Di Emirates Stadium, Spurs Sajikan Pertunjukan Horor untuk Arsenal

20 Desember 2018 8:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perayaan gol Spurs saat melawan Arsenal. (Foto: Reuters/David Klein)
zoom-in-whitePerbesar
Perayaan gol Spurs saat melawan Arsenal. (Foto: Reuters/David Klein)
ADVERTISEMENT
Surga bagi Tottenham Hotspur (dan neraka untuk Arsenal) tersaji dalam laga Piala Liga Inggris musim 2018/19 yang dihelat di Emirates Stadium, Kamis (20/12/2018) dini hari WIB. Laga bertajuk Derbi London itu berakhir dengan kemenangan 2-0 bagi Spurs.
ADVERTISEMENT
Kemenangan ini membuat asa Spurs juarai Piala Liga untuk pertama kalinya setelah musim 2007/08 kembali menyala. Namun, bukan itu saja talking points yang menarik dari laga ini. Nah, dalam tulisan ini, kumparanBOLA akan menyuguhkan ragam faktor yang membikin Spurs menang di laga tersebut. Sudilah kiranya untuk disimak.
Gazzaniga dan Sejarah yang Dia Ciptakan
Kiper hebat lainnya milik Spurs, Paulo Gazzaniga. (Foto: Action Images via Reuters/Andrew Couldridge)
zoom-in-whitePerbesar
Kiper hebat lainnya milik Spurs, Paulo Gazzaniga. (Foto: Action Images via Reuters/Andrew Couldridge)
Paulo Gazzaniga tampil apik sebagai kiper Spurs pada laga ini. Memang dia hanya melakukan dua penyelamatan, namun dua penyelamatan itu juga sangat berpotensi mengubah narasi pertandingan ini.
Ketika laga berjalan 12 menit, Henrikh Mkhitaryan punya kans untuk membawa Arsenal unggul 1-0. Namun, usai mengecoh lini pertahanan Spurs, tembakan pemain berkebangsaan Armenia itu berhasil diantisipasi dengan baik oleh Gazzaniga.
ADVERTISEMENT
Pada menit ke-42, Aaron Ramsey memiliki kans untuk mencetak gol penyama kedudukan Spurs. Namun, upayanya juga berhasil dipatahkan Gazzaniga. Berkat penampilannya, dia menjadi kiper Spurs pertama sejak November 1998 yang berhasil menorehkan catatan nirbobol di kandang Arsenal.
Selain itu, seluruh gol Spurs pada laga ini bermula dari umpan lambung eks kiper Southampton itu. Menandakan Gazzaniga merupakan paket komplet dan mengingat usianya baru 26 tahun, juga menawarkan masa depan yang cerah untuk Spurs.
Malam Bahagia untuk Alli dan Son
Dele Alli dan Son Heung-min, duo jagoan Spurs. (Foto: Action Images via Reuters/Andrew Couldridge)
zoom-in-whitePerbesar
Dele Alli dan Son Heung-min, duo jagoan Spurs. (Foto: Action Images via Reuters/Andrew Couldridge)
Dele Alli dan Son Heung-min sama-sama memberikan impak nyata untuk tim berjuluk The Lilywhites itu pada laga ini.
Son berhasil mencetak gol ketika laga berjalan 20 menit lewat skema serangan balik cepat. Gol tersebut membuat catatan gemilang sosok berkebangsaan Korea Selatan di Piala Liga Inggris berlanjut. Dari total 8 gol yang telah diciptakan Spurs di kompetisi itu, 5 di antaranya datang dari kaki Son.
ADVERTISEMENT
Sementara Alli terlibat langsung dalam seluruh gol yang diciptakan Spurs pada laga ini. Alli melancarkan umpan lambung sehingga Son bisa mencetak gol. Kemudian pada menit ke-59, Alli melancarkan tendangan lambung berujung gol usai menerima umpan dari Harry Kane.
Atas kegemilangan itu, wajar jika Son dan Alli mendapatkan nilai rapor yang bagus dari Whoscored. Jika Son mendapatkan nilai 7,4, maka Alli dinobatkan sebagai man of the match dengan nilai 8,2.
Masalah Arsenal Itu Bernama Penyelesaian Akhir
Pemain Arsenal dan Spurs berduel. (Foto: Reuters/Andrew Couldridge)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Arsenal dan Spurs berduel. (Foto: Reuters/Andrew Couldridge)
Arsenal bukannya tanpa perlawanan pada laga ini. Serangan balik yang mereka lancarkan, terutama pada menit-menit awal, membuat lini pertahanan Spurs cukup kerepotan. Hanya saja, tim berjuluk The Gunners ini kelewat tergesa-gesa dalam melancarkan tembakan.
ADVERTISEMENT
Sebagai bukti, Arsenal melancarkan 14 tembakan dengan 8 di antaranya meleset dan 4 lainnya berhasil dihalau pemain-pemain Spurs. Salah satu peluang yang sangat disayangkan gagal menjadi gol tercipta pada menit ke-60.
Prosesnya bermula dari aksi overlap yang dilakukan Nacho Monreal ke kotak penalti Spurs. Setibanya, bola bergulir cepat dari kaki Nacho ke kaki Pierre-Emerick Aubameyang lalu ke kaki Alexandre Lacazette.
Namun, dalam kondisi lepas dari kawalan, Lacazette malah melancarkan tembakan yang membuat bola bergulir ke tiang luar gawang. Masalah penyelesaian akhir ini pada akhirnya merembet juga ke masalah pertahanan. Karena frustrasi tak kunjung mencetak gol, Arsenal mengepung pertahanan Spurs. Kemudian Spurs membalasnya dengan dua gol melalui serangan balik cepat.
Granit Xhaka dan Masalah Lini Belakang Arsenal
ADVERTISEMENT
Xhaka tidak cocok dengan Conte. (Foto: Reuters/John Sibley)
zoom-in-whitePerbesar
Xhaka tidak cocok dengan Conte. (Foto: Reuters/John Sibley)
Granit Xhaka terpaksa ditarik dari pos gelandang menjadi bek pada laga ini, mengingat krisis bek tengah melanda Arsenal.
Rob Holding, Shkodran Mustafi dan Konstantinos Mavropanos alami cedera. Sementara, Laurent Kosciely masih butuh waktu untuk kembali ke performa puncaknya. Satu-satunya bek tengah murni yang bisa diandalkan adalah Sokratis Papastathopaulos.
Memasang Xhaka sebagai bek tengah merupakan kesalahan pelatih Emery. Apalagi, Xhaka memang tak begitu bagus dalam urusan bertahan selama memperkuat Arsenal. Pada laga ini, Xhaka menjadi bek dengan aksi bertahan terendah.
Whoscored mencatat sosok berkebangsaan Swiss itu hanya melakukan satu tekel dan intersep untuk laga ini. Dengan kondisi seperti ini, tentu Arsenal perlu mempertimbangkan secara serius untuk memboyong satu bek tengah pada bursa transfer pada Januari 2019 mendatang.
ADVERTISEMENT