Di Balik Kemenangan Tipis Liverpool di Derbi Merseyside

3 Desember 2018 8:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pemain Liverpool rayakan kemenangan dengan fans. (Foto: REUTERS/Phil Noble)
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Liverpool rayakan kemenangan dengan fans. (Foto: REUTERS/Phil Noble)
ADVERTISEMENT
Sudah dari 2010 Liverpool tak pernah kalah dari Everton, baik kandang maupun tandang. Tak terkecuali ketika kedua tim bertemu di Anfield pada Minggu (2/12/2018) malam WIB. Walau begitu, jangan kira laga yang berakhir dengan kemenangan Liverpool 1-0 itu berjalan mudah bagi pasukan Juergen Klopp.
ADVERTISEMENT
Selama 90 menit, kedua tim sama-sama punya bejibun kans untuk mencetak gol. The Reds terlihat mengancam melalui skema serangan balik cepat. Sementara, Everton beberapa kali menguji seberapa kokohnya pertahanan Liverpool melalui serangan yang bermula dari umpan terobosan.
Jika kedua tim tampil ngotot selama 90 menit, lantas kenapa skor akhir laga ini berakhir dengan begitu tipis? Apalagi, gol yang tercipta terjadi pada menit akhir. Sebenarnya, hal tersebut terjadi karena beberapa faktor. Semuanya akan dibahas dalam tulisan ini.
Sudah Sepantasnya Gomez Menjadi Tandem Van Dijk
Di laga ini, para pemain Everton menunjukkan jika ucapan manajer mereka, Marco Silva, bukan sekadar gertak sambal. The Toffees sama sekali tidak takut mengambil inisiatif serangan. Walau begitu, Everton bermasalah dalam urusan penyelesaian akhir.
ADVERTISEMENT
Dari 9 tembakan yang dilancarkan Richarlison cs., hanya tiga di antaranya yang berakhir dengan tepat sasaran. Joe Gomez menjadi sebab di balik nestapa Everton ini.
Setelah menjadi full-back kanan dalam laga berakhir kekalahan 0-2 dari Paris Saint-Germain tengah pekan lalu, Gomez kembali menjadi tandem Virgil van Dijk di pos bek tengah pada laga ini. Di laga ini, Gomez kembali menunjukkan komunikasi yang baik dalam mengorganisir lini belakang tim.
Aksi Joe Gomez mencegah Liverpool kebobolan saat melawan Everton. (Foto: REUTERS/Phil Noble)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi Joe Gomez mencegah Liverpool kebobolan saat melawan Everton. (Foto: REUTERS/Phil Noble)
Selain itu, Gomez memiliki kapabilitas untuk melancarkan aksi bertahan secara terukur. Dicatat WhoScored, mantan bek Charlton Athletic itu lancarkan 5 sapuan dan 1 intersep pada laga ini.
Aksi bertahan paling krusial yang diciptakan Gomez terjadi pada menit ke-21. Prosesnya bermula dari sundulan Andre Gomes yang berhasil ditepis kiper Alisson Becker tepat di depan wajahnya. Kemudian, bola mengenai tubuh Gomes. Ketika bola hampir masuk ke dalam gawang, Gomez bergerak sigap membuang bola.
ADVERTISEMENT
Panggung Lainnya untuk Alisson Bersinar
Alisson pada pertandingan menghadapi Brighton and Hove Albion. (Foto: Reuters/Peter Powell)
zoom-in-whitePerbesar
Alisson pada pertandingan menghadapi Brighton and Hove Albion. (Foto: Reuters/Peter Powell)
Entah sudah berapa kali Alisson Becker menunjukkan bahwa uang sebanyak 72,5 juta euro yang dibayarkan Liverpool kepada AS Roma untuk memboyongnya pada bursa transfer musim panas silam merupakan investasi yang tepat. Tak terkecuali pada laga ini.
Selain penyelamatan tepat usai Andre Gomes melancarkan sundulan tepat di depan mukanya pada menit ke-21, Alisson juga melakukan penyelamatan tak kalah pentingnya pada menit ke-34.
Prosesnya bermula dari aksi dribel kencang Theo Walcott melewati lini belakang Liverpool. Mantan winger Arsenal itu gagal memanfaatkan kesempatan ini karena Alisson berhasil menyingkirkan bola dari kakinya dalam kondisi satu lawan satu.
Selain itu, perlu diingat jika gol penentu kemenangan Liverpool pada laga ini juga bermula dari operan kiper berkebangsaan Brasil itu. Dengan atribut sekomplet itu, wajar, ‘kan, Alisson dijuluki ‘Lionel Messi versi Kiper’?
ADVERTISEMENT
Fabinho Terus Membuktikan Diri
Perlahan tapi pasti, Fabinho Tavares menunjukkan jika dia bukanlah gelandang bertahan sembarangan. Pada laga ini, WhoScored mencatat bahwa mantan pemain AS Monaco ini melakukan 6 tekel berhasil, 2 intersep, dan satu sapuan. Dalam urusan aksi bertahan, tidak ada pemain dengan catatan aksi bertahan daripadanya.
Namun, tekel-tekel yang dilancarkan Fabinho ini tak hanya berguna dalam urusan menghancurkan serangan lawan. Dengan kemampuan operan yang baik, Fabinho sangat bisa mempercepat transisi Liverpool ke mode menyerang. Di laga ini, tercatat Fabinho melancarkan 58 operan dengan tingkat akurasi sebesar 58%.
Simak yang terjadi ketika laga ini telah berjalan 34 menit. Usai merebut boa dari kaki Gomes di tengah lapangan, Fabinho melancarkan umpan kepada Mohamed Salah yang tengah menuju kotak penalti.
ADVERTISEMENT
Kemudian, penyerang berkebangsaan Mesir ini melancarkan umpan terobosan kepada Xherdan Shaqiri. Namun, dalam skema satu lawan satu, Shaqiri malah melepas tembakan meleset menggunakan kaki kanannya. Jika bisa menjaga konsistensi, bukannya tak mungkin Fabinho mampu menggusur posisi Jordan Henderson di pos gelandang bertahan.
Tentang Suramnya Penyerang-penyerang Liverpool
Liverpool sama sekali tak bermasalah dalam urusan penciptaan peluang pada laga ini karena trio Mohamed Salah-Roberto Firmino-Sadio Mane disokong dengan pemain kreatif dan serbabisa bernama Xherdan Shaqiri di belakangnya.
Masalah mereka pada laga ini ada pada penyelesaian akhir yang begitu buruk. Bayangkan saja, dari total 16 tembakan, hanya tiga saja yang tepat sasaran. Tembakan yang dilancarkan dengan tergesa-gesa, hingga telat menyambar peluang adalah musuh utama penyerang-penyerang Liverpool.
ADVERTISEMENT
Alhasil, manajer Liverpool, Juergen Klopp, mengambil dua keputusan pada babak kedua. Pertama, mengganti Salah, yang hanya membuat satu tembakan pada laga ini, dengan Daniel Sturridge pada menit ke-75. Kedua, mengganti Firmino, yang telah dua kali kehilangan bola pada laga ini, dengan Divock Origi ketika laga telah berjalan 84 menit.
Pada akhirnya, Origi-lah yang menjadi pahlawan di balik kemenangan tipis Liverpool kali ini.
Saat Divock Origi Kembali Beraksi (dan Mencetak Gol)
Proses terciptanya gol Origi ke gawang Everton. (Foto:  REUTERS/Phil Noble)
zoom-in-whitePerbesar
Proses terciptanya gol Origi ke gawang Everton. (Foto: REUTERS/Phil Noble)
Status pahlawan tak langsung melekat pada diri Origi. Pada menit ke-84, mantan pemain LOSC Lille itu melancarkan tembakan yang mengenai tiang walau kiper Jordan Pickford tengah lengah. Tapi, Origi tak menyerah hingga menit akhir tiba.
Pada menit ke-96, ikhtiar Origi terbayar. Melalui cara yang sebenarnya konyol, dia mencetak gol. Saking tak disangkanya, Juergen Klopp berlari ke tengah lapangan untuk memeluk kiper Alisson tak lama setelah gol itu tercipta. Sementara, Jordan Pickford tampak lesu selepas pertandingan.
ADVERTISEMENT
Menjadi spesial karena gol ini terjadi di laga perdana liga Origi sejak Agusutus 2017. Selain itu, gol itu membuat Origi telah mencetak 3 gol di tiga laga kandang terakhirnya melawan Everton. Gol ini boleh jadi menjadi titik balik kebangkitan karier striker berusia 23 tahun itu di Liverpool.