Dugaan 'Chant' Diskriminatif Suporter Inggris Berbuah Investigasi FIFA

13 Juli 2018 4:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suporter Inggris di laga vs Kroasia. (Foto: REUTERS/Darren Staples)
zoom-in-whitePerbesar
Suporter Inggris di laga vs Kroasia. (Foto: REUTERS/Darren Staples)
ADVERTISEMENT
Epos Timnas Inggris di Piala Dunia 2018 dinodai oleh suporternya sendiri. Di laga semifinal yang berakhir dengan kemenangan 2-1 Kroasia, suporter Inggris berulah di tribune penonton. Lewat pernyataan resminya, FIFA menegaskan bahwa mereka memulai proses investigasi terhadap kemungkinan perlakuan diskriminatif yang dilakukan oleh suporter Inggris di pertandingan yang dihelat di Luzhniki Stadium pada Kamis (12/7/2018) itu.
ADVERTISEMENT
Investigasi ini dibuka setelah FIFA menerima laporan dari sistem anti-diskriminasi terkait peristiwa yang terjadi di pertandingan tersebut. FIFA memang belum menjelaskan seperti apa jelasnya perlakuan diskrimatif tersebut.
Namun, sejumlah pihak meyakini chant "No Surrender" yang terdengar dari kelompok kecil suporter Inggris saat lagu kebangsaan mereka dikumandangkan, menjadi salah satu penyebabnya. Adapun, chant "No Surrender" ini dikenal sebagai nyanyian yang digunakan untuk menentang Republik Irlandia (anti-IRA). Selain itu, Daily Telegraph juga melaporkan menyoal keberadaan chant anti-Islam dan salam NAZI di prosesi jelang laga tersebut.
"Kami mengonfirmasi bahwa laporan telah diajukan sebagai tanggapan atas temuan dari sistem pemantauan anti-diskriminasi menyoal teriakan yang mungkin bersifat diskriminatif yang dilakukan oleh suporter Inggris di laga melawan Kroasia," tegas FIFA.
ADVERTISEMENT
"Saat ini, proses investigasi terhadap Federasi Sepak Bola Inggris (FA) telah dibuka. Perkembangan selanjutnya akan diumumkan dalam waktu dekat. Dan selama proses berlangsung, harap dipahami bahwa kami tidak dapat berkomentar lebih lanjut," demikian bunyi pernyataan FIFA.
Permintaan maaf Timnas Inggris usai gagal mencapai final Piala Dunia 2018. (Foto: Christian Hartmann/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Permintaan maaf Timnas Inggris usai gagal mencapai final Piala Dunia 2018. (Foto: Christian Hartmann/Reuters)
Jika tuduhan tentang NAZI salute itu benar-benar terbukti, maka ini akan menjadi kedua kalinya Inggris tersandung insiden serupa di Piala Dunia 2018. Sebelumnya, tiga suporter Inggris dihukum larangan menonton pertandingan karena kedapatan melakukan penghormatan ala NAZI saat menyaksikan laga melawan Tunisia.
Dua dari tiga orang itu juga kedapatan menyanyikan lagu anti-semitisme di Volgograd Arena. Akibatnya, keduanya diganjar hukuman larangan menonton pertandingan selama tiga tahun. Sementara, satu orang lagi mendapat hukuman yang lebih berat, dilarang menonton laga selama lima tahun.
ADVERTISEMENT