Dari Skotlandia, Islandia Membawa 'Viking Clap' Didengar Dunia

17 Juni 2018 8:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suporter Islandia melakukan Viking Clap. (Foto: REUTERS/Christian Hartmann)
zoom-in-whitePerbesar
Suporter Islandia melakukan Viking Clap. (Foto: REUTERS/Christian Hartmann)
ADVERTISEMENT
Alkisah, pada 17 Juli 2014, 22 fan Stjarnan--salah satu klub Islandia--bertandang ke Fin Park. Mereka datang ke Skotlandia untuk mendukung tim kesayangannya berlaga di babak kualifikasi Liga Europa menghadapi tim tuan rumah, Motherwell.
ADVERTISEMENT
Perjalanan jauh yang ditempuh 22 fan Stjarnan itu tak sia-sia. Tim kesayangan mereka berhasil menahan imbang tuan rumah 2-2, sekaligus memperbesar asa lolos ke babak berikutnya. Namun, satu yang membekas dari pertandingan itu bagi ke-22 fan tersebut adalah apa yang ditampilkan suporter tuan rumah.
Di tribune Fin Park, para suporter Motherwell melakukan aksi yang membuat para fan Stjarnan kagum. Mereka melakukan aksi tepuk tangan dan menutupnya dengan teriakan 'Huh' dan nyanyian 'Since I was Young'. Aksi yang konon terinspirasi dari film 300 itu menggaung ke seluruh penjuru stadion.
Satu pekan berselang, ketika laga berlanjut di Stjoernuvoellur, kandang dari Stjarnan, ke-22 suporter itu, bersama para suporter lain menirukan apa yang dilakukan para suporter Motherwell. Namun, yang berbeda, tak ada nyanyian 'Since I was Young' di akhirnya. Hanya ada teriakan 'huh'.
ADVERTISEMENT
Stjarnan pada akhirnya berhasil memenangi laga dengan skor 3-2 dan mampu lolos ke babak berikutnya. Tapi satu hal penting yang tersimpul dari laga tersebut adalah bagaimana aksi yang dilakukan para suporter Motherwell dan Stjarnan itu menjadi populer di seantero Islandia.
Sebab, selepas pertandingan tersebut, para suporter Stjarnan memperkenalkan aksi itu kepada Tolfan, kelompok suporter Tim Nasional (Timnas) Islandia. Dan dari situ, perlahan-lahan mereka mampu membuat Viking Clap--nama untuk aksi tersebut--mendunia.
Suporter Timnas Islandia. (Foto: AFP/Haraldur Gudjonsson)
zoom-in-whitePerbesar
Suporter Timnas Islandia. (Foto: AFP/Haraldur Gudjonsson)
"Karena penggemar Motherwell menyanyikannya, para pendukung Stjarnan mencontohnya. Mereka memberikannya kepada Tolfan dan itu digunakan di dukungan kualifikasi Piala Eropa2016 yang sukses di Islandia. Sejak kami memulainya, itu benar-benar lepas landas. Kami ingin berterima kasih kepada Motherwell karena telah meminjamkannya kepada kami!" kata pentolan Tolfan, Jonnson, dilansir The Guardian.
ADVERTISEMENT
Aksi tersebut, disebut Viking Clap sendiri karena para suporter Islandia melakukan dan menyerukannya seperti seruan perang Viking--legenda di negara-negara Skandinavia--dan teriakan 'huh' adalah klimaks dari seruan tersebut.
***
27 Juni 2016, dua tahun setelah pertandingan di Skotlandia itu, ribuan suporter Islandia menggemuruhkan Stade de Nice dengan tepuk tangan dan teriakan 'huh' itu. Kala itu para suporter merayakan kemenangan negara mereka atas Inggris di babak 16 besar Piala Eropa.
Aksi tersebut dilakukan dengan begitu sakral dan disambut oleh para pemain Islandia yang berada di lapangan. Mereka sama-sama bertepuk tangan. Sebab, momen itu memang pantas dirayakan. Itu adalah untuk pertama kali Islandia bisa sampai ke babak perempat final Piala Eropa.
ADVERTISEMENT
Sebelum laga 16 besar itu, Viking Clap sebenarnya sudah mulai populer. Sebab, setiap kali Islandia berlaga, tepuk tangan dan teriakan para suporter mereka bergemuruh di stadion. Aksi yang menjadi ciri khas tersendiri di Prancis, selain nyanyian 'Will Grigg's on fire' yang dilantunkan oleh para suporter Irlandia Utara.
Namun, puncak api dari aksi tersebut memang terjadi di Stade de Nice. Seruan perang yang diteriakkan para suporter di tribune, menjadi pelecut semangat para pemain Islandia sehingga mereka mampu menyingkirkan negara kuat seperti Inggris.
Dan Sabtu (16/6/2018) ini, dua tahun setelah aksi memorial di Nice dan empat tahun setelah lawatan ke Skotlandia, Viking Clap bergemuruh di Rusia. Para suporter Islandia kembali hadir untuk mendukung negara mereka berlaga di Piala Dunia 2018.
ADVERTISEMENT
Sebelum pertandingan pertama melawan Argentina di Spartak Stadium dilangsungkan, Viking Clap bahkan sudah bergemuruh. Para suporter Islandia yang sampai ribuan itu membuat riuh suasana di luar stadion.
Ketika sudah sampai di tribune pun, suasana riuh itu tak berhenti. Mereka masih meneriakkan seruan perang, dan membuat Gylfi Sigurdsson dan kawan-kawan berlaga dengan semangat berlimpah, menjadi pejuang demi kehormatan negara.
Hasilnya, tak mengecewakan sama sekali. Para pejuang perang Islandia di atas lapangan itu mampu menahan imbang finalis Piala Dunia edisi 2014, Argentina. Lionel Messi dibuat tak bisa menciptakan satu gol pun. Islandia mendapat poin pertama mereka di ajang Piala Dunia.
Dari Skotlandia empat tahun lalu, Viking Clap siap berdengung kencang di stadion-stadion di Rusia lain, setiap kali Islandia berlaga. Dan seruan perang itu benar-benar diharapkan bisa membuat para pemain selalu berlaga dengan semangat berlimpah, pantang menyerah, hingga mendapat mampu menaklukkan musuh kuat dan mengejutkan dunia seperti dua tahun silam.
ADVERTISEMENT