti.
ADVERTISEMENT
''Dari tahun ke tahun dia mulai agak mengerti. Caranya apa? Dengan meraih kemenangan dan memberikan kepuasan dalam bentuk permainan menghibur bagi Jakmania tadi yakni dengan memainkan Bepe dan Ismed. Di situ saja dia kurangnya.
''Dari total evaluasi, manajemen memberikan Teco nilai 8,5. Perlu diingat, di Persija tidak diperpanjangnya kontrak kerja itu apabila nilai di bawah 6. Lalu Teco juga bilang mau minta bonus dan saya mengasih itu. Dan setelah itu saya anggap semua urusan selesai dan akhirnya pada 26 Desember saya kasih pernyataan ke media.'
''Lalu saya yang tidak pahamnya adalah, mungkin, ya, ada goncangan, ada gerimis-gerimis kecil dan tahu-tahu dia menelepon saya panjang lebar dan pada akhirnya, ketika saya mendengar nada bicaranya di telepon dia seperti ada rasa ketakutan.'
ADVERTISEMENT
''Lalu saya bicara sama Teco. 'Teco tolong kamu membuat statement bahwa kamu tak lagi melatih Persija lagi','' kata Gede.
Stefano 'Teco' Cugurra. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Stefano 'Teco' Cugurra. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Well, Teco memang memiliki catatan yang baik bersama Persija. Pada kompetisi Liga 1 musim 2017 saja, pelatih berusia 44 tahun itu berhasil mengantar Persija finis di posisi 4 besar. Posisi yang juga mengantarkan Persija berlaga di kompetisi antarklub Asia.
Setahun kemudian, Teco lebih sukses lagi. Tercatat ada tiga gelar yang diberikan kepada 'Macan Kemayoran' di tahun 2018. Pertama adalah kesuksesan dalam turnamen pramusim yang diselenggarakan di Malaysia. Lalu, gelar juara Piala Presiden 2018 yang mana di laga pamungkas Persija sukses mengalahkan Bali United.
Terakhir, tentu masih segar dalam ingatan bagaimana gelar juara Liga 1 2018. Bersama Teco, Persija sukses memenangi 18 pertandingan dan 8 kali imbang dari 34 laga yang dijalani. Hasil itu membuat Persija sukses meraih 62 poin sehingga dinobatkan menjadi juara.
ADVERTISEMENT
Teco sendiri juga sukses melakukan perubahan dalam permainan Persija. Kedisiplinan pemain dan pemanfaatan materi pemain jadi hal yang dilakukan Teco selama dirinya membesut Persija.
Gelandang Persija, Sandi Sute. (Foto: Dok. Persija)
zoom-in-whitePerbesar
Gelandang Persija, Sandi Sute. (Foto: Dok. Persija)
Cerita Gede tak hanya dikagetkan oleh mundurnya Teco dari kursi kepelatihan Persija. Pada Kamis (3/1) lalu, gelandang Sandi Darma Sute membuat suatu putusan yang cukup mengejutkan manajemen Persija yakni menerima pinangan klub promosi Liga 1, Kalteng Putra.
Pada hari yang sama, Sandi diketahui sudah bersepakat dengan 'Laskar Isan Museng' untuk mengabdi selama satu tahun ke depan. Dari keterangan akun Instagram resmi Kalteng Putra bahkan Sandi sudah menandatangani kontrak kerja.
Gede mengakui kaget bukan kepalang. Pasalnya, mantan pemain Persisam U-21 sudah menandatangani kontrak dengan Persija selama dua tahun dari 2017 hingga 2019.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, masalah kemudian selesai sehari setelahnya. Dari keterangan Sandi, pemain kelahiran Palu mengakui adanya miss communication antara dirinya, Persija dan Kalteng Putra. Akan tetapi, Gede nyatanya tak mau mempermasalahkan kejadian yang menimpa Sandi dan memilih untuk tak banyak berkomentar.