Dari Pulau Muna, Saddil Ramdani Merangkai Mimpi

14 Juli 2018 17:55 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Indonesia U-19 vs Singapura U-19 (Foto: ANTARAFOTO/ Zabur Karuru)
zoom-in-whitePerbesar
Indonesia U-19 vs Singapura U-19 (Foto: ANTARAFOTO/ Zabur Karuru)
ADVERTISEMENT
Nasib manusia memang tidak ada yang pernah tau. Sama seperti Saddil Ramdani, dirinya tidak akan tahu jalan hidup kedepannya. Yang dia tahu, dia hobi dan terus ingin bermain sepak bola.
ADVERTISEMENT
Awalnya, pemain berusia 19 tahun bermain untuk sekolah sepak bola di kampungnya. Raha, sebuah kota di Pulau Muna Sulawesi Tenggara, tempat Saddil menempa bakat sepak bolanya sejak kecil.
Bersama Sekolah Sepak Bola Sinar Abadi, Saddil terus berpendar. Dirinya terus berprestasi pada ajang turnamen Bupati Konawe Selatan.
Saddil terus berpendar. Pemain berkaki kidal ini berprestasi juga pada ajang Pekan Olahraga Daerah (Porda) Kendari. Bakat Saddil tercium oleh Aji Santoso. Pemain kelahiran 2 Januari 1998 ini mendapat beasiswa di sekolah sepak bola milik Aji Santoso, Aji Santoso International Football Academy (ASIFA).
Nasib Saddil kian mujur saja. Berlatih di ASIFA membuat Saddil terus berkembang. Dan ketika pelatih U-19 kala itu, Eduard Tjong, mencari pemain untuk mengikuti ajang Piala AFF di tahun 2016, nama Saddil direkomendasikan oleh Aji Santoso.
ADVERTISEMENT
"Itu Saddil saya dapat dari sekolah sepak bola milik Aji, ASIFA. Saya telpon Aji lalu dikirimkan tiga atau empat pemain. Lalu, saya lihat ini anak punya kelebihan kaki kiri, apalagi orang main pakai kaki kiri itu susah, pasti ada nilai plusnya," ucap Eduard Tjong kepada kumparanBOLA.
"Saya lihat dalam latihan, wah ini anak punya percaya diri masih muda eksplosif jadi saya banyak tanya Aji. Kata Aji ini anak kalau ditanganin denan benar bakal bagus. Makanya setelah lepas dari saya selalu di bawah Aji dia. Jadi memang Saddil satu pemain yang punya progres bagus," tambah Edu--sapaan akrab Eduard.
Namun, Saddil gagal membawa Timnas U-19 kala itu melangkah lebih jauh. Dengan persiapan minim, Timnas U-19 pun terhenti di fase grup. Akan tetapi, penampilan Saddil kala itu mampu memikat hati banyak pecinta sepak bola nasional.
ADVERTISEMENT
Setahun berselang, Indra Sjafri yang kembali dipercaya mengasuh Timnas U-19 kepincut skill Saddil. Masuklah dia ke dalam skuat 'Garuda Nusantara' untuk perhelatan Piala AFF 2017 di Myanmar.
Tak hanya di Timnas U-19 saja. Bakat Saddil juga diendus oleh pelatih Timnas U-23 Luis Milla. Bahkan, Milla memanggil Saddil untuk bermain di ajang SEA Games 2017 lalu.
Penampilan Saddil cukup baik. Satu gol berhasil dibuat dan dirinya juga sukses membawa Indonesia meraih medali perunggu. Nah, pada Piala AFF U-19 2018, Saddil kembali menjadi tulang punggung.
Timnas U-19 jelang laga vs Jepang U-19. (Foto:  Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Timnas U-19 jelang laga vs Jepang U-19. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Bersama Witan Sulaeman dan Muhammad Rafli, Saddil menjadi juru gedor Timnas U-19. Sudah 3 gol dicetak oleh pemain yang kini membela Persela Lamongan.
"Saddil bagus di Piala AFF kali ini. Sebelum ada Egy, Saddil menonjol di depan sama Witan dan Rafli, pas pertandingan mneghadapi Filipina dia tampil luar biasa dengan mencetak dua gol," tutur Edu.
ADVERTISEMENT
Kendati tampil memukai, Saddil gagal memberikan gelar juara untuk 'Garuda Nusantara'. Kekalahan lewat drama adu penalti di semifinal kontra Malaysia membuat mimpi Saddil pupus. Meski begitu, Saddil tak perlu kecewa jenjang kariernya masih panjang, Hal tersebut yang diucapkan oleh Eduard Tjong.
"Saddil jangan berpuas diri kariernya masih panjang masih terus berkembang asah terus kemampuannya dan juga disiplin kepada diri sendiri," tutup Edu.