Coutinho yang Berbahagia, Coutinho yang Berbahaya

1 Oktober 2019 18:30 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selebrasi Philippe Coutinho usai cetak gol perdana bersama Bayern Muenchen. Foto: Michael Dalder
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi Philippe Coutinho usai cetak gol perdana bersama Bayern Muenchen. Foto: Michael Dalder
ADVERTISEMENT
Bayern Muenchen akhirnya berhasil mencapai puncak klasemen Bundesliga. Perlu diingat, mereka sempat terdampar di peringkat delapan di awal musim. Untuk pertama kalinya, setelah enam pekan berlalu, mereka kembali bertakhta.
ADVERTISEMENT
Kemenangan 3-2 atas SC Paderborn jadi titik balik mereka. Bila ditanya siapa pahlawannya, Philippe Coutinho adalah jawaban yang paling tepat.
Masing-masing satu gol dan assist dibuat Coutinho di Benteler-Arena. Itu bukan pertama kalinya ia berbuat demikian. Coutinho juga mengukir torehan yang persis saat bersua FC Koeln sepekan sebelumnya.
Pemain Bayern Muenchen, Philippe Coutinho, beraksi di laga melawan Paderborn. Foto: REUTERS/Wolfgang Rattay
Tak sulit untuk menyebut Coutinho sebagai rekrutan terbaik Bayern di musim ini. Bahkan lebih siginifikan ketimbang Lucas Hernandez yang berharga 80 juta euro.
Tak cuma Bayern saja yang diuntungkan, Coutinho juga merasa telah menemukan kembali kebahagiaan yang sempat hilang. Ia merasakan kenyamanan di Bayern. Itulah mengapa pijar pemain berusia 27 tahun itu kembali terang.
"Saya sangat senang. Bayern lebih seperti keluarga daripada klub lama saya," kata Coutinho dilansir DW.
ADVERTISEMENT
"Saya tahu suasana Liverpool juga menyenangkan, tetapi di Bayern rasa kekeluargaan lebih terasa. Para penggemar sangat ramah dan saya senang merasakan energi positif itu."
Coutinho sudah lama kehilangan 'rumah'. Setelah angkat kaki dari Anfield, ia tak lagi menemukan tempat yang membuatnya nyaman.
Barcelona jauh dari kata itu. Kendati tampil sebanyak 34 kali --22 di antaranya sebagai starter-- di musim lalu, hanya lima gol dan dua assist yang mampu dibuat Coutinho.
Menariknya, nasib berbeda dialaminya bersama Brasil. Coutinho tampil impresif dan sukses mengantar 'Tim Samba' juara Copa America 2019.
Tite memasang Coutinho sebagai gelandang serang dalam wadah 4-2-3-1, diapit Richarlison serta David Neres di kedua tepi. Meski demikian, ia tetap diberi kebebasan untuk menjelajah ke sisi sayap dan dilegalkan untuk aktif melepaskan tembakan dan tak sekadar mendulang peluang.
ADVERTISEMENT
Maka cukup logis bila Coutinho berada pada posisi nomor wahid di timnya soal rata-rata intensitas tembakan (3) dan umpan kunci (4).
Gelandang Brasil, Philippe Coutinho saat bertanding melawan Bolivia di Copa America 2019. Foto: Getty Images
Niko Kovac tahu betul soal itu. Coutinho pun dibebankan tugas yang sama seperti saat di Brasil. Ia jadi motor serangan dari tengah, untuk kemudian mendistribusikan bola kepada Serge Gnabry dan Kingsley Coman pada sisi tepi serta Robert Lewandowski di garda terdepan.
Hasilnya tokcer, 2 gol dan 2 assist dibuatnya hanya dalam 2 pertandingan. Lewandowski pun terang-terangan bilang kalau Coutinho memberikan impak positif kepada lini depan Bayern.
Robert Lewandowski merayakan gol di laga melawan FC Koeln. Foto: REUTERS/Michael Dalder
Nah, Coutinho punya potensi besar untuk membawa Bayern meraih kemenangan di kandang Tottenham Hotspur pada matchday II Liga Champions,(2/10/2019) dini hari WIB. Kebetulan, Spurs dalam kondisi pincang sekarang lantaran cuma mendulang satu kemenangan dari empat duel terakhir.
ADVERTISEMENT
Satu hal lagi, Coutinho punya catatan lumayan saat bersua Spurs. Tercatat ia pernah dua kali membobol gawang The Lilywhites saat masih berseragam Liverpool dan Barcelona.