Derbi Manchester: Menanti Tipu Daya Jose Mourinho

10 November 2018 16:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mourinho pada Derbi Manchester. (Foto: Lee Smith/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Mourinho pada Derbi Manchester. (Foto: Lee Smith/Reuters)
ADVERTISEMENT
Sembilan angka margin yang terhampar antara Manchester City dan Manchester United dalam tabel klasemen Premier League. City yang belum menyentuh satu pun kekalahan, berdiri kokoh di puncak klasemen dengan 29 angka. Sementara United berada enam setrip di bawahnya karena masih tampil angin-anginan.
ADVERTISEMENT
Namun, kesenjangan di atas tak akan meredam panasnya Derbi Manchester yang akan dihelat Minggu (11/11/2018) di Etihad Stadium. United tetap berpotensi untuk menjungkalkan City. Sebaliknya, The Citizens juga tetap berpeluang besar untuk menaklukkan rival sekotanya itu, meski nantinya tak akan berjalan mudah.
Tipu Daya Mourinho
Dibanding City, United memang terlihat lebih inferior --khususnya dari performa serta peringkat di tabel klasemen. Namun, kenyataanya tak seburuk itu. Dari lima perjumpaan terakhir, catatan keduanya berimbang --dengan masing-masing dua kemenangan dan satu laga sisanya berakhir imbang.
Tuah Etihad Stadium justru tak membuat penampilan United melempem. 'Iblis Merah' bahkan tak pernah kalah dalam tiga lawatan terakhirnya, dengan rincian dua kemenangan dan sekali imbang.
ADVERTISEMENT
Torehan manis tersebut tak bisa dilepaskan dari kejelian Jose Mourinho dalam memaksimalkan potensi anak asuhnya untuk bermain bertahan. Ya, Anda tak salah baca, dan itulah mengapa permainan United tak lebih atraktif ketimbang City alias membosankan.
Kendati demikian, bukan berarti itu sebuah langkah yang salah. Nyatanya, Mourinho berhasil memecundangi Pep Guardiola dalam duel termutakhir mereka April lalu.
Barisan pemain ofensif macam Paul Pogba dan Jesse Lingard lebih sering berada di area mereka. Pula dengan Romelu Lukaku dan Alexis Sanchez yang minim sentuhan di kotak penalti lawan.
Apalagi jika bukan karena skema bertahan yang dicanangkan Mourinho dengan memadatkan pemain teritorinya. Siasat demikian yang kemudian membuat lini depan mereka tumpul. Sebaliknya, Mou bakal mengubah skemanya menjadi mode menyerang setelah tertinggal. Defisit dua gol berhasil dilampaui Unted lewat tiga gol balasan.
ADVERTISEMENT
Sampai di sini cukup menggambarkan mengapa United selalu lambat dalam menyuguhkan permainan agresif. Alasan itu pula yang membuat Chris Smalling dan kolega hobi menciptakan comeback.
Bournemouth dan Newcastle adalah dertan korban comeback United di laga Premier League sebelumya. Untuk bukti teraktual, ya, kesuksesan United mempermalukan Juventus 2-1 pada matchday keempat Liga Champions tiga hari lalu.
Perayaan gol dari Paul Pogba dan Anthony Martial. (Foto: Reuters/Peter Powell)
zoom-in-whitePerbesar
Perayaan gol dari Paul Pogba dan Anthony Martial. (Foto: Reuters/Peter Powell)
Anthony Martial menjadi nama yang berpotensi sebagai pembeda bagi United. Alasannya, besar kemungkinan tim tamu akan mengandalkan skema serangan balik selain set-piece. Inilah mengapa Martial jadi figur sempurna untuk mengejawantahkan trik tersebut. Terlebih dirinya sedang dalam kondisi on-fire berkat 5 gol yang dicetaknya dalam 6 laga teranyar.
ADVERTISEMENT
Dengan skema semacam ini, Lukaku akan difungsikan sebagai pemantul di lini depan --untuk kemudian menyebarkan bola ke sisi tepi. Sedangkan Pogba akan memaksimalkan potensinya untuk muncul dari lini kedua.
City yang Kian Komplet
Dengan kemungkinan segala tipu daya Mourinho nanti, City tetaplah City -- kesebelasan yang produktivitasnya tak bisa diragukan lagi. Mereka rata-rata mencetak 3 gol di tiap pertandingan pada ajang Premier League, hanya kalah dari Paris Saint Germain di antara penguasa lima liga top Eropa.
Produktivitas City itu tak terlepas dari sinergi yang kian sempurna dari para pemain pilarnya. Konsistensi Sergio Aguero sebagai goalgeter masih awet, sementara Raheem Sterling makin nyaman dengan perannya sebagai penyerang kedua.
ADVERTISEMENT
Nah, pemain yang disebut belakangan itu sukses menunaikan tugas sebagai pencetak gol selain kreator peluang. Sedikit berbeda dengan Leroy Sane yang diutus sebagai pemrakarsa peluang dari tepi.
Dengan kata lain, opsi lini depan City kini semakin kaya karena kehadiran Sterling sebagai tandem Aguero. Itu masih belum ditambah dengan Riyad Mahrez yang sukses menyarangkan 4 gol sejauh ini.
Satu nama lagi yang tak boleh ketinggalan adalah Bernardo Silva. Berkat pemain berpaspor Portugal itu, Guardiola tak lagi pusing akibat absennya Kevn De Bruyne.
Nilai tawar Silva lebih dari sekadar kreator serangan, melainkan kemampuannya dalam bermain di berbagai posisi. Bukan tak mungkin mantan penggawa AS Monaco itu akan ditempatkan sebagai gelandang bertahan untuk membendung United dalam mode agresif mereka. Skema yang juga dicanangkan Guardiola kala bersua Liverpool.
ADVERTISEMENT
Bernardo Silva usai mencetak gol ketiga City. (Foto: REUTERS/Gleb Garanich)
zoom-in-whitePerbesar
Bernardo Silva usai mencetak gol ketiga City. (Foto: REUTERS/Gleb Garanich)
Secara garis besar, City mengalami peningkatan agresivitas, terlebih dengan tokcernya Sterling sebagai penyerang kedua mereka. Belum lagi dengan eksistensi Sane serta Mahrez sebagai opsi alternatif untuk membongkar United yang kemungkinan besar akan tampil defensif. Sementara kemampuan bertahan Silva nantinya akan berperan penting untuk menjaga comeback yang jadi rutinitas andalan United pasca-tertinggal.
====
*Derbi Manchester pertama musim ini akan berlangsung di Stadion Etihad, kandang City. Sepak mula dilakukan pada Minggu (11/11/2018) malam pukul 23.30 WIB.