Dari Bencana, Dries Mertens Terlahir Kembali

10 Januari 2018 17:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Diego Armando Mertens. (Foto: AFP/Carlo Hermann)
zoom-in-whitePerbesar
Diego Armando Mertens. (Foto: AFP/Carlo Hermann)
ADVERTISEMENT
Semua berawal dari sebuah bencana dan dari sana, Dries Mertens terlahir kembali.
ADVERTISEMENT
Gonzalo Higuain baru saja pergi ketika itu. Penyerang Argentina itu memang mendatangkan uang berlimpah bagi Societa Sportiva Calcio Napoli. Namun, situasinya tidak sesederhana itu. Bagi Napoli, uang 90 juta euro itu terasa seperti uang haram.
Mereka mendapatkan uang itu dari Juventus, seteru yang begitu mereka benci dari Utara. "Si Nyonya Tua" memang berambisi untuk semakin meningkatkan profilnya di Eropa dan sampai taraf tertentu, kedatangan Pipita itu memang bisa membantu Juventus mewujudkan ambisinya. Trofi memang lagi-lagi urung didapat, tetapi setidaknya, partai puncak berhasil kembali dijejak.
Gajah mati menginggalkan gading, Higuain pergi meninggalkan luka. Sebelum Juventus mengaktifkan klausul pembelian itu, dia adalah pujaan seantero Napoli, bahkan region Campania. Dengan 36 golnya pada musim 2015/16, mantan penyerang River Plate itu mampu memecahkan rekor milik Gunnar Nordahl yang telah berusia 66 tahun. Dengan capaian macam itu, tak seorang pun menyangka kalau Higuain bakal hengkang, apalagi ke Juventus.
ADVERTISEMENT
Namun, itulah yang terjadi dan Napoli pun sempat merasakan betul akibat kepergian Pipita. Mereka menggunakan uang "haram" itu dan "azab" pun langsung mereka terima tatkala Arkadiusz Milik, suksesor Higuain yang sebenarnya cukup menjanjikan itu, tiba-tiba saja mengalami cedera anterior cruciate ligament (ACL) kala membela negaranya, Polandia, di Pra-Piala Dunia.
Cederanya Milik itu sebenarnya mampu membuka pintu kesempatan bagi Manolo Gabbiadini. Namun, mungkin karena dia terlalu berbau Juventus, Gabbiadini pun gagal memanfaatkan kans tersebut. Alih-alih menjadi penyerang utama Partenopei, adik Melania Gabbiadini itu justru dilego ke Southampton pada pertengahan musim 2016/17.
Bencana itu mewujud. Napoli kehabisan stok penyerang tengah dan di sinilah Dries Mertens masuk untuk mengubah segalanya.
***
Tahun ini, Dries Mertens akan menginjak usia 31 tahun. Dengan asumsi bahwa dia adalah manusia biasa dan bukan cyborg, maka karier sepak bolanya sudah tak lama lagi. Namun, baru di usia inilah pemain asal Belgia ini mengalami masa kejayaan.
ADVERTISEMENT
Mertens sendiri baru mencuri perhatian di usia yang sudah tak bisa dibilang muda untuk ukuran pesepak bola. Kala itu, dia sudah berseragam PSV dan usianya telah menginjak angka 25 tahun. Pada musim 2011/12 itu, dia berhasil mencetak 21 gol bagi klub asal Eindhoven tersebut meski bermain sebagai penyerang sayap.
Mertens di PSV. (Foto: AFP/Jack Guez)
zoom-in-whitePerbesar
Mertens di PSV. (Foto: AFP/Jack Guez)
Apa yang dicatatkannya itu membuat Mertens menjadi bidikan klub-klub papan atas Eropa. Namun, dia kemudian justru bertahan setahun lagi di PSV sebelum menerima pinangan Napoli. Kala itu, dia menjadi pembelian pertama Rafa Benitez di San Paolo.
Awalnya, prestasi Mertens pun biasa-biasa saja di Napoli. Dia kalah bersaing dengan Lorenzo Insigne dan Jose Callejon untuk menjadi pendamping Higuain di lini depan. Dia memang berhasil berkontribusi di pelbagai ajang, tetapi sampai Higuain pergi, peran Mertens lebih banyak tertutup bayangan.
ADVERTISEMENT
Ketika Higuain baru saja pergi pun, Mertens belum langsung mendapat kesempatan. Setelah mendatangkan Arek Milik dan memiliki Manolo Gabbiadini sekalipun, Aurelio De Laurentiis masih berusaha mendatangkan Mauro Icardi dan Nikola Kalinic. Bahkan, untuk mendatangkan Icardi, De Laurentiis sampai harus menawarkan peran di salah satu filmnya untuk Wanda Nara, istri sekaligus agen pemain asal Argentina itu.
Namun, segala upaya sang presiden itu gagal. Napoli pun harus memulai musim 2016/17 dengan Milik dan Gabbiadini sebagai ujung tombak. Lalu, cedera parah itu datang menerpa Milik dan kegagalan itu menghinggapi Gabbiadini.
Maurizio Sarri sebenarnya sudah terbiasa dengan situasi seperti ini. Dia sudah kerap melatih di klub-klub divisi bawah yang tak punya kocek tebal. Hal ini pun kemudian mendatangkan berkah bagi Mertens. Sarri melakukan improvisasi dan mencoba untuk memainkan Mertens sebagai penyerang tengah.
ADVERTISEMENT
Arek Milik, rentan cedera. (Foto: AFP/Sergei Supinsky)
zoom-in-whitePerbesar
Arek Milik, rentan cedera. (Foto: AFP/Sergei Supinsky)
Sebenarnya, peran ini sudah kerap dijalani Mertens di bawah Sarri. Hanya saja, itu semua dia lakukan di ajang pramusim. Di ajang sebenarnya, Mertens masih menjadi penghangat bangku cadangan bagi Callejon maupun Insigne. Baru ketika situasi sudah tak memungkinkan lagi Mertens mendapat durian runtuh itu.
Eksperimen itu berhasil dan efeknya masih terasa sampai saat ini. Musim lalu, dari 35 pertandingan Serie A, Mertens berhasil mencetak 28 gol. Dia hanya tertinggal satu gol dari topskorer musim itu, Edin Dzeko. Hebatnya, tentu saja, Mertens baru benar-benar menjadi pemain utama saat musim kompetisi sudah mendekati pertengahan.
Mertens memang cocok sekali dengan gaya bermain ala Sarri. Dengan permainan bola-bola pendek bertempo cepat dan mengandalkan permutasi antarpemain yang nyaris tanpa kendat, Mertens menjelma menjadi pujaan baru bagi publik San Paolo. Pada akhirnya, bukan Milik-lah yang membuat para Neapolitan lupa akan Higuain, tetapi Mertens yang kebetulan punya inisial sama dengan Diego Maradona.
ADVERTISEMENT
Musim ini, kehebatan Mertens sebagai false nine Napoli itu masih berlanjut. 26 pertandingan sudah dilakoni Napoli di Serie A dan Liga Champions. Dari sana, 12 gol plus sembilan assist telah berhasil disumbangkan pria kelahiran Leuven tersebut. Itu berarti, Mertens sudah terlibat dalam 38% gol yang dicetak Napoli musim ini.
Kini, seperti halnya Maradona yang disapa El Diego, Mertens pun dipanggil dengan julukan El Dries. Dengan penampilan seperti ini, tentunya para suporter Napoli pun berharap agar pemain satu ini tetap bertahan sampai gantung sepatu. Terlebih, burung-burung nasar dari liga lain sudah mulai mengintai.
Dries Mertens berduel dengan Joao Miranda. (Foto: Reuters/Ciro De Luca)
zoom-in-whitePerbesar
Dries Mertens berduel dengan Joao Miranda. (Foto: Reuters/Ciro De Luca)
Namun, suporter Napoli memang patut untuk khawatir. Pasalnya, meski baru menandatangani kontrak baru pada Mei 2017 lalu, ada klausul yang bikin waswas, yakni klausul pembelian senilai 28 juta pounds. Bagi klub-klub tak berakal seperti klub-klub Premier League, uang sebesar itu tak ubahnya uang receh.
ADVERTISEMENT
Walau begitu, rasa waswas itu perlahan mulai tergerus. Sebabnya, Mertens sendiri sudah mengeluarkan "kode-kode" yang mengisyaratkan keinginannya bertahan untuk bertahan. Pertama, dia sudah menyatakan bahwa dia berutang budi kepada Maurizo Sarri dan kedua, dia sudah mengatakan keinginannya untuk mengubah klausul pembelian itu.
Walau begitu, ada satu syarat yang harus dipenuhi Napoli. Berdasarkan laporan Sky Italia, untuk mengubah klausul pembelian itu, mereka harus berani menaikkan gaji Mertens. Saat ini, Mertens digaji 4 juta euro plus bonus per musimnya dan demi perubahan itu, Mertens meminta gaji 6 juta euro per musim.
Permintaan itu, seharusnya bagi Napoli, takkan terlalu sulit dipenuhi. Apabila persetujuan berhasil dicapai, tak menutup kemungkinan bahwa nantinya Dries Mertens bakal benar-benar jadi legenda di San Paolo.
ADVERTISEMENT