Derby County, Leeds United, dan Terciduknya Seorang Mata-mata

12 Januari 2019 9:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo Derby County di tembok Pride Park. (Foto: AFP/Paul Ellis)
zoom-in-whitePerbesar
Logo Derby County di tembok Pride Park. (Foto: AFP/Paul Ellis)
ADVERTISEMENT
Tidak semua tim mempersiapkan pertandingan dengan cara yang sama. Leeds United, misalnya, memilih untuk mengirim seorang mata-mata ke kamp latihan calon lawannya di pertandingan Championship pekan ke-27, Derby County.
ADVERTISEMENT
Bagaimana kami tahu kalau Leeds mengirimkan mata-mata? Bukankah seharusnya seorang mata-mata berusaha sebisa mungkin agar keberadaannya tidak diketahui? Well, jika mata-mata yang ada dalam bayangan Anda adalah mata-mata seperti dalam novel John Le Carre, mungkin saja. Namun, mata-mata yang dikirim Leeds ini rupanya masih amatiran karena dia tertangkap basah.
Leeds dan Derby sendiri bertanding pada Sabtu (12/1/2019) dini hari WIB. Situasinya adalah, Leeds yang ada di puncak klasemen butuh tambahan tiga poin untuk mengamankan diri dari kejaran Norwich City. Dengan koleksi 51 poinnya, Leeds cuma unggul dua poin atas Norwich.
Sementara itu, Derby ada di urutan keenam dengan raupan 43 angka. Bagi The Rams, kesempatan untuk lolos secara otomatis ke Premier League musim depan masih sangat terbuka karena dengan sisa 19 pertandingan mereka cuma tertinggal enam angka dari Norwich. Untuk mencapai itu, tentu Derby juga tak boleh membuang-buang poin.
ADVERTISEMENT
Kamis (10/1) waktu setempat, ketika sedang asyik mempersiapkan diri, awak Derby dikejutkan dengan terciduknya seorang pria yang bertindak mencurigakan di sekitar markas latihan mereka. Seorang warga melihat gerak-gerik pria itu dan melapor ke kepolisian setempat. Tak lama, polisi pun datang dan menemui pria yang rupanya merupakan mata-mata Leeds tadi.
Meski demikian, si mata-mata tidak ditangkap karena dia memang tidak melakukan pelanggaran hukum apa pun. "Tidak ada kerusakan dan pria itu dihentikan di luar area. Tidak ada penangkapan dan pria tersebut dipersilakan pulang," jelas Kepolisian Derbyshire lewat akun Twitter-nya.
Derby lebih dulu memberi pernyataan soal insiden ini. Dalam rilis resminya mereka berkata bahwa dialog sudah dilakukan dengan pihak Leeds. Secara terpisah, Football League mengatakan bahwa penyelesaian masalah ini diserahkan sepenuhnya kepada pihak Derby. Sementara, FA menyatakan bakal menginvestigasi insiden ini.
ADVERTISEMENT
Leeds, lewat pelatih Marcelo Bielsa, baru memberi komentar sesaat sebelum pertandingan. Pelatih berjuluk El Loco itu mengaku bertanggung jawab atas insiden mata-mata ini.
"Ya, benar. Itu memang orang Leeds United. Aku bertanggung jawab untuk itu. Ini bukan masalah legal atau ilegal, benar atau salah... bagiku, sudah cukup bahwa Frank Lampard (pelatih Derby, red) dan Derby merasa bahwa itu bukan hal yang pantas dilakukan untuk meyakini bahwa aku telah berbuat tidak menyenangkan," kata Bielsa dilansir Sky Sports.
Bielsa & Guardiola di laga Barcelona vs Bilbao. (Foto: LLUIS GENE / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Bielsa & Guardiola di laga Barcelona vs Bilbao. (Foto: LLUIS GENE / AFP)
"Kemarin aku sudah bicara dengan Frank Lampard dan dia bilang aku tidak menghormati unsur fair play. Aku punya cara pandang berbeda soal itu, tetapi di sini yang terpenting adalah apa yang dipikirkan Frank Lampard dan Derby."
ADVERTISEMENT
"Di sini cuma aku yang bertanggung jawab karena aku tidak meminta izin Leeds untuk melakukannya. Bukan bermaksud mencari pembenaran, ya, tetapi aku sudah melakukan ini sejak kualifikasi Piala Dunia bersama Argentina. Ini bukan sesuatu yanag ilegal dan kami melakukan ini secara terang-terangan. Bahkan, kami pun bercerita kepada media. Bagi sebagian orang, ini tindakan yang salah, tetapi tidak bagi sebagian yang lain," pungkasnya.
Di kesempatan terpisah, pelatih Tottenham Hotspur, Mauricio Pochettino, mengiyakan bahwa Bielsa sudah melakukan itu sejak lama. Pochettino sendiri merupakan mantan anak didik Bielsa baik ketika di Newell's Old Boys maupun Timnas Argentina.
"Aku bermain untuknya, aku belajar banyak darinya, baik yang bagus maupun yang tidak. Aku tidak akan melakukan apa yang dia lakukan tetapi tidak ada salahnya mencari informasi tentang kondisi calon lawan. Di Argentina, itu praktik umum," terang Pochettino.
ADVERTISEMENT
Pochettino, Bielsa, dan Timnas Argentina 2002. (Foto: DANIEL GARCIA / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Pochettino, Bielsa, dan Timnas Argentina 2002. (Foto: DANIEL GARCIA / AFP)
"Banyak pelatih di Argentina mengirim orang untuk mengamati sesi latihan. Di sini mungkin terasa aneh, tetapi di sana itu hal biasa. Apa yang terjadi sama sekali bukan masalah besar," tambahnya.
Insiden di markas latihan Derby ini sebelumnya pernah terjadi di Italia. Pada September 2013, jelang laga Derby della Lanterna, Genoa mengirim seorang mata-mata untuk mengintip sesi latihan Sampdoria. Sama halnya dengan mata-mata Leeds, mata-mata Genoa itu juga tertangkap basah.
Mata-mata Genoa itu diketahui bernama Luca De Pra, cucu kiper legendaris Giovanni De Pra, yang kala itu menjabat sebagai pelatih tim junior. Setelah De Pra tertangkap, Genoa membantah bahwa mereka telah mengirimnya ke markas latihan Sampdoria.
"Tidak ada direktur maupun staf pelatih yang mengirim Luca De Pra. Ini sama sekali belum pernah dilakukan dan bukan merupakan modus operandi klub. Dengan ini kami juga memberitahukan bahwa De Pra telah djatuhi hukuman skorsing," kata Genoa ketika itu.
ADVERTISEMENT
Adapun, pada pertandingan antara Leeds dan Derby sendiri, The Whites akhirnya keluar sebagai pemenang. Kemar Roofe dan Jack Harrison membawa Leeds menang 2-0 sekaligus mengukuhkan posisi di puncak klasemen Championship.