De Zerbi: Milan Masih Pantas untuk Dihormati

30 September 2018 21:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sassuolo musim 2018/19 lebih tajam dan solid. (Foto: Getty Images/Pier Marco Tacca)
zoom-in-whitePerbesar
Sassuolo musim 2018/19 lebih tajam dan solid. (Foto: Getty Images/Pier Marco Tacca)
ADVERTISEMENT
Pekan ketujuh Serie A 2018/19 akan mempertemukan Sassuolo dengan AC Milan. Laga yang dihelat Stadio Città del Tricolore akan berlangsung pada Senin (1/10/2018) pukul 01:45 WIB.
ADVERTISEMENT
Dibandingkan dengan Milan, Sassuolo sedang ada di atas angin. Bagaimana tidak? Anak-anak asuh Roberto De Zerbi mendiami peringkat ketiga klasemen sementara berkat raihan 13 poin. Bila dihitung-hitung, jumlah raihan poin Sassuolo sama dengan Inter Milan.
Kalau Sassuolo bisa unggul secara peringkat atas Inter, maka selisih gol yang menjadi penyebab. Sementara, Milan yang akan menjadi lawan terdekat Sassuolo kini bertengger di posisi 14 dengan koleksi enam poin.
Hanya karena Sassuolo ada di peringkat tiga dan Milan terlempar dari posisi 10 besar sementara, bukan berarti Sassuolo bisa menganggap remeh lawannya itu. Dalam wawancara jelang laganya, De Zerbi bahkan menegaskan bahwa ada banyak elemen dalam diri Milan yang patut dihargai olehnya dan seisi tim.
ADVERTISEMENT
"Ini adalah pertandingan besar yang layak untuk dipersiapkan semaksimal mungkin. Penyebabnya, Milan gemar menampilkan permainan yang baik walaupun sejauh ini, hasilnya belum sesuai dengan upaya yang mereka yang tunjukkan di atas lapangan. Milan memiliki banyak elemen yang harus kami waspadai, mulai dari kemampuan individu para pemainnya hingga permainan mereka secara kolektif sebagai tim," ucap De Zerbi dilansir Football Italia.
"Itu belum ditambah dengan motivasi yang mereka pegang untuk memperbaiki hasil di laga-laga mendatang, termasuk di pertandingan ini. Mereka pantas untuk menduduki peringkat yang lebih tinggi dan saya pikir, mereka sedang dalam perjalanan ke puncak."
"Semoga kebangkitan itu tidak terjadi saat mereka bertanding melawan kami. Milan tetaplah Milan, mereka pantas untuk dihormati karena semangat pantang menyerah menjadi satu dalam DNA klub ini," jelas De Zerbi dilansir Football Italia.
ADVERTISEMENT
Ke-13 poin yang berhasil diraih oleh Sassuolo dan mengantarkan mereka ketiga besar klasemen sementara itu lahir dari catatan empat kemenangan, satu hasil imbang, dan satu kekalahan di enam laga pembuka Serie A 2018/19. Atas keberhasilan itu, De Zerbi memberikan kredit setinggi-tingginya kepada para pemainnya. Baginya, Sassuolo membuktikan diri sebagai tim yang bertanding tanpa mengandalkan kemampuan satu atau dua orang pemain saja.
"Tentunya kredit saya berikan kepada segenap pemain yang telah berlatih dengan begitu hebat dan memberikan saya kesempatan untuk melakukan perubahan. Tugas saya di sini untuk memberikan hasil terbaik bagi tim tanpa mengorbankan satu potensi (pemain -red) pun. Saat seorang pelatih melihat semangat tim, kesatuan yang intens dan hasrat untuk mengutamakan tujuan klub di atas segalanya, maka satu-satunya perasaan yang bisa muncul adalah kebahagiaan," jelas De Zerbi.
ADVERTISEMENT
Gennaro Gattuso dan Roberto De Zerbi. (Foto: CARLO HERMANN / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Gennaro Gattuso dan Roberto De Zerbi. (Foto: CARLO HERMANN / AFP)
Di ranah kepelatihan, De Zerbi belum bisa disebut maestro. Kariernya masih pendek, dimulai pada 2013 dengan mengasuh Darfo Boario, yang kini berkompetisi di Serie D. Hanya bertahan semusim, De Zerbi berpindah ke Foggia dan menetap selama dua musim.
Namanya baru mulai muncul ke permukaan saat mengasuh Palermo pada 2016. Namun, perjalanannya di Palermo pun tak lama. Ia dipecat pada 30 November 2016 usai menelan kekalahan dari Spezia di laga tandang kompetisi Serie B.
Hanya, pemecatan itu bukan akhir dari perjalanan De Zerbi. Benevento yang promosi ke Serie A pada 2016/17 mendapuknya sebagai allenatore. Walau menutup musim tanpa keberhasilan mempertahankan Benevento berkompetisi di Serie A pada 2017/18, ia mendapatkan pekerjaan baru sebagai manajer Sassuolo pada musim 2017/18. Di musim itu, Sassuolo menutup kompetisi Serie A di peringkat 11.
ADVERTISEMENT
Menilik rekam jejaknya, perjalanan De Zerbi tidak dapat bisa disebut gemilang. Kekalahan demi kekalahan berlanjut pada pemecatan demi pemecatan. Namun, De Zerbi tak gentar. Kalaupun ia harus berkali-kali dihajar kekalahan, serangan bertubi-tubi itulah yang dipakainya sebagai pupuk untuk bertumbuh dalam kedewasaan.
Itulah sebabnya, kini ia memahami bahwa tak ada laga yang terlampau sepele untuk tak dipersiapkan dengan sehebat-hebatnya. Siapa pun yang menjadi lawan, Sassuolo harus menutup laga dengan kemenangan.
"Rambut saya belum memutih, tapi saya memiliki cukup pengalaman untuk memahami bahwa dua kekalahan atau penampilan buruk sanggup mengempaskanmu ke posisi terbawah," pungkas De Zerbi.