Di Francesco Benar, Liverpool Bukan Hanya tentang Salah

24 April 2018 6:16 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Di Francesco, pelatih AS Roma (Foto: Reuters/Ed Sykes)
zoom-in-whitePerbesar
Di Francesco, pelatih AS Roma (Foto: Reuters/Ed Sykes)
ADVERTISEMENT
Bagi sebagian besar tim, melawan Liverpool berarti bertungkus-lumus untuk mematikan langkah Mohamed Salah. Di babak semifinal Liga Champions 2017/2018 ini, AS Roma dinilai menjadi satu dari sekian banyak tim itu.
ADVERTISEMENT
Raihan Salah bersama Liverpool memang mengesankan. Di musim 2017/2018, pemain asal Mesir ini sudah berhasil membukukan 41 gol di semua pertandingan resmi yang diikuti Liverpool. Terbaru, ia terpilih sebagai pemain terbaik versi Asosiasi Sepak Bola Profesional Profesional (PFA).
Namun, sehebat-hebatnya Salah, bagi Eusebio Di Francesco, yang menjadi lawan mereka di semifinal Liga Champions adalah Liverpool, bukan Salah seorang. Itulah sebabnya, pelatih yang juga dikenal sebagai mantan pemain AS Roma ini menegaskan, Salah bukan fokus utama.
“Kami tidak hanya fokus pada seorang pemain. Kalian lihat bagaimana Liverpool? Trio lini serang mereka bekerja dengan baik dan padu, mereka bukan sosok yang tidak signifikan. Jadi, Liverpool bukan hanya Salah,” tegas Di Francesco di konferensi pers sebelum laga, dilansir Football Italia.
ADVERTISEMENT
Di Francesco tak berlebihan. Disitat Whoscored, Roberto Firmino-Mohamed Salah-Sadio Mane sudah menorehkan 86 gol bagi Liverpool di semua kompetisi resmi di musim 2017/2018 ini. Hanya karena Salah yang menjadi pencetak gol terbanyak di Liverpool, bukan berarti yang lain tak patut buat diwaspadai.
“Persiapan tim untuk menghadapi pertandingan ini bukan hanya tentang menentukan strategi untuk mematikan satu pemain tertentu. Saat mempersiapkan pertandingan, kami harus berkonsentrasi pada pemain-pemain terkuat. Jadi, bukan hanya bicara soal satu pemain," ujar mantan pelatih Sassuolo tersebut.
Bila Salah dan rekan-rekannya memang kerap bertanding sebagai tim yang hebat, maka apresiasi juga patut diberikan kepada pelatih mereka, Juergen Klopp.
Klopp dan Salah usai laga. (Foto: Reuters/Lee Smith)
zoom-in-whitePerbesar
Klopp dan Salah usai laga. (Foto: Reuters/Lee Smith)
“Klopp itu orang yang menyenangkan. Sikap dan guyonannya di konferensi pers juga menyenangkan. Saya sangat menyukai filosofi sepak bolanya. Ia menunjukkannya di Liverpool dan Borussia Dortmund," ungkap Di Francesco.
ADVERTISEMENT
Apa pun namanya di Inggris sana, Klopp membawa gegenpressing ke Liverpool. Lewat permainannya itu, Liverpool tampil sebagai klub paling subur kedua di Premier League musim 2017/2018. Total, mereka sudah membukukan 80 gol di kompetisi tersebut.
Wajar bila musim ini Liverpool tampil sebagai tim yang rajin mendulang gol. Ide dasar dari gegenpressing Klopp itu sendiri adalah membuat lawan tidak mampu melepaskan diri dari tekanan sehingga dapat menciptakan peluang untuk Liverpool. Jika peluang itu sudah muncul, maka pemain akan bereaksi dengan cepat untuk mencetak gol.
Klopp bukan tipe pelatih yang kaku perihal serangan. Ia tidak akan memberikan instruksi saklek kepada satu pemain untuk membangun serangan. Di alam pikir Klopp, peluang bisa datang kapan saja, semuanya bergantung pada kreativitas dan fleksibilitas pemain. Yang pasti, begitu peluang muncul, serangan harus diselesaikan secepat mungkin.
ADVERTISEMENT
“Saya senang dan takut sekaligus untuk bertanding melawan Klopp. Bukannya tak mungkin, di tempat lain saya akan menemukan pelatih-pelatih yang juga memegang filosofi sepak bola Klopp. Ada banyak hal yang harus saya kerjakan di laga ini, tapi saya senang karena bisa bertanding di semifinal. Tentunya saya juga punya ambisi,” pungkas Di Francesco.
Apa pun yang jadi ambisi Di Francesco, ia punya kesempatan untuk mulai menuntaskannya di laga leg pertama babak semifinal Liga Champions yang bakal digelar Rabu (25/4/2018) di Anfield Stadium.
Lantas, keputusan Di Francesco untuk tak hanya memusingkan Salah cukup rasional. Karena sehebat-hebatnya pemain, sistem yang dirancang sang juru taktik jugalah yang membuat kehebatan pemain tadi bisa padu dalam keseluruhan permainan tim, termasuk Salah.
ADVERTISEMENT