Demi Kemanusiaan, Penyerang Finlandia Menolak Tampil untuk Negaranya

9 Januari 2019 8:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi Riku Riski (tengah) ketika memperkuat Timnas Finlandia. (Foto: ATTILA KISBENEDEK / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi Riku Riski (tengah) ketika memperkuat Timnas Finlandia. (Foto: ATTILA KISBENEDEK / AFP)
ADVERTISEMENT
Bagi kebanyakan pesepak bola, dipanggil untuk membela timnas merupakan sebuah kesempatan yang kelewat sayang untuk dilewatkan. Tapi, Riku Riski malah menolak tampil untuk Timnas Finlandia di laga persahabatan melawan Timnas Swedia dan Estonia sebagai bagian winter camp pada awal Januari ini.
ADVERTISEMENT
Lantas, apa pasal pemain yang telah tampil sebanyak 26 kali untuk Finlandia itu menolak tampil? Untuk mengetahui jawabannya, kita perlu mengetahui di mana lokasi winter camp kali ini dihelat. Winter camp kali ini dihelat di Qatar.
Masalahya bagi Riski, dia merasa negara ini tak ramah terhadap hak asasi manusia. Qatar terus mendapatkan kritik miring akibat perlakuan semena-mena terhadap buruh migran yang terlibat dalam pembangunan stadion untuk Piala Dunia 2022.
Mengacu pada laporan Amnesty International pada September 2018, sudah kelewat sering buruh migran di Qatar mendapatkan eksploitasi berlebihan dan hak asasinya tak dipenuhi.
“Setelah mendapatkan undangan, saya bicara dengan general manager dan pelatih utama Finlandia,” ucap Riski kepada media Finlandia, Helsingin Sanomat.
ADVERTISEMENT
“Mereka paham, tapi mereka punya opini berbeda. Sementara, saya tetap dengan pendirian saya. Saya telah menunjukkan kemauan saya dari awal. Saya tidak ingin ke Qatar. Sesederhana itu sebenarnya,” lanjut Riski, yang kini mempekuat HJK Helsinki.
Aksi Riku Riski (kiri) ketika memperkuat Timnas Finlandia. (Foto: KARIM SAHIB / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi Riku Riski (kiri) ketika memperkuat Timnas Finlandia. (Foto: KARIM SAHIB / AFP)
Pelatih utama Finlandia, Markuu Kanerva, menghargai keputusan Riski. Walau begitu, Kanerva mewanti-wanti bahwa keputusan pemain berusia 29 tahun itu bisa saja berdampak terhadap posisinya di Finlandia.
“Riku telah menolak undangan kami dan dia telah menjelaskan. Tapi, kami tak boleh mengomentari alasannya, karena alasannya itu harus kami hargai,” kata Kanerva.
“Tapi, saya juga harus menegaskan bahwa winter camp ini sangat penting. Karena setiap pemain bisa mendapatkan kesempatan untuk tampil di kualifikasi Piala Eropa 2020,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, keputusan Riski membuat Ari Lahti selaku ketua Asosiasi Sepak bola Finlandia (SPL) juga angkat suara. Menurut sosok berusia 55 tahun itu, Finlandia bisa melayangkan protes terhadap Qatar. Sebab, dalam setahun terakhir, Qatar terus menjalin hubungan dengan asosiasi sepak bola di negara-negara Nordik.
“Pesan kami jelas, kami tak menerima pelanggaran hak asasi dan hak buruh untuk pekerja migran. Sudah menjadi tanggung jawab pemerintah Qatar untuk memberikan lingkungan kerja yang nyaman bagi pekerjanya,” kata Lahti.