Dari Manchester City untuk Liverpool: Peringatan untuk Tetap Waspada

5 Januari 2019 14:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mohamed Salah (kedua dari kanan) terjatuh setelah diterjang Vincent Kompany (paling kiri) dalam laga Manchester City vs Liverpool. (Foto: Phil Noble/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Mohamed Salah (kedua dari kanan) terjatuh setelah diterjang Vincent Kompany (paling kiri) dalam laga Manchester City vs Liverpool. (Foto: Phil Noble/Reuters)
ADVERTISEMENT
Kekalahan Liverpool dari Manchester City pada pekan ke-21 Premier League 2018/19 membuktikan bahwa mempertahankan posisi puncak di ranah sepak bola bukan persoalan sepele. Sekuatnya-kuatnya mereka bertahan, bukannya tak mungkin bisa terempas.
ADVERTISEMENT
Kekalahan perdana Liverpool di kompetisi liga musim ini memang belum menggusur mereka dari puncak klasemen, tapi hasil minor itu seharusnya menjadi sinyal waspada yang memperingatkan Juergen Klopp dan anak-anak asuhnya bahwa Premier League adalah arena bagi pertarungan sengit yang mempertemukanmu dengan tim-tim yang mencari gelar juara dengan begitu buasnya.
Peringatan semacam itu juga diberikan oleh gelandang City, Fernandinho. Menurut pemain asal Brasil ini, tekanan bagi Liverpool akan semakin menjadi-jadi sejak kekalahan itu. Peringatan ini bukan omong kosong. Selisih Liverpool dan City saja sekarang sudah berkurang menjadi empat poin. Itu belum ditambah dengan keberadaan tim-tim lain yang siap menjegal di paruh kedua 2018/19.
"Selisih empat poin menjadi hal yang menarik tentang perjalanan kedua tim di sisa kompetisi ini. Liverpool masih menjadi pemuncak dan mereka memiliki banyak pertandingan yang bisa dilakoni dengan baik. Namun, untuk berada di puncak bukan perkara mudah karena tekanannya sangat tinggi. Mereka harus memenangi setiap pertandingan. Jadi, ya, kita lihat saja apa yang terjadi," jelas Fernandinho dilansir ESPNFC.
ADVERTISEMENT
Andalan City, Fernandinho. (Foto: Reuters/Carl Recine )
zoom-in-whitePerbesar
Andalan City, Fernandinho. (Foto: Reuters/Carl Recine )
Tekanan di puncak itu pulalah yang dialami City di sepanjang perjalanan mereka di Premier League 2018/19. Pada pekan ke-16, tempat mereka di puncak direbut oleh Liverpool yang sukses menggempur Bournemouth 4-0. Sementara, di pekan itu City menelan kekalahan 0-2 dari Chelsea yang juga menjadi kekalahan perdana mereka di kompetisi liga.
Maka, kemenangan atas sang pemuncak klasemen yang memegang catatan 20 laga tanpa kekalahan ini dipercaya Fernandinho sebagai bukti bahwa timnya memang bangkit dari segala kesalahan yang pernah mereka buat di laga-laga sebelumnya. Terlebih ini menjadi pertama kalinya City menang atas Liverpool setelah gagal meraih poin penuh dalam empat pertemuan sebelumnya.
Di pertandingan ini, Josep Guardiola tidak menggunakan pendekatan pragmatis seperti yang mereka tunjukkan di pertemuan pertama. Mereka berani tampil menekan dan menutup aliran bola Liverpool. Kredit patut diberikan kepada Fernandinho dan Bernardo Silva yang menjadi kunci kemenangan The Citizens.
ADVERTISEMENT
Fernandinho bekerja sebagai pelindung yang tangguh bagi timnya lewat empat tekel, satu intersep, dan tiga sapuan. Sementara, Bernardo membuktikan kualitasnya dengan tiga tekel, empat intersep, satu sapuan, 10 recovery bola, dan distance cover 13,7 km. Kualitas lini tengah City inilah yang pada akhirnya menghukum Liverpool dan mengganjar mereka dengan kekalahan.
Selebrasi pemain City. (Foto: REUTERS/Phil Noble)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi pemain City. (Foto: REUTERS/Phil Noble)
"Saya pikir, seluruh pertandingan besar akan berjalan seperti itu. Kamu tidak bisa berkedip (tidak boleh lengah -red), (karena kalau demikian) kamu akan mendapat hukuman (kekalahan). Semua pertandingan bertensi tinggi, jadi kamu harus waspada setiap saat dan setiap orang yang terlibat dalam suatu pertandingan memiliki perasaan dan merasakan sensasi yang sama," jelas Fernandinho.
Kekalahan pertama Liverpool memang tak menjadi jaminan bahwa mereka akan tampil buruk setelahnya. Lagipula, kompetisi masih panjang, ada 17 laga lagi yang mesti dituntaskan yang artinya, Liverpool masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki keadaan. Namun, segala sesuatu--termasuk kompetisi--memiliki dua sisi berbeda. Di satu sisi, 17 laga itu memang berarti kesempatan. Di sisi lain, jalan yang masih cukup panjang itu memberi ruang yang lebar bagi bahaya untuk mengancam setiap tim, termasuk Liverpool dan tentu saja, City.
ADVERTISEMENT