Curhatan Rene Alberts Soal Kegagalan Raih Poin Penuh atas Bhayangkara

4 Desember 2018 0:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelatih PSM Makassar Robert Rene Alberts memberikan keterangan pers. (Foto: www.indonesiansc.com)
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih PSM Makassar Robert Rene Alberts memberikan keterangan pers. (Foto: www.indonesiansc.com)
ADVERTISEMENT
Tak banyak ekspresi positif yang ditunjukkan Robert Rene Alberts ketika menyambangi media centre Stadion PTIK. Ditemani Hendra Wijaya, pelatih PSM Makassar itu memang sudah beberapa kali menggelengkan kepala ketika berjalan di sela-sela pewarta media yang telah menantinya .
ADVERTISEMENT
Wajar saja, hasil 0-0 di laga pekan ke-33 Go-Jek Liga 1 pada Selasa (3/12) malam WIB, membikin 'Pasukan Ramang' turun ke peringkat kedua klasemen sementara dengan raihan 58 poin. Mereka baru saja gagal merealisasikan tiga angka yang dipatok ketika datang ke rumah Bhayangkara FC.
Laga sendiri menurut Alberts berlangsung seru. Meski salah satu anak asuhnya yakni Hasim Kipuw, terlibat cek-cok dengan Elio Martins dan akhirny diganjar kartu merah pada menit ke-58, namun apresiasi setinggi-tingginya dialamatkan kepada seluruh pemain PSM.
''Kita semua bisa melihat bagaimana kaki-kaki lelah pemain kami dalam pertandingan kali ini. Para pemain menunjukkan bahwa mereka berupaya memenangi pertandingan. Tak hanya kami saja, pemain Bhayangkara juga demikian dan tak ada satu kalimat lain yang bisa saya sampaikan selain mengapresiasi kedua tim ini,'' ujar Alberts.
ADVERTISEMENT
Sembari diterjemahkan oleh ofisial PSM, Albert sesekali melirik ponselnya. Sembari mengusap keringat yang mengalir di sela-sela kacamatanya, ada apresiasi lain yang disematkannya.
''Maaf, saya sedang membaca pesan orang-orang yang sampai kepada saya saat menyaksikan laga kami melalui televisi. Semakin membikin saya bangga saja,'' ujarnya.
Pertanyaan awak media tak hanya menyoal laga yang berlangsung dengan tensi yang cukup tinggi. Kepemimpinan wasit Hadiyana, yang kerap kali membikin para penggawa PSM geleng-geleng kepala, juga tak luput dari sorotan.
Ambil contoh pada menit ke-13, ketika Mark Klok dijatuhkan di kotak penalti Bhayangkara, namun wasit asal Jawa Barat itu bergeming. Selain itu, ketika memasuki tambahan di babak kedua, Darma Santoso Gulo selaku ofisial wasit keempat hanya memberikan tambahan waktu dua menit dari pinggir lapangan.
ADVERTISEMENT
Jika dirinci, ada beberapa kejadian yang terpampang nyata di babak kedua. Aksi saling serang Kipuw dan Elio setidaknya menghentikan laga selama lima menit. Pun saat beberapa kali Wahyu Tri, penjaga gawang Bhayangkara, juga sempat cedera. Ditambah dengan keluarnya Hendra Wijaya pada menit ke-75 lantaran cedera dan digantikan oleh Asnawi Mangkualam Bahar, setidaknya boleh jadi tolak ukur untuk menambahkan waktu lebih dari dua menit.
Foto tim PSM Makassar. (Foto: PT. LIB)
zoom-in-whitePerbesar
Foto tim PSM Makassar. (Foto: PT. LIB)
''Saya tidak tahu bagaimana membahasakan agar segelintir orang-orang tidak tersinggung, ya. Bisa saya katakan ada beberapa keputusan yang bisa dipertanyakan, bukan kami bad looser yang tidak mau kalah tetapi inilah situasinya. Anda lihat laga kemarin? Saya dengar pertandingan dihentikan tanpa adanya tambahan waktu,'' ucapnya.
ADVERTISEMENT
Kejadian 'kemarin' yang dimaksudkan Rene Alberts adalah saat laga Bali United versus Persija Jakarta, Minggu (2/12) lalu. Saat pertandingan yang berkesudahan dengan skor 1-2 untuk kemenangan Persija, sentilan itu yang dimaksudkan Alberts.
Jika merujuk laga Bali United vs Persija, laga dihentikan lantaran adanya penyalaan flare saat laga berlangsung. Buntutnya, laga yang dihelat di Stadion I Wayan Dipta itu mencapai durasi 103 menit. Memang, Alberts tak secara gamblang menyampaikan keanehan itu. Namun, setidaknya Alberts juga sedikit mengendus adanya praktik 'main-main' di laga tersebut.
''Dan mestinya, lewat banyaknya kejadian yang sempat menghentikan pertandingan di laga tadi, laga bisa dimainkan lebih lama lagi. Tetapi, hanya dua menit tambahan waktu,'' ucapnya.
Pendukung klub Bali United menyalakan kembang api ketika berlangsungnya pertandingan Sepak Bola Liga 1 antara Bali United melawan Persija. (Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)
zoom-in-whitePerbesar
Pendukung klub Bali United menyalakan kembang api ketika berlangsungnya pertandingan Sepak Bola Liga 1 antara Bali United melawan Persija. (Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)
ADVERTISEMENT
Alberts menutup sesi jumpa pers selepas laga dengan mengomentari kondisi sepak bola Indonesia yang tengah karut marut terkait praktik pengaturan skor. Dari pengalamannya selama menjadi pelatih, ia cukup prihatin dengan kondisi sepak bola Indonesia.
''Saya sudah mengalami kejadian ini ketika di Singapura dan Malaysia. Namun, ini berbeda ketika berada di Indonesia, ada beberapa orang yang terlibat.''
''Tapi, kalau saya waratawan, tajuk ini adalah tema yang bagus, ini adalah judul yang bagus untuk dikorek dan jika saya menjadi wartawan, koran saya akan banyak dibeli oleh orang-orang. Anda tentu bertanya, apakah saya punya bukti? Kalau bukti saya punya, tapi saya tidak bisa kasih,'' ucapnya menyudahi sesi konferensi pers.