Dengan Zidane, Juventus Punya Mimpi Lebih Tinggi

18 Juli 2018 15:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Zidane memberikan instruksi. (Foto: Reuters / Kai Pfaffenbach)
zoom-in-whitePerbesar
Zidane memberikan instruksi. (Foto: Reuters / Kai Pfaffenbach)
ADVERTISEMENT
Langkah Juventus mendatangkan Cristiano Ronaldo memancing rumor lain. Satu di antaranya adalah Zinedine Zidane yang disebut bakal pulang ke 'Si Nyonya Tua' untuk mengambil peran penasihat direktur olahraga.
ADVERTISEMENT
Libertad Digital menjadi media pertama yang menyebutkan rencana ‘kepulangan’ Zidane ke Turin. Dalam laporannya, mereka mengatakan bahwa eks pelatih Real Madrid tersebut mulai bekerja per Oktober 2018.
Adapun, laporan tersebut dibuat oleh salah satu jurnalis Libertad Digital, Juanma Rodriguez. Juanma mengaku mendapatkan info tersebut dari sumber yang dekat dengan keluarga Chairman Juventus, Andrea Agnelli.
Juventus telah memiliki direktur olahraga, yakni Fabio Paratici. Nah, jika Zidane jadi bergabung, ia akan membantu tugas Paratici melakukan tugas harian sebuah tim, yang tak berkaitan dengan teknis di dalam lapangan.
Pertanyaannya, apakah Zidane layak untuk diangkat sebagai asisten Direktur Olahraga Juventus?
Di era sepak bola yang makin modern, semakin banyak pula posisi yang dibuka. Jika dulunya hanya chairman dan pelatih atau manajer, kini muncul posisi-posisi anyar, macam direktur olahraga, direktur teknik, general manager, hingga head of development.
ADVERTISEMENT
Secara hierarki, direktur olahraga adalah penghubung pelatih dengan chairman. Bedanya dengan pelatih, jika direktur olahraga bertugas mengurus semua hal, mulai dari hierarki tim hingga transfer pemain, maka pelatih bertanggung jawab khusus terhadap tim di atas lapangan.
Menilik efisiensi di struktur manajemen, Juventus sebenarnya tak membutuhkan jasa Zidane sebagai asisten direktur olahraga. Melihat kinerja Paratici sejauh ini, penambahan orang di posisi tersebut rasanya adalah hal yang mubazir.
Apa yang dilakukan oleh Paratici selama lebih dari 10 tahun menjabat sebagai Direktur Olahraga Juventus sebenarnya tak buruk-buruk amat. Namun, kedatangan Zidane menjadi pertanda bahwa mereka siap memulai era baru yang lebih besar.
Paratici sendiri datang ke Juventus pada Mei 2010. Bersama Beppe Marotta, ia diberi tugas Andrea Agnelli untuk mengubah wajah lama Juventus. Dengan beragam kebebasan yang diberikan, Marotta dan Paratici pelan-pelan memberikan penyegaran.
ADVERTISEMENT
Paratici dikenal sebagai orang yang tak takut berjudi. Ia berani melepas banyak pemain, asal mendapatkan pengganti yang lebih baik. Ia juga berani mengeluarkan banyak uang demi menggembosi kekuatan lawan.
Contoh perjudian Paratici adalah melepas 11 pemain dan membeli 14 pemain baru di awal musim 2010/11. Meski di musim tersebut gagal menjadi juara, tapi empat dari 14 yang didatangkan menjadi tulang punggung saat menjuarai Serie A musim berikutnya.
Namun, Juventus tentu punya alasan untuk menggaet dan menaruh Zidane di sana. Salah satunya adalah pengalaman dan kemampuan pria keturunan Aljazair tersebut kala menjadi Direktur Olahraga Madrid.
Zidane menjabat di posisi tersebut mulai 2011 hingga 2013. Sehari-harinya, ia bertanggung jawab untuk memantau pemain buruan dan juga merekomendasikan pemain yang sesuai dengan kebutuhan tim utama.
ADVERTISEMENT
Selain mengurusi hal-hal yang berhubungan dengan kedatangan pemain, Zidane juga menjadi orang yang menjaga talent pool dan kualitas pemain di akademi . Di luar itu, ia bertugas untuk meluruskan jalan klub agar sesuai hierarki.
Menurut kolomnis ESPNFC, Graham Hunter, satu bukti kesuksesan Zidane sebagai direktur olahraga adalah perkembangan pesat Raphael Varane dan Isco. Lewat keputusan Zidane merekrut keduanya di masa lalu, mereka berkembang jadi poros permainan Madrid saat ini.
Varane didatangkan dari Zidane setelah melakukan negosiasi panjang dengan RC Lens. Lewat janji-janji yang ditawarkan oleh Zidane, Varane akhirnya bergabung Madrid dan menolak tawaran kesebelasan-kesebelasan lain.
Zinedine Zidane berbincang dengan Raphael Varane. (Foto: Javier Soriano/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Zinedine Zidane berbincang dengan Raphael Varane. (Foto: Javier Soriano/AFP)
Sementara itu, Isco didatangkan Madrid setelah Zidane berdebat semalaman dengan Florentino Perez. Perez marah besar saat tahu Zidane berusaha mendatangkan eks pemain Malaga tersebut. Akhirnya, Zidane berhasil meyakinkan Perez dan terjadilah transfer tersebut
ADVERTISEMENT
Selain transfer, parameter kesuksesan Zidane sebagai direktur olahraga adalah trofi yang tak pernah berhenti mampir ke markas La Fabrica, alias akademi Madrid. Di tahun terakhirnya menjabat, sembilan dari 13 tim bahkan mengakhiri musim sebagai juara di kelasnya.
Sederet prestasi tersebut belum terhitung dengan bagaimana Zidane menjalin hubungan baik dengan tim lain, termasuk di luar Spanyol. Kemampuannya menjalin hubungan baik membuat Madrid tak pernah kesusahan mendatangkan pemain atau sampai rugi ketika menjual pemain.
Perbedaan karakteristik dan pendekatan membuat kerja sama Paratici dan Zidane bisa jadi tak akan berkesinambungan. Tipikal Paratici yang terlalu eksplosif agaknya berkebalikan dengan Zidane yang menggunakan ketenangan.
Belum lagi soal cara saat menjalankan peran. Paratici yang terbiasa menghemat uang seminimal mungkin niscaya akan butuh waktu untuk melebur dengan Zidane, yang punya bajet tak terbatas di Madrid.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, tak ada salahnya bagi Juventus memasangkan keduanya di kursi direktur olahraga. Tak ada yang tahu bagaimana hasil kerja keduanya sebelum dipasangkan.