Drama Enam Gol Hiasi Kemenangan Bhayangkara FC atas Semen Padang

3 Maret 2019 17:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Piala Presiden akan kembali dihelat pada Maret 2019. Foto: Facebook/Piala Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Piala Presiden akan kembali dihelat pada Maret 2019. Foto: Facebook/Piala Presiden
ADVERTISEMENT
Laga perdana Grup B Piala Presiden 2019 ditutup Bhayangkara FC dengan kemenangan 4-2 atas Semen Padang di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, pada Minggu (3/3/2019).
ADVERTISEMENT
Empat gol yang mengantarkan The Guardian pada raihan poin penuh diciptakan oleh Anderson Salles (9'), Dendi Sulistyawan (67'), Ilham Udin Armaiyn (78'), dan Muhamad Hargianto (88'). Sementara, dua gol balasan Semen Padang dicetak oleh Nildo Victor Juffo (63') dan Florent Zitte (81').
Bhayangkara FC hanya membutuhkan waktu sembilan menit untuk mematrikan keunggulan pertamanya atas Semen Padang. Proses golnya bermula dari sepak pojok yang dilakukan oleh Lee Yu-jun.
Celah yang timbul dalam kotak penalti Semen Padang sangat dimanfaatkan dengan efektif oleh Anderson. Ia berhasil meneruskan umpan kiriman Yu-jun lewat sundulan ke sudut kiri gawang yang dikawal oleh Teja Paku Alam.
Walaupun sang penjaga gawang berhasil menebak arah bola, sudut tembakan Anderson terlampau jauh sehingga bola bersarang mulus di gawang Semen Padang. Tak sampai lima menit berselang, Bhayangkara FC kembali menebar ancaman untuk pemain bertahan Semen Padang.
ADVERTISEMENT
Peluang ini lahir dari kerja sama Wahyu Subo Seto dengan Dendi. Nama yang disebut pertama menggiring bola sambil membuka bagi ruang bagi Dendi untuk melakukan pergerakan tanpa bola.
Begitu rekannya itu sampai ke kotak penalti, Wahyu langsung mengirim umpan yang diteruskan oleh Dendi dengan sepakan mengarah gawang. Namun, tembakan tadi masih mampu dibaca dengan tepat oleh Teja sehingga selamatlah gawang Semen Padang dari kemasukan gol kedua.
Seringnya para penggawa Bhayangkara FC melepaskan tembakan adalah buah dari ringkihnya bangunan pertahanan Semen Padang. Ketertinggalan 0-1 direspons Semen Padang dengan meningkatkan penguasaan bola.
Menghadapi permainan yang demikian, Bhayangkara FC tidak kehilangan cara untuk membangun serangan balik. Umpan-umpan pendek yang menjadi andalan Semen Padang acap dipotong oleh lawan.
ADVERTISEMENT
Situasi ini diperparah dengan keterlambatan transisi dari menyerang ke bertahan sehingga memberikan ruang yang cukup bagi penyerang Bhayangkara FC untuk masuk ke kotak penalti dan melepaskan serangan.
Kabar baik bagi suporter Semen Padang, Teja juga masih mampu melakukan rangkaian penyelamatan gemilang. Contohnya, apa yang dilakukannya saat mematahkan sepakan Vendry Mofu pada awal menit 20-an.
Pun demikian, melepaskan tembakan dari dalam kotak penalti tidak menjadi satu-satunya model serangan yang dilakoni oleh pasukan Alfredo Vera. Saat laga memasuki menit 30, Yu-jun melepaskan sepakan dari luar kotak penalti yang sayangnya digagalkan oleh tiang gawang.
Koneksi lini serang menjadi persoalan lain Semen Padang di paruh pertama. Sebagai catatan, Semen Padang bukannya tak giat membangun serangan. Tapi yang jadi masalah, aliran bola itu acap berputar-putar di lapangan tengah.
ADVERTISEMENT
Baru saat memasuki pengujung babak pertama, pemain-pemain Semen Padang mampu memasuki kotak penalti lawan. Sayangnya, di situasi seperti ini para penyerang mereka justru bermain soliter.
Bola yang menyentuh kotak penalti urung berubah menjadi tembakan mengarah gawang karena penyerang rekan-rekannya terlambat masuk ke kotak penalti untuk meneruskan bola. Dengan permainan demikian, Semen Padang gagal mengejar ketertinggalan 0-1 hingga babak pertama tuntas.
Lima belas menit babak kedua dilakoni Semen Padang dengan bermain agresif. Berbeda dengan apa yang terjadi sebelum turun minum, serangan mereka jauh lebih mengancam. Tapi, Alfredo Vera juga punya cara untuk menangkal serangan demikian.
Ia mengantisipasinya dengan menumpuk enam hingga tujuh pemain di kotak penalti. Hasilnya, walaupun beberapa kali melepaskan tembakan, rangkaian serangan itu cenderung sporadis sehingga masih bisa dimentahkan oleh tembok pertahanan Bhayangkara FC.
ADVERTISEMENT
Buntunya serangan dari dalam kotak penalti tidak membikin Semen Padang kehilangan akal. Pada menit 63, Juffo justru melepaskan sepakan dari luar kotak penalti. Tembakan melengkung itu tidak mampu dimentahkan oleh Wahyu Tri Nugroho sehingga menggeser kedudukan menjadi 1-1.
Keberhasilan Semen Padang mencetak gol penyama kedudukan direspons Bhayangkara FC dengan serangan cepat. Hasilnya tidak mengecewakan karena pada menit 67, Herman Dzumafo sukses mengirim umpan kepada Dendi yang berhasil dikonversi menjadi gol pembalik keunggulan. Gol kedua Bhayangkara FC ini juga membuktikan bahwa Dzumafo layak buat disebut sebagai super sub karena ia turun arena sebagai pemain pengganti.
Salah besar jika torehan Bhayangkara FC terhenti sampai di gol kedua. Dzumafo tidak menjadi satu-satunya super sub Bhayangkara FC di laga ini. Baru dua menit menginjak lapangan, Ilham Udin berhasil mencatatkan namanya ke papan skor lewat gol yang lahir dari kerja samanya dengan Dzumafo pada menit 78.
ADVERTISEMENT
Hebatnya, Semen Padang belum menyerah walau tertinggal dua gol saat waktu normal menyisakan sembilan menit. Juffo kembali membuktikan kualitasnya lewat kiriman assist kepada Zitte.
Pemain yang namanya disebut terakhir itulah yang berhasil menaklukkan Wahyu di bawah mistar gawang. Adapun gol ini juga merupakan buah keterlambatan Putu Gede dalam menutup serangan Semen Padang yang berawal dari sisi sayap.
Pesta gol Bhayangkara FC ternyata belum usai walau laga sudah sampai di pengujung. Hargianto yang juga masuk sebagai pemain pengganti berhasil memaksa Teja untuk memungut bola dari gawangnya sendiri pada menit 88.
Empat menit waktu tambahan berakhir tanpa tambahan gol kedua tim. Kemenangan yang direngkuh dalam pertandingan sengit ini mengganjar Bhayangkara FC dengan torehan poin penuh pertama.
ADVERTISEMENT