news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Di Liga Champions, Liverpool Berharap pada Magi Anfield

30 November 2018 11:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
James Milner rayakan gol ke gawang PSG. (Foto: Action Images via Reuters/Andrew Boyers)
zoom-in-whitePerbesar
James Milner rayakan gol ke gawang PSG. (Foto: Action Images via Reuters/Andrew Boyers)
ADVERTISEMENT
Liverpool ada dalam situasi genting. Mereka terancam tidak lolos dari fase grup Liga Champions 2018/19 usai ditundukkan oleh Paris Saint-Germain di matchday kelima. Berangkat dari sini, pertandingan melawan Napoli di matchday keenam tak akan sekadar menjadi laga formalitas. Pertandingan ini wajib dimenangi untuk mendapatkan kepastian melangkah ke babak 16 besar.
ADVERTISEMENT
"Saya yakin, kenyataan ini tidak mengacaukan tim. Tujuan kami tetap mendapatkan tiket ke babak gugur. Kami harus mendapatkan hasil terbaik, kami harus melewati rintangan ini. Kalau kami tidak memenanginya, maka kami memang tidak pantas melangkah jauh di Liga Champions. Apa pun yang terjadi setelah pertandingan (melawan Napoli) nanti, kami akan jalani--entah itu tergusur ke Liga Europa atau apa pun," jelas Milner kepada The Guardian.
"Pokoknya, fokus kami lolos dari fase grup, bukan kekalahan di fase grup. Jika kami tidak dapat memenangi laga kandang di Liga Champions, maka kami memang tidak pantas ada di sana. Saya tidak terlalu memikirkan kemungkinan yang bisa saja terjadi. Yang saya percaya, musim ini kami bermain cukup baik."
ADVERTISEMENT
Anfield sebenarnya masih angker bagi lawan-lawan Liverpool di babak grup. Mereka menorehkan 100% kemenangan di laga kandang. Di matchday pertama, Liverpool menang 3-2 atas PSG. Di pertandingan ketiga, Liverpool menggulung Crvena Zvezda 4-0.
Tapi, begitu melakoni laga tandang, justru kekalahan 100% yang ditelan Liverpool. Berlaga di San Paolo, skuat besutan Juergen Klopp kalah 0-1. Bertandang ke markas Crvena Zvezda, Liverpool kandas 0-2. Terakhir, PSG yang memukul mereka dengan kekalahan 1-2 di Parc des Princes.
Bukan rekor yang elok bagi Liverpool yang perkasa di Premier League 2018/19. Di kancah domestik, The Reds menjadi satu dari dua tim yang belum terkalahkan. Bahkan selisih gol mereka menunjukkan angka impresif. Dalam 13 laga, Liverpool membukukan 26 gol, berbanding dengan lima kebobolan.
ADVERTISEMENT
Liverpool menang besar di kandang Watford. (Foto: Reuters/Carl Recine)
zoom-in-whitePerbesar
Liverpool menang besar di kandang Watford. (Foto: Reuters/Carl Recine)
Kembali ke performa di Liga Champions, Milner meyakini bahwa peluang itu masih terbuka bagi Liverpool. Barangkali pintunya tak menganga lebar, tapi tetap tak mengandaskan asa mereka. Terlebih, ya, itu tadi. Rekor laga kandang mereka cukup meyakinkan.
"Kami bermain buruk melawan Crvena Zvezda. Melawan Napoli, lihat saja, kami kebobolan di menit-menit akhir. Di Paris, kami malah tidak memulai laga dengan baik. Penampilan di 10 menit pertama itu menjadi bukti walau setelahnya permainan kami mulai menanjak," ucap Milner.
"Saya menyadari bahwa ada perbedaan saat bertanding di kompetisi Eropa dan domestik. Di turnamen Eropa, gaya permainan tim saja bisa berbeda. Saya pikir, kami cukup lambat panas di pertandingan-pertandingan Liga Champions. Mungkin, pengalaman kami di Liga Champions memang kurang."
ADVERTISEMENT
"Tapi, kami tampil hebat di musim lalu dengan mencapai partai puncak. Pengalaman itu bisa menjadi modal yang baik untuk membantu kami mencapai babak gugur musim ini. Yang saya yakini, tidak ada kepanikan di tim ini. Kami tetap percaya diri bakal dapat menuntaskan tugas ini dengan baik--di Anfield, di rumah kami sendiri," jelas Milner.