Derby della Mole: Tiga Pemain Torino yang Harus Diwaspadai Juventus

14 Desember 2018 15:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Derby della Mole antara Juventus dan Torino musim 2017/18. (Foto: AFP/Marco Bertorello)
zoom-in-whitePerbesar
Derby della Mole antara Juventus dan Torino musim 2017/18. (Foto: AFP/Marco Bertorello)
ADVERTISEMENT
Matchday keenam Liga Champions dan Liga Europa benar-benar mengenaskan bagi para wakil Italia. Di Liga Champions, Napoli yang dikalahkan Liverpool dan Inter yang ditahan imbang PSV Eindhoven harus rela turun ke Liga Europa. Di Liga Europa sendiri, ada Milan yang tersisih usai menelan kekalahan 1-3 dari Olympiacos.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, matchday keenam itu sudah tak berarti lagi bagi kelolosan tiga tim Italia lain, yakni Juventus, Roma, dan Lazio. Juventus dan Roma sudah memastikan kelolosannya sejak matchday kelima. Lazio bahkan sudah melakukannya sejak matchday keempat di Liga Europa. Akan tetapi, tetap saja, ketiga tim itu dipaksa menelan pil pahit pada laga terakhir fase grup.
Roma dikalahkan Viktoria Plzen, Lazio ditundukkan Eintracht Frankfurt. Juventus, sementara itu, secara mengejutkan keok di markas Young Boys. Perlu dicatat bahwa kemenangan 2-1 atas Juventus itu merupakan kemenangan pertama Young Boys sepanjang sejarah keikutsertaan mereka di Liga Champions. Juventus beruntung karena di laga lain Manchester United diklahkan Valencia sehingga mereka tetap bisa finis sebagai juara grup.
ADVERTISEMENT
Dari kekalahan di tangan Young Boys itulah Juventus menatap pertandingan Derby della Mole menghadapi Torino. Pada Minggu (16/12/2018) dini hari WIB Juventus akan menyambangi Stadio Olimpico Grande Torino untuk menjalani pertandingan Serie A giornata ke-16.
Sejarah mencatat bahwa Juventus memang begitu superior di hadapan Torino. Dari jumlah gelar Scudetto, Juventus unggul telak dengan torehan 34 gelar. Torino, sementara itu, baru bisa menjuarai Liga Italia sebanyak 7 kali. Itu pun terakhir kali mereka lakukan pada musim 1975/76. Dari segi head-to-head setali tiga uang. Juventus sudah menang 74 kali dari 156 pertemuan, berbanding 38 kemenangan milik Il Toro.
Saat ini Juventus juga masih terlihat digdaya. Mereka memuncaki klasemen Serie A dengan raihan 43 poin. Sama sekali belum ada kekalahan yang bisa menyentuh mereka. Meski demikian, Torino sendiri tidak bisa diremehkan begitu saja. Pasalnya, saat ini Andrea Belotti dan kawan-kawan berada di urutan enam klasemen sementara.
ADVERTISEMENT
Soal torehan poin, Torino memang jauh tertinggal. Akan tetapi, Torino adalah tim yang cukup lihai dalam urusan menghindari kekalahan. Catatan ini tak bisa dilepaskan dari jumlah kebobolan mereka yang baru menyentuh angka 16. Rekor itu merupakan yang terbaik keempat di Serie A musim ini setelah Juventus, Internazionale, dan Napoli.
Dari pertahanan kokoh itulah Torino mampu menyulitkan tim-tim besar. Inter dan Milan berhasil mereka tahan imbang, sementara Lazio dan Roma harus bersusah payah untuk meraih kemenangan tipis 1-0 atas mereka. Hanya Napoli yang sejauh ini bisa menang dengan skor meyakinkan, 3-1, atas Torino.
Untuk keberhasilan tersebut, Torino berutang pada beberapa pemain. Di sini kumparanBOLA akan menampilkan tiga pemain Granata yang bisa membuat Juventus kerepotan nantinya.
ADVERTISEMENT
1) Armando Izzo (Belakang)
Armando Izzo (kanan) berusaha mengawal Patrick Cutrone. (Foto: AFP/Miguel Medina)
zoom-in-whitePerbesar
Armando Izzo (kanan) berusaha mengawal Patrick Cutrone. (Foto: AFP/Miguel Medina)
Karena keunggulan utama Torino ada di lini belakang, maka tak mengherankan jika bek mereka, Armando Izzo, jadi salah satu nama yang paling menonjol. Sejauh ini, mantan pemain Genoa tersebut sudah tampil dalam semua pertandingan yang dilakoni oleh Torino. Izzo yang dibeli dengan harga 8,5 juta euro itu pun jadi sosok yang amat dominan.
WhoScored mencatat bahwa dalam satu pertandingannya, Izzo bisa membuat sembilan aksi defensif. Sembilan aksi bertahan itu rinciannya sebagai berikut: 2,5 tekel, 2,2 intersep, 3,6 sapuan, serta 0,7 blok. Di timnya saat ini tidak ada pemain yang catatan bertahannya sebagus Izzo.
Selain karena sedang berada dalam tren bagus, Izzo juga diharapkan bisa jadi pembeda karena dia memiliki motivasi ekstra di hadapan Juventus. Tak cuma bermain untuk Torino yang notabene rival sekota 'Si Nyonya Tua', Izzo juga merupakan putra asli Naples. Dia lahir dan besar di kota itu serta pernah memperkuat Napoli. Pendek kata, Izzo betul-betul punya jiwa anti-Juve.
ADVERTISEMENT
2) Soualiho Meite (Tengah)
Soualiho Meite menjaga bola dari sergapan Marcelo Brozovic. (Foto: AFP/Miguel Medina)
zoom-in-whitePerbesar
Soualiho Meite menjaga bola dari sergapan Marcelo Brozovic. (Foto: AFP/Miguel Medina)
Souilahou Meite datang ke Torino sebagai bagian dari transfer Antonio Barreca ke Monaco. Meski 'cuma' berstatus pemain 'bonus paketan', Meite nyatanya sukses menjelma menjadi salah satu pemain paling potensial di Serie A. Jika rating performa WhoScored bisa dijadikan patokan, maka Meite adalah penampil terbaik Torino saat ini.
Sejak awal musim Meite sudah menjadi andalan pelatih Walter Mazzarri. Dengan pakem dasar 3-5-2, Meite bermain sebagai mezzala bersama Daniele Baselli. Kedua pemain ini mengapit Tomas Rincon yang bertindak sebagai 'tukang pukul'.
Sebetulnya, tidak ada satu statistik pun yang menonjol dari Meite. Akan tetapi, itu bisa dijelaskan dengan mudah. Meite bisa melakukan segalanya sehingga dia pun harus melakukan segalanya di lapangan, entah itu mengumpan, mendribel, menembak, bahkan merebut bola.
ADVERTISEMENT
Dalam menyerang, Meite bisa mencatatkan 1,1 tembakan, 1,4 umpan kunci, dan 1,3 dribel berhasil di tiap laganya. Tak heran jika dia menjadi pemain yang paling sering dilanggar (2,1 kali) setelah Belotti (2,4 kali). Bukti konkret kapabilitas pemain 24 tahun ini dalam menyerang adalah catatan 2 gol plus 1 assist-nya.
Sementara itu, untuk urusan bertahan Meite juga cukup aktif. Buktinya, di tiapa laga setidaknya ada 1,4 tekel dan 1,1 intersep yang dia catatkan. Deretan statistik ini menunjukkan betapa kompletnya seorang Meite. Juventus pun wajib mewaspadai gerak-gerik sosok asal Prancis ini nanti di lapangan.
3) Iago Falque (Depan)
Iago Falque berusaha melewati Alex Sandro. (Foto: AFP/Marco Bertorello)
zoom-in-whitePerbesar
Iago Falque berusaha melewati Alex Sandro. (Foto: AFP/Marco Bertorello)
Ada suatu masa ketika Iago Falque berkostum hitam-putih milik Juventus. Sudah lama, memang. Sudah delapan tahun yang lalu. Ketika itu pun pemain asal Spanyol ini tidak pernah mencicipi laga kompetitif bersama tim senior. Akhirnya, usai menjalani peminjaman di Villarreal B, Falque dilepas ke Tottenham Hotspur.
ADVERTISEMENT
Banyak yang telah terjadi sejak Falque menjadi putra La Vecchia Signora. Kini, pemain 28 tahun itu telah menjadi sosok berpengalaman di Serie A. Setelah memperkuat Genoa dan Roma, pria asli Vigo ini sekarang sedang menikmati masa-masa indah bersama Torino.
Sebelum pertandingan Milan vs Torino digelar, Gennaro Ivan Gattuso berkata bahwa Falque mengingatkannya kepada Suso. Dari segi posisi dan gaya bermain, kedua pemain ini memang mirip. Namun, yang dimaksud Gattuso ketika itu adalah impak yang ditunjukkan kedua pemain. Suso adalah pemain Milan terbaik saat ini dan menurut Gattuso, Falque adalah Suso-nya Torino.
Falque memang tidak selalu turun dalam 15 pertandingan Torino, tetapi dari 12 laga yang sudah dijalaninya dia mampu mencetak 2 gol dan 2 assist. Mantan anak La Masia ini memang cukup aktif menciptakan peluang dengan catatan 2,7 tembakan dan 2,3 umpan kunci per laga yang bisa dia catatkan.
ADVERTISEMENT
Tak ada pemain Torino lain yang bisa mencatatkan umpan kunci sebanyak Falque dan hanya Belotti pemain yang raihan tembakan per laganya lebih banyak. Oleh karenanya, Falque benar-benar harus dimatikan agar Juventus bisa meminimalisir bahaya yang datang.
***
Selain Izzo, Meite, dan Falque, tentunya Napoli memiliki sejumlah nama lain yang bisa membuat Juventus kerepotan. Belotti yang jadi topskorer klub sementara dengan lima gol, misalnya, atau duo wing-back Cristian Ansaldi dan Ola Aina. Untuk mengalahkan Torino, Juventus tentunya harus mewaspadai 11 pemain yang ada di lapangan, tetapi tak ada salahnya jika Izzo, Meite, dan Falque diberi perlakuan khusus.