Di Balik Kekalahan Belanda dari Jerman, Ada Kebangkitan Memphis Depay

25 Maret 2019 10:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Memphis Depay tampil gemilang di laga melawan Belarusia. Foto: REUTERS/Piroschka Van De Wouw
zoom-in-whitePerbesar
Memphis Depay tampil gemilang di laga melawan Belarusia. Foto: REUTERS/Piroschka Van De Wouw
ADVERTISEMENT
Memphis Depay adalah bukti bahwa lapangan bola tak berkawan dengan keniscayaan. Hanya karena kau pernah tenggelam bersama klub, bukan berarti kau terpuruk bersama Timnas.
ADVERTISEMENT
Laga melawan Timnas Jerman di Johan Cruijf Arena pada Senin (25/3/2019) memang ditutup Timnas Belanda dengan kekalahan 2-3. Namun, pertandingan Grup C Kualifikasi Piala Eropa 2020 itu menampilkan fragmen yang bertutur soal kebangkitan Memphis.
Jerman menyelesaikan babak pertama dengan keunggulan 2-0 berkat gol Leroy Sane dan Serge Gnabry. Namun, Belanda menolak untuk tunduk di hadapan lawan. Mereka menyentak, gol Matthijs de Ligt (48') dipermanis oleh lesakan Memphis pada menit 63.
Memphis Depay merayakan golnya di laga Belanda vs Jerman. Foto: EMMANUEL DUNAND / AFP
Kualifikasi Piala Eropa 2020 menampilkan seperti apa kebangkitan Memphis. Saat melawan Belarusia, Memphis mencetak dua gol dan dua assist. Sebagai catatan, laga itu selesai dengan kemenangan 4-0 untuk Belanda.
Berhadapan dengan Jerman, gol pertama Belanda lahir berkat lesakan assist Memphis. Tak puas memberi assist, Memphis mempersembahkan gol penyama kedudukan untuk timnya.
ADVERTISEMENT
Itu berarti, ada kontribusi langsung Memphis pada semua gol yang dicetak Belanda di Kualifikasi Piala Eropa 2020. Lantas bila dirangkum, Memphis sudah membukukan lima gol dan empat assist dalam tujuh pertandingan teranyarnya bersama Belanda.
Bahkan pada laga melawan Jerman tadi, Memphis menjadi pemain yang paling rajin melepaskan upaya tembakan dibandingkan pemain manapun di antara kedua tim. Itu belum ditambah dengan catatan dua dribel suksesnya. Bersama Georginio Wijnaldum, Memphis menjadi pemain Belanda yang paling banyak membuat dribel sukses.
Berangkat dari penampilan briliannya itu, tak heran jika Memphis kecewa bukan kepalang dengan kekalahan timnya. Atas segala gebrakan yang dilakukan timnya, terutama pada babak kedua, Memphis meyakini bahwa Belanda tak pantas mengakhiri laga dengan kekalahan.
ADVERTISEMENT
"Tentu saja kami sangat kecewa, terlebih jika melihat apa yang kami lakukan di babak kedua. Kami bisa menyamakan kedudukan menjadi 2-2 dan bukannya tak mungkin dapat melakukan lebih dari itu," jelas Memphis, dikutip dari laman resmi UEFA.
"Bahkan seusai turun minum, saya memiliki peluang yang lebih banyak dan sering membuka ruang. Terlepas dari hasil akhirnya, ini menjadi pekan yang baik bagi tim. Kami sudah melawan Jerman dengan cara seperti itu, kami akan tetap bersikap positif," ujar Memphis.
Para pemain Belanda merayakan gol. Foto: REUTERS/Leon Kuegeler
Segala capaian tadi tidak akan disebut kebangkitan jika perjalanannya di level klub menampilkan hal serupa. Merangkum Transfermarkt, Memphis mencatatkan delapan gol dan 14 assist dalam 37 penampilannya di semua kompetisi 2018/19 bersama Olympique Lyonnais.
ADVERTISEMENT
Memang bukan pencapaian yang buruk, tapi bila dibandingkan dengan torehannya pada 2017/18, tentu tak bisa dibilang istimewa. Di kompetisi Ligue 1 dan Liga Europa saja, Memphis menorehkan 22 gol dan 17 assist dalam 51 pertandingan.
Jumlah yang merosot itu tentu mengingatkan orang-orang tentang perjalanan muramnya bersama Manchester United. Bersama 'Setan Merah', Memphis hanya menorehkan tujuh gol dan enam assist dalam 55 penampilan di semua kompetisi senior pada musim 2015/16 hingga 2016/17. Sebagai catatan, Memphis pernah sekali bermain untuk Manchester United U-23.
Nama Memphis terkubur di Old Trafford sana. Foto: Dean Mouhtaropoulos/Getty Images
Tentu bukan torehan yang membanggakan karena kedatangan ke United ditandainya dengan permintaan untuk memakai jersi bernomor punggung 7. Sebagian besar orang paham seperti apa reputasi nomor punggung 7 di United.
ADVERTISEMENT
Apalagi, perjalanannya di United diwarnai dengan penampilan yang angin-anginan. Kadang oke, kadang melempem minta ampun. Kedatangan Jose Mourinho pun tak mampu menyelamatkan tempat Memphis di Old Trafford.
Kebanyakan pemain dan staf memang menyukai Memphis karena ia punya perangai yang menyenangkan. Namun, tempat di suatu tim besar tidak berbanding lurus dengan sesering apa kau melempar lelucon di ruang ganti dan sesi latihan.
Catatan statistik, kontribusi di atas lapangan--itulah yang sebaik-baiknya dapat menjamin namamu tetap tercantum di jersi tim. Memphis terdepak, nomor punggung 7 yang dimintanya itu kini dipakai oleh pemain yang tak kalah angin-anginannya.
Depay tinggalkan Manchester United. Foto: Michael Regan/Getty Images
Segala hal yang dialami Memphis barangkali membuktikan bahwa ia bukan pesepak bola terbaik. Namun perjalanannya dari satu lapangan bola ke lapangan bola lain menjadi definisi terbaik tentang apa yang disebut dengan kebangkitan.
ADVERTISEMENT
Apakah akan konsisten? Tak ada yang tahu. Yang jelas, Memphis tahu seperti apa rasanya tenggelam saat orang lain melompat tinggi.