news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Di Granada, Roberto Soldado Temukan Kebahagiaan

6 September 2019 14:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Roberto Soldado merayakan gol untuk Granada. Foto: La Liga
zoom-in-whitePerbesar
Roberto Soldado merayakan gol untuk Granada. Foto: La Liga
ADVERTISEMENT
Dua tahun telah berlalu sejak Roberto Soldado meninggalkan La Liga untuk kedua kalinya. Kini, dia sudah kembali untuk membela panji Granada. Meski demikian, situasinya sudah tidak sama lagi.
ADVERTISEMENT
Ada kalanya Soldado begitu ditakuti. Ketajamannya di lini depan membuat orang menyimpulkan bahwa namanya, yang berarti 'serdadu' dalam bahasa Indonesia, punya andil untuk itu.
Antara 2008 dan 2013 Soldado berhasil mengemas 115 gol untuk dua klub, Getafe dan Valencia. Namun, capaian itu justru menjadi awal bagi penurunan dalam kariernya.
Setelah tampil trengginas bersama Valencia, Soldado pindah ke Premier League untuk memperkuat Tottenham Hotspur pada musim panas 2013. Berbekal torehan 24 gol di musim sebelumnya, Soldado direkrut dengan mahar 26 juta poundsterling.
Namun, selama dua tahun berkostum The Lilywhites, Soldado tampil mengecewakan. Dari 76 pertandingan lintas ajang dia cuma berhasil mencetak 16 gol. Setelah itu dirinya pun dijual ke Villarreal.
Roberto Soldado melakukan selebrasi usai membobol gawang Villarreal. Foto: La Liga
ADVERTISEMENT
Kembali ke La Liga nyatanya tak membuat Soldado bersinar lagi. Dalam dua musim, dia cuma bisa mengemas 12 gol. Catatan tak memuaskan itu membuat dirinya kemudian dilepas ke Fenerbahce.
Lagi-lagi, Soldado tampil tak maksimal. Dia memang kerapkali dipercaya memimpin lini depan Fenerbahce dengan catatan 59 penampilan. Namun, raihan golnya mentok di angka 19.
Akhirnya, Soldado pulang ke La Liga. Kali ini, dia mencoba peruntungan bersama Granada yang baru saja promosi dari La Liga 1|2|3. Sejauh ini, capaiannya lumayan. Pada tiga jornada pertama dia mampu menorehkan 1 gol dan 2 assist.
Bagi Soldado sendiri, kepulangannya ke Spanyol ini adalah sesuatu yang membahagiakan. Apalagi, bersama Granada, dia mendapat rekan-rekan yang selalu bermain dengan penuh semangat.
ADVERTISEMENT
"Aku senang bisa kembali ke liga terbaik, terlebih setelah menghabiskan dua musim di liga yang levelnya lebih rendah. Para pemain [Granada] juga sangat bersemangat untuk bersaing dengan pemain-pemain terbaik, " kata Soldado dalam wawancara eksklusif bersama La Liga.
Skuat Granada musim 2019/20. Foto: La Liga
"Kami tahu ini akan jadi musim yang berat tetapi kami yakin, dengan kerja keras, kami bisa melakukan hal hebat. Yang jelas, kami memilih untuk fokus dari satu laga ke laga lainnya,"' tambah pria 34 tahun tersebut.
Granada sendiri saat ini dilatih oleh Diego Martinez. Dalam tiga pertandingan yang sudah dijalani mereka selalu menggunakan formasi 4-2-3-1 dengan Soldado sebagi ujung tombaknya. Dari situ Granada meraih 1 kemenangan, 1 hasil imbang, dan 1 kekalahan.
ADVERTISEMENT
Dalam hemat Soldado, Martinez adalah pelatih yang punya kedekatan dengan para pemain. Dengan pendekatan demikian, Martinez pun bisa melampaui target yang dicanangkan oleh manajemen klub.
"Dia memiliki ikatan kuat dengan skuatnya dan itu penting supaya konsep dan ide-idenya bisa diterapkan dengan baik. Aku belum lama berada di sini tetapi dia berhasil membawa Granada promosi, sesuatu yang pada awal musim lalu tidak menjadi target klub. Dengan kerja keras, dia berhasil meraihnya," ucap Soldado.
Penyerang Granada, Roberto Soldado. Foto: La Liga
Bergabung dengan Granada, bagi Soldado, adalah sebuah kebetulan yang menyenangkan. Pasalnya, kota di Andalusia ini adalah tempat asal ayahnya. Soldado ingin membuat sang ayah bangga tetapi untuk mencapai hal itu dia butuh kerja ekstra keras.
"Jujur saja, aku sempat kesulitan beradaptasi dengan pola latihan di sini pada dua pekan pertama. Di sini latihan lebih intens dibanding ketika di Turki. Tapi, kupikir sekarang aku sudah bisa beradaptasi dengan baik. Aku merasa masih bisa bermain di level tertinggi dan aku siap memberi yang terbaik," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Usia Soldado sudah tidak muda dan dalam enam tahun terakhir performanya tidak terlalu bagus. Namun, dia punya banyak pengalaman. Menurutnya, bermain untuk Tottenham adalah pengalaman yang paling membantu.
"Sebelumnya aku biasa menunggu di kotak penalti tetapi setelah berkarier di Inggris gaya permainanku berubah. Aku lebih terlibat dalam permainan. Meski begitu, aku tahu tugas utamaku adalah mencetak gol dan itulah yang akan kulakukan," terang jebolan La Fabrica ini.
"Targetku musim ini adalah bermain di tiap laga dan memberikan yang terbaik untuk tim. Aku ingin membantu mereka memenangi setiap laga," tambahnya.
Tentu bukan perkara gampang bagi Soldado untuk mewujudkan targetnya itu. Akan tetapi, setidaknya saat ini dia tak lagi harus berhadapan dengan bek yang paling dia takuti, Carles Puyol. Eks kapten Barcelona itu sudah pensiun pada 2013 silam.
ADVERTISEMENT
"Bermain melawan Puyol selalu terasa seperti perang. Dia adalah bek paling agresif, paling menyulitkan, dan paling banyak mengeluh. Dia adalah pemain yang memberiku perlawanan paling sulit," ungkap Soldado.
Dengan 1 gol dan 2 assist yang sudah dia bukukan, artinya Soldado sudah mulai bisa nyetel kembali dengan kehidupan di La Liga. Meski demikian, apakah dia bisa berkontribusi optimal secara konsisten, itu perkara belakangan.
Yang jelas, dengan sumbangsih seperti itu dari Soldado, Granada kini bisa nangkring di urutan delapan klasemen dengan raihan 4 angka. Usai jeda internasional nanti Soldado dkk. bakal melanjutkan petualangan mereka dengan bertandang ke Balaidos, markas Celta Vigo.