Dokter Bhayangkara FC: Idealnya Liga 1 Main Seminggu Sekali

10 April 2019 18:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Mitra Kukar dan Bhayangkara berduel. Foto: Dok. Media Bhayangkara FC
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Mitra Kukar dan Bhayangkara berduel. Foto: Dok. Media Bhayangkara FC
ADVERTISEMENT
Seiring dengan jadwal sepak mula Liga 1 2019 yang sudah ditetapkan pada 8 Mei 2019, PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai operator kompetisi juga sudah menelurkan draf jadwal Liga 1 2019.
ADVERTISEMENT
Namun, draf jadwal yang sudah disebarkan kepada para peserta Liga 1 2019 ini menimbulkan polemik. Jadwal yang saling berdekatan satu sama lain, ditambah juga dengan satu tim yang kadang harus melakukan laga kandang dan tandang dalam selang waktu yang sebentar, membuat draf ini menghadirkan tanya.
Umuh Muchtar (manajer Persib), Wahyu Winarto (GM PSIS), dan Rinold Thamrin (CEO Semen Padang) adalah beberapa pihak yang sudah menyuarakan pendapatnya soal draf jadwal Liga 1 2019 ini. Kebanyakan dari mereka tidak menerima bulat draf jadwal yang ada, dan memilih untuk bersuara di pertemuan antar manajer nanti.
Serupa dengan mereka, dokter tim Bhayangkara FC, Alfan Nur Asyhar, menilai jika kelak draf tersebut menjadi jadwal resmi liga, maka akan merugikan. Apalagi, sepak mula Liga 1 diadakan bertepatan dengan Bulan Ramadhan.
ADVERTISEMENT
Sesi latihan Bhayangkara FC di Lapangan B, Kompleks SUGBK. Foto: Dok. Media Bhayangkara
"Kalau buat tim itu sebenarnya tidak menguntungkan. Kurang ideal itu karena 'kan di saat puasa juga. Nah ini jadi tantangan buat kita, menjaga kondisi para pemain tetap harus fit dan bugar," ujar Alfan ketika diwawancarai kumparanBOLA, Rabu (10/4/2019).
Menilik jadwal dari Bhayangkara FC di awal Liga 1, mereka memang memiliki jadwal yang menarik dari pekan 1 sampai pekan 4. Ada masa ketika mereka memiliki masa pemulihan panjang, yakni dari pekan 2 ke pekan 3 (9 hari). Namun, dari pekan 3 ke pekan 4, mereka hanya memiliki waktu selama lima hari.
Alfan pun menyebut bahwa kunci keberhasilan tim untuk melalui periode berat sebuah liga adalah kerja sama antara pelatih, pemain, dan ofisial tim dalam menjalankan peran masing-masing.
ADVERTISEMENT
"Ini benar-benar harus ketat, dan anak-anak juga harus bisa mengerti hal ini, kemudian apa yang diputuskan dokter harus benar-benar dijalankan, sehingga anak-anak tidak jatuh sakit," tambahnya.
Ketatnya jadwal kompetisi tentunya akan berimbas kepada waktu recovery. Menurutnya, jika tidak sedang berkompetisi di bulan puasa, waktu ideal untuk memulihkan diri adalah tiga sampai tujuh hari. Namun, tiga hari juga bukan waktu yang efisien, apalagi jika sedang menjalani laga tandang karena bisa mengganggu masa istirahat pemain.
Pertandingan Bhayangkara FC VS Bali United di Stadion PTIK, Jakarta. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
"Kalo idealnya sih ya (kompetisi itu) seminggu main sekali, apalagi ini kalo masuk bulan puasa. Kalau tidak puasa sih mungkin seminggu main dua kali bisa dimampatkan, tapi memang benar-benar harus disiplin. Nah ini apalagi pas puasa, main seminggu dua kali ya, saya rasa tidak ideal," ucapnya.
ADVERTISEMENT
"Cuma karena kami kan harus menyesuaikan dengan jadwal, mau enggak mau menyesuaikan. Nah, kami harus benar-benar disiplin, tidak boleh main-main, baru bisa jaga kondisi para pemain," pungkasnya.