Coutinho Bukan Sekadar Pengganti Iniesta di Barcelona

17 Agustus 2018 14:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Coutinho saat sesi perkenalan. (Foto: Reuters/Albert Gea)
zoom-in-whitePerbesar
Coutinho saat sesi perkenalan. (Foto: Reuters/Albert Gea)
ADVERTISEMENT
Dalam tulisannya di ESPNFC, Graham Hunter membuat pernyataan menarik: “Tidak ada yang bisa menggantikan Andres Iniesta di Barcelona. Namun, kehadiran Philippe Coutinho membuat mereka mendapatkan seorang pemenang yang bisa mengurangi beban Leo Messi.”
ADVERTISEMENT
Ya, lubang yang ditinggalkan Iniesta memang tidak mudah untuk ditutupi. Iniesta bukan sekadar kapten, tetapi juga salah satu ikon yang dimiliki Barcelona. Tumbuh dan berkembang sebagai pemain di Camp Nou, pemain berusia 34 tahun itu bertahun-tahun menjadi nyawa di lini tengah El Barca.
Bersama Xavi Hernandez, Iniesta mengisi lini tengah kesebelasan Catalunya itu dengan kedigdayaan. Mereka saling melengkapi. Jika Xavi diberkahi kemampuan melepas operan dan mengemban peran playmaker dengan jitu, Iniesta —well, sesungguhnya dia juga punya kemampuan melepas operan dengan mumpuni— punya kemampuan melakukan dribel di atas rata-rata.
Oleh karena itu, Xavi kerap diposisikan lebih dalam dari Iniesta. Jika Xavi berperan sebagai pengatur serangan, Iniesta bermain sebagai gelandang serang yang seringkali menusuk dari area sebelah kiri lini tengah dengan dribelnya.
ADVERTISEMENT
Kini, Iniesta sudah merelakan Barcelona. Ia sudah memilih menepi ke Vissel Kobe di Liga Jepang. Tanpa dia, Barcelona punya dua orang yang bisa diandalkan di lini tengah: Coutinho dan Arthur Melo. Nama terakhir baru saja didatangkan musim panas ini Gremio.
Arthur adalah paket komplet. Ia bisa melepas operan dengan akurat dan bisa jadi penghenti serangan lawan lewat tekelnya. Total, ia melepaskan rata-rata 74 operan per laga di musim kemarin dengan persentasi sukses mencapai 93,1%. Tekel? Rata-rata ia membuat empat yang sukses per laga.
Namun, yang menarik adalah sosok Coutinho. Pemain asal Brasil ini, seperti yang Anda tahu, bisa bermain di beragam posisi. Ia bisa bermain sebagai gelandang serang di antara dua penyerang, bermain sebagai penyerang sayap sebelah kiri, dan tampil sebagai gelandang serang sebelah kiri.
ADVERTISEMENT
Aksi Coutinho di laga melawan Malaga. (Foto: Reuters/Jon Nazca)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi Coutinho di laga melawan Malaga. (Foto: Reuters/Jon Nazca)
Dengan posisi yang disebut terakhir, Coutinho bisa lebih berbahaya. Ia tidak hanya bisa menusuk dari kedalaman dengan dribel —seperti yang biasa dilakukan Iniesta— tetapi juga melepaskan trademark-nya: Tendangan jarak jauh. Untuk urusan yang terakhir ini, Coutinho sudah sering betul unjuk gigi, terutama ketika membela Liverpool dulu.
Namun, tentu saja Barcelona punya gaya bermain yang berbeda dengan Liverpool.
“Seringkali, saya kebingungan apakah harus meningkatkan atau melambatkan tempo permainan. Hal seperti ini cuma bisa dipelajari seiring berjalannya waktu, sering-sering latihan, dan menambah menit bermain,” kata Coutinho.
Coutinho baru bergabung dengan Barcelona pada Januari 2018. Dihitung-hitung, baru tujuh bulan ia memperkuat Los Cules. Namun, melihat kemampuannya, semestinya ia memang bisa menjadi salah satu pemain kunci yang baru.
ADVERTISEMENT
Philippe Coutinho (Foto: AFP/ JOSEP LAGO)
zoom-in-whitePerbesar
Philippe Coutinho (Foto: AFP/ JOSEP LAGO)
Musim kemarin, ia tampil 18 kali di La Liga (16 sebagai starter). Dari jumlah penampilan tersebut, ia membuat 8 gol, 5 assist, melepaskan rata-rata 2,6 umpan kunci (umpan yang jadi peluang), dan membuat rata-rata 2,6 dribel sukses per laga. Tidak buruk, bukan?
Melihat catatan statistik tersebut, Coutinho memang punya atribut untuk menjadi pengganti Iniesta —ia bisa melepaskan umpan akurat dan membuat dribel mematikan. Namun, melihat kemampuannya mencetak gol, membuat assist, dan mengkreasikan peluang, Hunter betul… Ia juga bisa meringankan beban Messi.